BAB
II PENGOLAHAN DATA
2.1 Sinopsis Cerita
Sebuah nada kehidupan, tangan Sang hidup
telah mengatar Yasmin pada suatu sore yang jingga, di kaki langit, di atas
sebuah kapal yang mengantar para penumpang berlayar dari teluk Lampung ke pulau
Jawa yang semakin ke timur. Angin semilir liar, menabrak wajah Yasmin. Ia
membentangkan kedua tangannya, lalu memejamkan kedua matanya: sejuk. Di tempat
itu Yasmin bisa merasakan yang dirasakan oleh Rose dalam flim Titanic, hanya
bedanya dia berada dalam pelukan sang kekasih sementara Yasmin tidak.
Di ufuk barat, baginda surya sudah mulai
lelah menimang siang dan nantinya akan menyerahkan kedudukannya pada bulan si
ratu malam. Warna jingga sempurnah menyumbah air laut dan mengindahkan wajahnya
menjadi jingga pula. Silau menyilet mata. Pikiran Yasmin pun menerawang ke masa
lalu yang suram.tidak lama lagi ia akan sampai di kampung halamannya, Yasmin
tidak sabar lagi untuk bersimpuh di kaki emak, dan mengecup kening Tabah
anaknya yang sudah empat tahun ia tinggalkan untuk mengadu nasib di negeri
orang, Negeri Sembilan, Jiran.
Yasmin memiliki seorang anak laki-laki
yang bernama Tabah, ia memiliki anak tidak dalam keadaan sudah menikah atau
sudah menjadi seorang istri. Melainkan ia memiliki anak karena perbuatan keji
Ayah tirinya yang bernama Jayus. Pada suatu ketika, disaat Yasmin masih duduk
di bangku Sekolah Menengah Atas, ia sangat banyak mendapat pujian dari
orang-orang, semakin bertambah usianya semakin anggun terutama bagi pandangan
kaum Adam, Yasmin memiliki magnet tersendiri bagi mereka.
Terkisah akan perjalanan Yasmin pada
hari naas itu, ia tidak pergi ke sekolah dikarenakan tidak enak badan. Emak
sudah berangkat ke sawah berangkat berhsama Jayus. Ketiga anak Jayus juga tidak
ada di rumah, yang satu sekolah, yang satu berkunjung ke rumah mertuanya, dan
yang satu lagi pergi entah kemana. Dan jadilah rumah besar Jayus itu menjadi
sangat menakutkan bagi Yasmin. Perasaan takut yang berlebihan menyusup ke
rongga dadanya. Demi mendiamkan diri Yasmin kembali masuk kamar, merebah dan
membungkus badan dengan selimut tipis. Beberapa saat ia mendengar suara pintu
yang dibuka, dan sebuah ketukan pintu di kamarnya. Jayus berteriak agar
dibukakan pintu kamar Yasmin, dengan dalih ingin memberikan obat kepada Yasmin,
dengan membuang rasa takut Yasmin membukakan pintu kamarnya.
Dengan cepat Yasmin mengambil obat yang
ada di tangan Jayus, dan langsung menutup kembali pintu kamarnya. Tetapi Yasmin
tersentak karena Jayus yang besar mencengkam daun pintu kamar dengan kuat.
Sehingga Yasmin mengeluarkan tebaga yang asia-sia. Disaat itu pula kehancuran
Yasmin terjadi, Jayus memaksakan Yasmin untuk melayaninya seperti sepasang
suami istri. Sekuat tenaga Yasmin mencoba melakukan perlawanan, tetapi itu
hanya sia-sia. Jayus lebih kuat untuk mengendalikan itu semua, Jayus
menyeretnya masuk ke kamar dengan kasar, ia melemparkan tubuh Yasmin ke tempat
tidur, dan mengunci pintu dari dalam. Yasmin mencoba untuk berteriak meminta
tolong, tetapi dengan sigap Jayus menyumpal mulut Yasmin dengan sarung bantal
dan tangannya diikatnya dengan kuat dengan sarung guling. Kemudian Jayus
melecuti sebagian pakaian Yasmin yang basah oleh keringat perlawanan dan air
mata, dengan buas Jayus memainkan tarian-tarian yang memuakkan di atas tubuh
Yasmin. Ia terengah-engah menggali sumur penderitaan untuk menyeret Yasmin
dalam kegelapan yang panjang. Semakin lama Jayus memperlakukan hal itu kepada
Yasmin, semakin ia menyadari bahwa emaknya bersuamikan binatang hutan yang
hanya memiliki perikebinatangan. Setelah ia menikmati ritual setannya, ia mencoba
mengancam Yasmin, jika suatu saat Yasmin membuka cerita tentang apa yang sudah
terjadi hari itu.
Mulai hari itu pula kehancuran pada diri
Yasmin terjadi, beni yang sudah ditanamkan oleh Jayus berkembang menjadi janin
yang tidak berdosa. Semakin lama semakin membesar pula perutnya, hingga ia
tidak bisa lagi untuk menyembunyikan itu semua dari emaknya. Emak pun selalu
bertanya kepada Yasmin mengapa ia begitu larut dalam kesedihan akhir-akhir ini,
dengan nada gemetaran Yasmin menjawab dan menjelaskan kepada emak bahwa ia
diperkosa dan hamil. Emak tersentak penuh tangisan mendengar pengakuan dari
Yasmin, dari luar Jayus mendengar Yasmin dan emak berbincang. Jayus berteriak
seakan terkejut mendengar pengakuan Yasmin bahwa ia telah diperkosa dan hamil,
memang pandai Jayus berekting seperti seorang aktor pada sebuah flim. Jayus
memang sangat pandai untuk menyembunyikan perlakuan bejatnya kepada Yasmin,
sehingga ia berpura-pura bertanya kepada Yasmin siapa yang telah memperkosa dan
ayah dari bayi yang ia kandung.
Yasmin hanya diam, tidak menjawab semua
pertanyaan Jayus. Kasus kehamilan Yasmin telah merebak ke telinga-telinga
tetangga di balik dinding, secepat mereka menerima kabar pembagian raskin .
dengan kejadian itu Yasmin enggan untuk keluar rumah, hingga beberapa bulan
kemudian terdengarlah suara tangisan seorang bayi laki-laki yang pilu
mengalahkan kilatan petir pada saat itu. Bayi laki-laki itu lahir untuk
menjemput kepahitan akan tragedi seorang
anak berayah kakek, air mata Yasmin pun berlinang melihat bayi yang tidak
bersalah itu. Dengan sepenuh doa Yasmin melekatkan nama Tabah Zakariya pada
bayinya, berharap dengan nama itu semoga Tuhan senantiasa menganugrahkan
ketabahan pada anaknya, sebagaimana Nabi Zakariya yang tak gentar menjalani
ujian hidup dari tuhan.
Semakin hari, semakin bertambah pula
usia Tabah. Yasmin selalu mendapat sindiran dari Jayus bahwa dengan adanya
Tabah biaya kehidupan bertambah. Yasmin mengerti apa maksud dari ucapan Jayus,
Jayus menginginkan Yasmin bekerja. Atas dasar tuntutan, maka dengan pias hati
Yasmin meninggalkan Tabah sedangkan usianya baru beberapa bulan, maka sebelum
kaki Yasmin benar-benar melangkah ia bersimpuh di kaki emak untuk memohon restu
dan doa yang senantiasa. Yasmin meninggalkan rumah kelabu lega-lega berat. Karena
dua orang yang sangat ia cintai telah terperangkap di rumah Jayus, tidak ada
satu kata pun yang paling lega ia ucapkan selain permohonan pada Tuhan agar
Allah selalu melindungi emak dan Tabah dari tangan-tangan buruk makhlukNya.
Hampir empat tahun Yasmin menjadi dobi
di negeri tetangga, dan selama empat tahun itu pula ia menjalani peran dengan
baik. Sangat banyak sekali kisah yang ia alami selama menjadi seorang TKW, yang
apabila dikisahkan maka perlu sebuah buku untuