Senin, 06 April 2015

BAB II NILAI MORAL PANCASILA DALAM NOVEL IKTIRAF SEKUNTUM MELATI KARYA MASHDAR ZAINAL



BAB II PENGOLAHAN DATA  
  
2.1 Sinopsis Cerita
Sebuah nada kehidupan, tangan Sang hidup telah mengatar Yasmin pada suatu sore yang jingga, di kaki langit, di atas sebuah kapal yang mengantar para penumpang berlayar dari teluk Lampung ke pulau Jawa yang semakin ke timur. Angin semilir liar, menabrak wajah Yasmin. Ia membentangkan kedua tangannya, lalu memejamkan kedua matanya: sejuk. Di tempat itu Yasmin bisa merasakan yang dirasakan oleh Rose dalam flim Titanic, hanya bedanya dia berada dalam pelukan sang kekasih sementara Yasmin tidak.
Di ufuk barat, baginda surya sudah mulai lelah menimang siang dan nantinya akan menyerahkan kedudukannya pada bulan si ratu malam. Warna jingga sempurnah menyumbah air laut dan mengindahkan wajahnya menjadi jingga pula. Silau menyilet mata. Pikiran Yasmin pun menerawang ke masa lalu yang suram.tidak lama lagi ia akan sampai di kampung halamannya, Yasmin tidak sabar lagi untuk bersimpuh di kaki emak, dan mengecup kening Tabah anaknya yang sudah empat tahun ia tinggalkan untuk mengadu nasib di negeri orang, Negeri Sembilan, Jiran.
Yasmin memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Tabah, ia memiliki anak tidak dalam keadaan sudah menikah atau sudah menjadi seorang istri. Melainkan ia memiliki anak karena perbuatan keji Ayah tirinya yang bernama Jayus. Pada suatu ketika, disaat Yasmin masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, ia sangat banyak mendapat pujian dari orang-orang, semakin bertambah usianya semakin anggun terutama bagi pandangan kaum Adam, Yasmin memiliki magnet tersendiri bagi mereka.
Terkisah akan perjalanan Yasmin pada hari naas itu, ia tidak pergi ke sekolah dikarenakan tidak enak badan. Emak sudah berangkat ke sawah berangkat berhsama Jayus. Ketiga anak Jayus juga tidak ada di rumah, yang satu sekolah, yang satu berkunjung ke rumah mertuanya, dan yang satu lagi pergi entah kemana. Dan jadilah rumah besar Jayus itu menjadi sangat menakutkan bagi Yasmin. Perasaan takut yang berlebihan menyusup ke rongga dadanya. Demi mendiamkan diri Yasmin kembali masuk kamar, merebah dan membungkus badan dengan selimut tipis. Beberapa saat ia mendengar suara pintu yang dibuka, dan sebuah ketukan pintu di kamarnya. Jayus berteriak agar dibukakan pintu kamar Yasmin, dengan dalih ingin memberikan obat kepada Yasmin, dengan membuang rasa takut Yasmin membukakan pintu kamarnya.
Dengan cepat Yasmin mengambil obat yang ada di tangan Jayus, dan langsung menutup kembali pintu kamarnya. Tetapi Yasmin tersentak karena Jayus yang besar mencengkam daun pintu kamar dengan kuat. Sehingga Yasmin mengeluarkan tebaga yang asia-sia. Disaat itu pula kehancuran Yasmin terjadi, Jayus memaksakan Yasmin untuk melayaninya seperti sepasang suami istri. Sekuat tenaga Yasmin mencoba melakukan perlawanan, tetapi itu hanya sia-sia. Jayus lebih kuat untuk mengendalikan itu semua, Jayus menyeretnya masuk ke kamar dengan kasar, ia melemparkan tubuh Yasmin ke tempat tidur, dan mengunci pintu dari dalam. Yasmin mencoba untuk berteriak meminta tolong, tetapi dengan sigap Jayus menyumpal mulut Yasmin dengan sarung bantal dan tangannya diikatnya dengan kuat dengan sarung guling. Kemudian Jayus melecuti sebagian pakaian Yasmin yang basah oleh keringat perlawanan dan air mata, dengan buas Jayus memainkan tarian-tarian yang memuakkan di atas tubuh Yasmin. Ia terengah-engah menggali sumur penderitaan untuk menyeret Yasmin dalam kegelapan yang panjang. Semakin lama Jayus memperlakukan hal itu kepada Yasmin, semakin ia menyadari bahwa emaknya bersuamikan binatang hutan yang hanya memiliki perikebinatangan. Setelah ia menikmati ritual setannya, ia mencoba mengancam Yasmin, jika suatu saat Yasmin membuka cerita tentang apa yang sudah terjadi hari itu.
Mulai hari itu pula kehancuran pada diri Yasmin terjadi, beni yang sudah ditanamkan oleh Jayus berkembang menjadi janin yang tidak berdosa. Semakin lama semakin membesar pula perutnya, hingga ia tidak bisa lagi untuk menyembunyikan itu semua dari emaknya. Emak pun selalu bertanya kepada Yasmin mengapa ia begitu larut dalam kesedihan akhir-akhir ini, dengan nada gemetaran Yasmin menjawab dan menjelaskan kepada emak bahwa ia diperkosa dan hamil. Emak tersentak penuh tangisan mendengar pengakuan dari Yasmin, dari luar Jayus mendengar Yasmin dan emak berbincang. Jayus berteriak seakan terkejut mendengar pengakuan Yasmin bahwa ia telah diperkosa dan hamil, memang pandai Jayus berekting seperti seorang aktor pada sebuah flim. Jayus memang sangat pandai untuk menyembunyikan perlakuan bejatnya kepada Yasmin, sehingga ia berpura-pura bertanya kepada Yasmin siapa yang telah memperkosa dan ayah dari bayi yang ia kandung.
Yasmin hanya diam, tidak menjawab semua pertanyaan Jayus. Kasus kehamilan Yasmin telah merebak ke telinga-telinga tetangga di balik dinding, secepat mereka menerima kabar pembagian raskin . dengan kejadian itu Yasmin enggan untuk keluar rumah, hingga beberapa bulan kemudian terdengarlah suara tangisan seorang bayi laki-laki yang pilu mengalahkan kilatan petir pada saat itu. Bayi laki-laki itu lahir untuk menjemput kepahitan akan tragedi  seorang anak berayah kakek, air mata Yasmin pun berlinang melihat bayi yang tidak bersalah itu. Dengan sepenuh doa Yasmin melekatkan nama Tabah Zakariya pada bayinya, berharap dengan nama itu semoga Tuhan senantiasa menganugrahkan ketabahan pada anaknya, sebagaimana Nabi Zakariya yang tak gentar menjalani ujian hidup dari tuhan.
Semakin hari, semakin bertambah pula usia Tabah. Yasmin selalu mendapat sindiran dari Jayus bahwa dengan adanya Tabah biaya kehidupan bertambah. Yasmin mengerti apa maksud dari ucapan Jayus, Jayus menginginkan Yasmin bekerja. Atas dasar tuntutan, maka dengan pias hati Yasmin meninggalkan Tabah sedangkan usianya baru beberapa bulan, maka sebelum kaki Yasmin benar-benar melangkah ia bersimpuh di kaki emak untuk memohon restu dan doa yang senantiasa. Yasmin meninggalkan rumah kelabu lega-lega berat. Karena dua orang yang sangat ia cintai telah terperangkap di rumah Jayus, tidak ada satu kata pun yang paling lega ia ucapkan selain permohonan pada Tuhan agar Allah selalu melindungi emak dan Tabah dari tangan-tangan buruk makhlukNya.
Hampir empat tahun Yasmin menjadi dobi di negeri tetangga, dan selama empat tahun itu pula ia menjalani peran dengan baik. Sangat banyak sekali kisah yang ia alami selama menjadi seorang TKW, yang apabila dikisahkan maka perlu sebuah buku untuk mengisahkannya.  Sesungguhnya Yang di atas tidak hendak memberi beban pada hambanya, kecuali sebatas kemampuannya. Kata-kata itu keluar dari ucapan seorang laki-laki yang bernama Raihan Mahbubi, Raihan adalah laki-laki yang ia temui di kapal. Laki-laki yang telah berbaik hati membantu mengangkatkan tas Yasmin, mereka berbincang di kabin kapal sambil memakan roti yang di keluarkan dari tas Raihan.
Semilir angin perawan, hangat matahari muda, jalan beraspal yang masih berpasir, pepohonan tepi jalan yang masih menyisakan embun, kawanan pohon tebu yang menari-nari, semua tersusun demikian harmonis dan elegan. Tuhan telah melukisnya dengan kanvas dari surga, sampailah Yasmin di kampung kelahirannya. Yasmin mulai mengingat akan masa lalu yang begitu gelap, masa lalu yang telah merusak masa depannya. Tapi perasaan Yasmin berangsur tenang di karenakan perjalanan yang sangat panjang, sendi-sendi tubuhnya pun meminta untuk diistirahatkan. Ia melepaskan kerinduannya emak dan Tabah yang sudah berusia empat tahun, memeluk tubuh mungil yang ada di depan matanya yaitu Tabah.
Berlama-lama di rumah Jayus, Yasmin merasa tidak nyaman. Ia terkadang kemabli takut jika teringat akan masa lalunya, apalagi disaat ia sendrian di rumah. Yasmin memutuskan untuk bekerja kembali, tetapi tidak ke negeri orang masih sekitaran indonesia saja. Berhari-hari dan berjam-jam Yasmin mengurung diri di dalam kamar, sehingga orang-orang
Cerita ini berawal dari seorang gadis cantik yang bernama Yasmin. Ia adalah anak seorang janda yang memiliki pekerjaan mencari kayu bakar di hutan untuk dijual kembali, sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kehidupan sehari-hari bersama Yasmin. Selama ibunya  mencari kayu bakar Yasmin hanya di rumah saja, karena emaknya tidak mengizinkan Yasmin untuk ikut serta dalam mencari kayu di hutan. Saat usian Yasmin beranjak enam tahun, tiba pada suatu minggu yang sangat cerah, secerah hati anak-anak yang menemukan liburan seminggu sekali dan setelah sekian lama Yasmin tidak diperbolehkan untuk ikut bersama ibunya mencari kayu di hutan, tepat pada gari itu ibunya memperbolehkan Yasmin untuk ikut bersamanya mencari kayubakar sebagaimana keseharian yang ibunya lakukan.
Pagi-pagi remang Yasmin dan emaknya bergegas menuju hutan dengan bekal arit doro, beberapa utas tali, dan sebotol plastik air putih, dan tidak lupa pula topi lecek atau capil. Berangkatlah lima orang emak dan tiga orang anak kecil ke belantara demi tuntutan hidup, menegak badan menyambung nyawa. Yasmin sangat berbesar hati memiliki seorang emak, ia merupakan seorang ibu rumah tangga yang lembut sekaligus kepala keluarga yang tangguh. Bagaimana tidak Yasmin kehilangan seorang Ayah disaat usianya masih tiga bulan, semenjak itu pula emak mempertaruhkan sisa umurnya untuk mencari nafkah. 
Singkat cerita Yasmin ingin terbebas dari masa lalunya yang kelam tetapi malah terjerat dengan kegundahan hatinya. Ia menanyakan keadilan tuhan juga kasih sayang-Nya untuk dirinya. Hingga datanglah sebentuk rasa cinta tulus yang ditawarkan oleh seorang pemuda bernama Raihan. Tetapi itu semua tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Raihan, Yasmin menolak dengan segala penjelasan yang menggalir dari mulutnya. Ada cerita masa lalu yang kelam yang masih menggelayuti hidupnya, dari itu Yasmin tidak bisa menerima Raihan yang begitu baik untuknya. Yasmin pun harus bisa menerima jika Raihan menikah dengan perempuan lain yang menjadi pilihannya.
Hari-hari berlalu begitu saja, pada suatu saat Jayus berniat untuk mengulang kejadian dimasa lalu. Kejadian yang telah menhancurkan kehidupan Yasmin, dengan mata menyalak bagai srigala yang menemukan mangsanya Jayus mulai memperlakukan Yasmin dengan kebiadapannya. Yasmin terus melakukan perlawanan, hingga pada akhirnya Yasmin menemukan sebuah tongkat berkarat dan menghantam kepelipis Jayus, hingga Jayus roboh ke tanah. Bercak darah mulai mengotori tangan Yasmin. Yasmin pun harus mempertanggung jawabkan apa yang sudah ia perbuat terhadap Jayus, walaupun keadaannya Yasmin ingin menyelamatkan diri dari serangan Jayus. Warga membawa yasmin ke kantor kelurahan, dari kantor kelurahan dibawa kepolisian kecamatan, dan dibawa lagi ke kabupaten di sana ia mengianap semalam sebelum akhirnya dibawa ke ibu kota provinsi. Di sana ia ditahan di lembaga tahanan khusus perempuan. Ruang berjeruji itu tidak seburuk yang ia bayangkan, ukuran ruang ini sekitar empat kali tiga. Sehari sudah ia menghuni kamar sesak itu, ia pun tidak pernah menharapkan seseorang yang menjenguknya, bahkan emak. Bisa ia bayangkan beatapa remuknya hati emak, ketika didapatinya anak semata wayangnya menjadi seoran kriminal, seorang pembunuh, pembunuh dari suami emaknya sendiri. Jasad Jayus yang membujur waktu itu sudah lebih dari cukup untuk menyeretnya ke tempat ini. Barangkali hanya ada satu orang yang bisa menerima semua penjelasannya di dunia ini yaitu Raihan.
Apa yang ia harapkan benar terjadi, seorang sipir datang menghampirinya menyampaikan pesan bahwa ada seorang pemuda yang ingin bertemu dengannya. Raihan tidak datang sendiri, ia membawa Tabah malaikat kecil Yasmin. Yasmin memeluk Tabah dengan erat, tanpa berhenti untuk mencium anaknya yang sangat ia sayangi. Raihan datang membawa kabar yang tidak baik untuk Yasmin, kabar bahwa emak telah meninggal sebulan lalu. Tabah pun tinggal di yayasan Insan Karim, yang barada ddi sebelah kantor kecamatan, Yasmin bersedih membayangkan anaka semata wayangnya hidup terlunta-lunta.
Tuhan punya banyak rencana, dan Yasmin tidak akan menyia-nyiakan itikad baik hambaNya. Jeruji besi ini akan menjadi rumah bagi Yasmin untuk beberapa tahun ke depannya. Jikalau jeruji besi bisa membuat seorang manusia menjadi lebih baik, maka sesungguhnya jeruji itulah tempat yang baik. Yasmin mendapat bingkisan dari mbak Ainin kakak dari Raihan, Yasmin membuka dengan menitik air mata. Selembar kain sutra berbetuk persegi sewarna putih melati terlipat cantik di dalamnya. Ada sebuah kartu terselip di antaranya, ada sebuah kartu terselip di antaranya, perlahan Yasmin membaca sebaris kalimat yang ditulis tangan. Kalimat itu adalah “Kita tercipta karena putih cintaNya dan cinta itu akan selalu seperti itu, selamanya.” 
 Dari Sinopsis di atas, dapat dibuat peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan Nilai-nilai Moral Pancasila:
a.       Yasmin yang dirayu oleh Jayus untuk memenuhi keinginan biadapnya;
b.      Yasmin yang berteriak minta tolong untuk lepas dari tangan Jayus yang berusaha untuk memperkosanya;
c.       Yasmin yang harus melawan keinginannya untuk melakukan aborsi terhadap bayi yang tidak berdosa, atas kebiadapan Jayus;
d.      Yasmin melahirkan seorang bayi laki-laki dan ia memberikan nama Tabah;
e.       Raihan yang mencoba memberikan kekuatan kepada Yasmin, dengan semua cobaan yang selama ini Yasmin rasakan. Meyakinkan bahwa ia adalah oran pilihan dari Tuhan;
f.       Yasmin yang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara sembahyang, karena Yasmin merasa nyaman dan damai;
g.      Yasmin mendapatkan majikan yang sangat baik, dimana tempat ia bekerja sebagai pembantu;
h.      Yasmin merasa semua tidak adil, atas apa yang telah dilakukan Jayus kepadanya. Jayus masih bisa melenggang hidup dengan nyaman;
i.        Yasmin dan Raihan yang saling mencintai;
j.        Masyarakat yang mulai membicarakan Yasmin, mereka beranggapan Yasmin adalah perempuan penggoda laki-laki;
k.      Yasmin yang harus meninggalkan Tabah demi memenuhi kebutuhan dan tuntutan yang harus ia penuhi;
l.        Yasmin harus ikhlas dalam menerima keputusan hukum, dimana ia harus hidup dalam jeruji besi untuk beberapa tahun berikutnya;
m.    Yasmin berserah kepada Tuhan akan jasadnya pada waktu yang telah ditentukan Tuhan.


2.2 Analisis Nilai-nilai Moral Pancasila
Untuk mengatakan bahwa moral seseorang itu merosot atau tidak, perlu ada patokan dan ketentuan minimal, yang harus dipakai. Kalau batas tidak ada, akan kaburlah nilai moral Pancasila itu. Nilai moral harus ditentukan dengan pasti dan diadakan di atas dasar yang kuat. Tidak perlu bersilat lidah, ttapi langsung kepada yang dituju dan dengan berani mengoreksi kesalahan yang telah lalu. Tidak perlu mencari pendapat ahlii moral dari dunia Barat dan Timur, cukup kembali kepada dasar negarra yang diakui bersama menjadi landasan hidup dari setiap warga negara Indonesia yaitu “Pancasila”.
2.2.1 Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai moral tidak boleh berlawanan atau bertentangan dengan agama yang dianut. Apabila seseorang mengaku beragama, akan tetapi ia tidak mengakui nilai moral yang diajarkan oleh agamanya, berarti ia tidak mengakui Sila Pertama dalam Pancasila.
Dradjat (1977: 30) menyatakan:         
Nilai moral dalam agama Islam diatur atau dijelaskan dalam bentuk suruhan dan larangan Tuhan. Apa yang disuruh Tuhan itulah nilai yang baik dan yang dilarang-Nya itulah yang tidak baik dan harus dijauhi. Segala tingkah laku, perbuatan, perkataan dan cara hidup seorang muslim, harus sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk lebih jelasnya mengenai nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Ketuhanan  Yang Maha Esa dapat kita lihat dalam kutipan-kutipan berikut:
(1). “jangan!”, “aborsi!”, “jangan!”, “gugurkan!” Astaghfirullah.. aku tersentak dan kembali. Demi mendengar bisikan-bisikan itu, beberapa bulan aku kikuk memahami nasibku sendiri. Beberapa bulan aku memamerkan sedu sedan hanya kepada Tuhan. (Zainal, 2012: 52).
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin berada dalam keraguan. Bagaimana ia harus menjalankan hidup untuk selanjutnya dengan keadaan ia harus menanggung perbuatan keji yang ia dapat dari Jayus. Menerima keadaan bahwa ia harus menerima anak yang saat itu berada di dalam kandungannya. Dalam benak Yasmin pernah terlintas ingin mebunuh janinnya, tapi ia berusaha Istighfar mengingat bahwa Tuhan slalu ada dan tidak pernah tidur.
(2)   Maka dengan sepenuh doa kulekatkan nama Tabah Zakariya pada dirinya. Dengan nama itu semoga Tuhan senantiasa menganugerahkan ketabahan saat dirinya sebagaimana nabi Zakariya yang tak gentar menjalani ujian hidup dari Tuhannya. (Zainal, 2012: 66).
 Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin mencoba memberikan kekuatan bagi anaknya Tabah, dengan nama yang telah ia berikan Tabah Zakariya bisa melalui ujian dari Tuhan. Tabah akan selalu ingat bahwa Tuhan itu ada dan tidak pernah jauh dari dirinya.
(3)   “Saya hanya berusaha menerima sesuatu yang telah dipilihkan Tuhan untuk saya. Mungkin nasib yang menimpa saya amatlah masuk akal bai sesorang untuk melakukan hal yang di luar batas. Tapai berusaha agar Tuhan menghindarkan saya dari hal yang demikian. (Zainal, 2012: 74).
                                       
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Raihan mencoba untuk menguatkan Yasmin dengan keadaan yang telah menimpahnya. Bahwa Yasmin adalah orang-orang pilihan dari Tuhan untuk menjalani ujian-ujian yang ada. Apa pun yang terjadi Raihan mencoba menerima semua itu, semua yang telah diberikan Tuhan dengan lapang dada. Meskipun demikian ia salut dengan ketabahan Yasmin menjalani hidup selama ini.

(4)   Entah dari kubah masjid yang mana, suara tarhim melengking bagai irama keramat dari langit, aku sendiri merinding mendengarnya. Aku memutuskan untuk mampir ke mushola di pojok stasiun, untuk sedikit merenggangkan otot kaki sekaligus sembahyang subuh. (Zainal, 2012: 288).

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin masih terus mengingat Tuhan, dengan cara ia sholat mendekatkan diri kepada Sang pencipta. Yasmin merasa dengan ia mendekatkan diri kepada Tuhan, maka semua hal yang ia rasakan begitu nyaman dan mendamaikan dirinya. Yasmin tidak merasa terbebankan dengan senua cobaan selama ini yang ia dapat dari Tuhan.
(5)   Jeruji bukanlah sebuah penghalang untuk terus melangkah, menempatkan hidup pada tempatnya. Tuhan punya banyak rencana, dan Dia tak akan menyia-nyiakan i’tikad baik hambaNya. (Zainal, 2012: 323)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin berserah dan percaya akan jalan yang telah Tuhan rencanakan untuknya. Yasmin sudah berlapang dada menerima semua jalan takdir dari Tuhan, dimana ia harus menjalankan hidup selama beberapa tahun kedepan di jeruji besi sebagai rumah.
(6)   “Itu bukan siksa, Yasmin. Itu ujian. Ketahuilah bahwa semakin besar ujian Tuhan yang diberikan padamu maka sebenarnya semakin besar kasihNya kepadamu. Hanya saja bagaiman kamu menghadapi semua itu dengan sabar atau yang,” suara yang lain membisikiku dengan sangat tenang. (Zainal, 2012: 50)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin telah diberi kekuatan oleh suara yang seakan membisikinya, tetapi sebenarnya itu adalah suara hatinya sendiri. Suara hati yang meyakinkan diri bahwa Tuhan itu akan selalu ada disaat ia kesulitan, karena semua kesulitan yang dialaminya adalah cobaan untuk menguatkan dan mendekatkan diri kepadaNya.
2.2.2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal terdapat nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Daradjat (1977: 31) menyatakan:
Kemanusiaan adalah peri kemanusiaan yang diajarakn oleh agama, dana keadilan, ialah yang ditentukan oleh ajaran agama dan sopan-santun atau adab ialah tidak bertentangan dengan agama. Dan dapat kita simpulkan sebagai berikut: nilai moral yang berhubungan dengan Sila kedua adalah nilai kemanusiaan yang mempunyai kecendrungan kepada sikap adil dan beradap, yang dikehendaki oleh Tuhan.
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal. Penulis menguraikansecara terperinci bahwa novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal mengandung nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan-kutipan dari novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal berikut ini:
(1)     Aku mencintaimu Raihan.... sangat mencintaimu... seperti Majnun. (Zainal, 2012: 246).

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin memiliki rasa cinta yang besar terhadap Raihan. Rasa cinta di antara manusia yang diciptakan oleh Tuhan, rasa kagum yang tiada  henti Yasmin berikan kepada Raihan. Sosok yang sangat bijaksana dimata Yasmin, sosok yang penuh perhatian, sehingga cinta yasmin begitu kuat seperti Majnun kepada Raihan.
(2) “Kok bisa,” katanya menyebalkan, “pasti Yasmin sendiri yang memancing laki-laki itu, sampek digremeti.”
“Iya, mana mungkin ada asap kalau tidak ada api,” kata yang satunya dengan pepatah basi. (Zainal, 2012: 58)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa mereka masyarakat yang ada di desa di mana Yasmin berada melakukan tindakan semena-mena menuduh Yasmin yang tidak melakukan apa-apa. Yasmin hanya korban dari kebiadabpan Jayus yang tidak bertanggung jawab. Lempar batu sembunyi tangan itulah yang dilakukan Jayus kepada Yasmin, sehingga berbagai tanggapan muncul kepada Yasmin. Yasmin wanita penggoda laki-laki itulah yang ada dimata masyarakat saat itu.
(3)     Adapun suami Bu Zahra ialah seorang lelaki bijaksana berwajah jernih. Namanya Bapak Farih, beliau seorang pekerja kantoran. Beliau juga menerimma kehadiranku di rumah dengan senang hati. (Zainal, 2012: 70).

Berdasar kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa keluarga di tempat Yasmin bekerja sangat menerima Yasmin dengan baik. Yasmin diperlakukan dengan hormat, walaupun ia hanya seorang pembantu rumah tangga di negeri orang. Sang majikan sangat menjunjung tinggi  nilai kemanusiaan, tanpa membeda-bedakan derajat seseorang, Yasmin merasa berada di antara keluarga sendiri karena kenyamanan yang diberikan majikan kepada Yasmin.
(4)     Yasmin, kamu cantik sekali, “katanya sambil mencolek pipiku tanpa sopan santun. Aku pun balas menampik tangannya dengan kasar. Ia menjadi marah. (Zainal, 2012: 42).

Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa keadaan yang dialami oleh Yasmin adalah perlakuan yang tidak baik yang ia dapat dari seorang Ayah kepada anaknya. Meskipun Yasmin merupakan anak tiri bagi Jayus tapi ia adalah anak oleh Jayus. Dalam agama Islam seharusnya seorang Ayah melindungi anaknya, bukan untuk melakukan pelecehan kepada anak. Tingkah laku Jayus ini tidak sesuai dengan ketentuan nilai moral Pancasila pada Ketuuhann Yang Maha Esa.
(5)     “Tolong!” aku mulai berteriak dan secepat kilat tangan Jayus yang satunya membekap mulutku. Jaantungku meronta tak karuan diiringi asinnya air mata ketakutan yang mulai lelah. Jayus terus menyeretku ke kamar dengan kasar, ia melemparku ke dipan dan mengunci gerendel pintu dari dalam. (Zainal, 2012: 42).

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Jayus bersikap seperti bukan seorang muslim, ia mencoba untuk menggauli anaknya sendiri. Ini sangat jelas dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa, ini merupakan perbuatan yang sangat dibenci Tuhan.
(6)     Alhamdulillah, Mak. Di sana Yasmin dapat majikan yang sangat baik, bahkkan majikan Yasmin itu sudah menganggap Yasmin seperti keluarga sendiri.” (Zainal, 2012: 89).

Berdasarkan kutipan di atasa dapat dijelaskan bahwa Yasmin merasa sangat dihargai oleh majikannya dimana ia bekerja. Majikannya tidak memebedakan derajat antara majikan dan pembantu, majikan Yasmin mencoba untuk membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan.
(7)     Atas dasar tuntutan, maka dengan pias hati aku meninggalkan Tabah sedangkan usiannya baru beberapa bulan. (Zainal, 2012: 68).

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin merasa sangat bertanggung jawab atas kehidupan anaknya Tabah, maka dari itu ia memutuskan untuk pergi ke negeri orang mencari nafkah untuk anaknya yang masih sangat kecil untuk ditinggal seorang Ibu. Atas dasar tuntutan Yasmin harus kuat dan ihklas menjalankan hidup, semuanya Yasmin lakukan untuk kebahagiaannya dan Tabah kelak.
(8)     Berulang kali aku bersyukur dalam hati, bahwa kenekatanku ke Jakarta mendapat sambutan melegakan. Semua sungguh di luar bayangannya. (Zainal, 2012: 110)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin sangat merasa bersyukur atas perkenalannya denga Raihan beberapa mingu lalu saat berada di kapal. Ternyata perkenalan itu tidak hanya di antara mereka berdua saja, tetapi juga dengan keluarga Raihan yang lainnya yaitu kakak Raihan mbak Ainin. Mereka semua menyambut Yasmin dengan senang hati. Ternyata masih bnyak kebahagiaan yang di berikan Tuhan kepada Yasmin dengan mempertemukannya dengan Raihan. Ini semua adalah jalan yang sudah dikendaki oleh Tuhan.
2.2.3 Persatuan Indonesia
Nilai moral Pancasila yang berhubungan dengan Sila ketiga ialah, setiap warga indonesia harus mempunyai jiwa, yang otomatis ingin bersatu dan mempersatukan. Maka setiap perkataan, sikap dan perbuatan harus membawa kepada persatuan.
Daradjat (1977: 32) berpendapat bahwa “Rasa persatuan harus tertanam dalam hati setiap orang, dia ingin bersatu dan mempersatukan karena dorongan dari dalam, bukan desakan dari luar, atau karena kepentinggan tertentu.”
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal. Penulis tidak menemukan kutipan yang sesuai dengan sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, karena di dalam novel ini tidak ada kutipan yang menyatakan persatuan, kesatuan, dan kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentinan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Begitu juga denan sanggup dan rela berkorban untuk negara dan bangsa, apabila diperlukan.
2.2.4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan
Sila keempat dari pancasila, dapat menjadi bagian dari nilai moral setiap orang di tanah air Indonesia. Orang yang merasa haknya sebagai rakyat kecil tidak diperhatikan, atau diindahkan oleh orang yang berkuasa dan berpengaruh. Daradjat (1977: 33) mengatarakan:
Setiap tindakan dan perbuatan yang menyangkut kepentingan lebih dari satu orang, harus melalui permusyawaratan, perundingan dan sebagainya. Dalam segala segi, baik dalam rumah tangga, sekolah, dalam perusahaan, instansi pemerintahan dan dalam segala bidan kehidupan, setiap masalah hendaknya melalui perundingan dan permusyawaratan antara anggota kelompok itu.
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal. Penulis menguraikansecara terperinci bahwa novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal mengandung nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan-kutipan dari novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal berikut ini:
(1)     Aku bukanlah orang penting yang mampu membeli hukum, bukan pula orang orang cerdas yang pandai menguraikan alibi-alibi. Maka, stelah warga menyampaikan laporannya, dengan saksi-saksi dan bukti-bukti yang memberatkan, aku pun resmi dovonis bersalah. (Zainal, 2012: 309).

Berdasarkan kutipana di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin harus menerima semua musyawarah dari masyarakat dan pihak polisi bahwa ia benar-benar bersalah, Yasmin membunuh Jayus itulah kenyataan yang harus Yasmin hadapi selanjutnya. Menjalankan hukuman dibalik jeruji besi, pahit memang tetapi itu sudah menjadi keputusan bersama yang harus Yasmin jalankan.
(2)     Kini, biar kuserahkan jasadku pada waktu
        Darah ini mengering dan kembali basah oleh air mata                                   
        Darah ini tintah yang akan menuliskan berlembar-lembar elegi
        Kini, biar kuserahkan jasadku pada waktu
        Sampai hitam ini membeku, sampai kelam ini membatu
        Kini, biar kuserahkan jasadku pada waktu
        Telah kurelakan ia menjadi hakimku. (Zainal, 2012: 308).

        Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin telah ihklas menerima apa pun keputusan yan akan terjadi. Itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan atas apa yang telah ia lakukan. Yasmin hanya bisa berserah kepada Tuhan, menjalani kepedihan hidup dibalik jeruji besi yang telah menjadi pilihan dari Tuhan untuk Yasmin. Ini sudah menjadi keputusan bersama, yang harus ia lalui dengan penuh rasa tanggung jawab.
2.2.5 Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Hubungan antara manusia ini dapat dibina dan dopelihara, antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama dalam masyarakat dan negara yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Daradjat (1977: 34-47) mengatakan:
Kata keadilan sosial pun dapat diartikan menurut kepentingan dan kepanddaian tiap orang. Mungkin saja bagi orang yang berkuasa dan berjiwa loba-tama (serakah), akan menganggap adil, apabila segala kepentingan pribadinya didahulukan. Misalnya karena ia seorang kepala atau kesayanan kepala, maka setiap prioritas dan fasilitas harus diutamakan bagi dirinya.
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal. Penulis menguraikansecara terperinci bahwa novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal mengandung nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan-kutipan dari novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal berikut ini:
(1)     Pagi-pagi remang kami sudah bergegas dengan bekal arit doro, beberapa utas tali, dan sebotol plastik air putih, dan tak lupa topi lecek atau capi. Maka kami pun berangkat dengan pakaian seadanya. (Zainal, 2012: 16)
                                        
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin dan Emak bersama-sama mencari kayu ke hutan untuk menyambung hidup. Ini Emak lakukan untuk menjalankan keseimbangan antara hak dan kewajiban seorang oran tua tunggal bai Yasmin saat itu. Melakukan semua pekerjaan demi mencari sesuap nasi untuk anaknya Yasmin. Hal itulah yang harus dipertaruhkan Emak selam menjadi orang tua tunggal untuk Yasmin.
(2)     Tanpa sepengetahuan Emak aku sendiri sepulan sekolah suka keluyuran ke tempat sampah atau teal-tegalan untuk mengumpulkan benda-benda plastik atau besi bekas untuk dijual ke rombeng. Hasilnya lumayan untuk uang jajanku sendiri. (Zainal, 2012: 24)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin menjalankan kewajibannya sebagai seorang anak membantu Emak. Selain bertujuan untuk membantu Emak, Yasmin juga bisa memenuhi kebutuhan uang jajannya sendiri, tanpa meminta lagi kepada Emak. Hal ini membuat Yasmin mandiri dan bisa berdiri sendiri dalam memenuhi uang sakunya tanpa mengganggu uang Emak lagi.
(3)     Kalau liburan tiba, baiasanya Emak suka mengajakku ke rumah juragan. Di sana aku bisa membantu mencuci atau menyetrika. (Zainal, 2012: 26)
                                                                                                  
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin mencoba untuk membantu pekerjaan Emak. Dengan suasana kekeluargaan dan bergotongroyong maka semua pekerjaan akan terasa ringan dan cepat terselesaikan. Yasmin melakukan hal ini karena ia merasa wajib untuk membantu Emak bekerja, karena Emak bekerja keras untuk kepentingan hidup dan kepentinga pendidikan Yasmin juga. Bukan untuk orang lain, tetapi tujuannya adalah membantu pekerjaan juragan dimana Emak bekerja.
(4)     Tiba-tiba aku merasa bahwa semua ini sangat tidak adil. Setelah sekian tahun Jayus memercikkan tinta hitam itu, ia masih bisa melenggang hidup dengan nyaman. (Zainal, 2012: 289).

Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Jayus memperlakukan Yasmin dengan tidak adil, seharusnya ia tidak mengembangkan sikap tidak semena-menanya kepada Yasmin anaknya. Hal ini yang membuat hidup Yasmin berubah seketika itu juga. Berubah menjadi kelam selama bertahun-tahun. Sungguh Jayus seoran Ayah yan bersikap semena-mena dan tidak adil kepada Yasmin.


TABEL 1 NILAI MORAL PANCASILA DALAM NOVEL IKTIRAF SEKUNTUM MELATI KARYA MASDHAR ZAINAL.
No
Sila-Sila Pancasila
Nilai-nilai Moral yang Terkandung
1
Ketuhanan Yang Maha Esa









Yasmin berada dalam keraguan. Bagaimana ia harus menjalankan hidup untuk selanjutnya dengan keadaan ia harus menanggung perbuatan keji yang ia dapat dari Jayus. Menerima semua  keadaan bahwa ia harus menerima anak yang saat itu berada di dalam kandungannya. Dalam benak Yasmin pernah terlintas ingin mebunuh janinnya, tapi ia berusaha Istighfar mengingat bahwa Tuhan slalu ada dan tidak pernah tidur. (Zainal, 2012: 52).

Yasmin mencoba memberikan kekuatan bagi anaknya Tabah, dengan nama yang telah ia berikan Tabah Zakariya bisa melalui ujian dari Tuhan. Tabah akan selalu ingat bahwa Tuhan itu ada dan tidak pernah jauh dari dirinya, Tuhan akan selalu ada di sampingnya. (Zainal, 2012: 66).

Raihan mencoba untuk menguatkan Yasmin dengan keadaan yang telah menimpahnya. Bahwa Yasmin adalah orang-orang pilihan dari Tuhan untuk menjalani ujian-ujian yang ada. (Zainal, 2012: 74).

Yasmin masih terus mengingat Tuhan, dengan cara ia sholat mendekatkan diri kepada Sang pencipta. Yasmin merasa dengan ia mendekatkan diri kepada Tuhan, maka semua hal yang ia rasakan begitu nyaman dan mendamaikan dirinya. (Zainal, 2012: 288).

Yasmin berserah dan percaya akan jalan yang telah Tuhan rencanakan untuknya. Yasmin sudah berlapang dada menerima semua jalan takdir dari Tuhan. (Zainal, 2012: 323).

 Yasmin telah diberi kekuatan oleh suara yang seakan membisikinya, tetapi sebenarnya itu adalah suara hatinya sendiri. (Zainal, 2012: 50).

2
Kemanusiaan yang adil dan beradab


























































Rasa cinta di antara manusia yang diciptakan oleh Tuhan, rasa kagum yang tiada  henti Yasmin berikan kepada Raihan. Sosok yang sangat bijaksana dimata Yasmin, sosok yang penuh perhatian, sehingga cinta yasmin begitu kuat seperti Majnun kepada Raihan. (Zainal, 2012: 246).

Yasmin hanya korban dari kebiadabpan Jayus yang tidak bertanggung jawab. Lempar batu sembunyi tangan itulah yang dilakukan Jayus kepada Yasmin, sehingga berbagai tanggapan muncul kepada Yasmin. (Zainal, 2012: 58).

Yasmin diperlakukan dengan hormat, walaupun ia hanya seorang pembantu rumah tangga di negeri orang. Sang majikan sangat menjunjung tinggi  nilai kemanusiaan, tanpa membeda-bedakan derajat seseorang. (Zainal, 2012: 70).

Yasmin mendapatkan perlakuan yang tidak baik yang ia dapat dari seorang Ayah kepada anaknya. Meskipun Yasmin merupakan anak tiri bagi Jayus tapi ia adalah anak oleh Jayus. (Zainal, 2012: 42).

Jayus bersikap seperti bukan seorang muslim, ia mencoba untuk menggauli anaknya sendiri. Tanpa ia sadar akan semua dosa yang telah ia lakukan terhadap anaknya. (Zainal, 2012: 42).

Yasmin merasa sangat dihargai oleh majikannya dimana ia bekerja. Majikannya tidak memebedakan derajat antara majikan dan pembantu. (Zainal, 2012: 89).

Penuh dengan rasa bertanggung jawab atas kehidupan anaknya Tabah, maka dari itu ia memutuskan untuk pergi ke negeri orang mencari nafkah untuk anaknya yang masih sangat kecil untuk ditinggal seorang Ibu. (Zainal, 2012: 68).

Yasmin sangat merasa bersyukur atas perkenalannya denga Raihan beberapa mingu lalu saat berada di kapal. (Zainal, 2012: 110).

3
Persatuan Indonesia



-
4
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijakasaan dalam permusyawaratan perwakilan






Yasmin harus menerima semua musyawarah dari masyarakat dan pihak polisi bahwa ia benar-benar bersalah, Yasmin membunuh Jayus itulah kenyataan yang harus Yasmin hadapi selanjutnya. (Zainal, 2012: 309).




Yasmin telah ihklas menerima apa pun keputusan yan akan terjadi. Itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan atas apa yang telah ia lakukan. (Zainal, 2012: 308).

5
Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia





















Yasmin dan Emak bersama-sama mencari kayu ke hutan untuk menyambung hidup. Ini Emak lakukan untuk menjalankan keseimbangan antara hak dan kewajiban seorang oran tua tunggal bai Yasmin saat itu. (Zainal, 2012: 16).

Yasmin menjalankan kewajibannya sebagai seorang anak membantu Emak. Yasmin juga bisa memenuhi kebutuhan uang jajannya sendiri, tanpa meminta lagi kepada Emak. (Zainal, 2012: 24)

Yasmin mencoba untuk membantu pekerjaan Emak. Yasmin melakukan hal ini karena ia merasa wajib untuk membantu Emak bekerja, karena Emak bekerja keras untuk kepentingan hidup dan kepentinga pendidikan Yasmin juga. (Zainal, 2012: 26).

Jayus memperlakukan Yasmin dengan tidak adil, seharusnya ia tidak mengembangkan sikap tidak semena-menanya kepada Yasmin anaknya. (Zainal, 2012: 289).




Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Mashdar Zainal terdapat nilai-nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. keseluruhan novel yang penulis analasis terdapat dua puluh kutipan tentang nilai moral Pancasila. Novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal yang berkaitan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa terdapat (6) enam kutipan, sila Kemanusiaan yang adil dan beradap terdapat (8) delapan kutipan, sila persatuan Indonesia tidak terdapat kutipan di dalam novel, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan terdapat (2) dua kutipan, sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia terdapat (4) empat kutipan.
Berdasarkan (20) dua puluh kutipan dalam novel yang penulis analisis, dilihat dari kebanyakannya kutipan yang paling dominan dalam nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Daradjat (1977: 31) menyatakan:
Kemanusiaan, adalah peri kemanusiaan yang diajarkan oleh agama, dan keadilan, ialah yang ditentukan oleh ajaran agama dan sopan-santun atau adab ialah tidak bertentangan dengan agama. Dan jdapat kita simpulkan sebagai berikut: nilai moral yang berhubungan denan Sila kedua adalah nilai kemanusiaan yang mempunyai kecendrungan kepada sikap adil dan beradab, yang dikehendaki oleh Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar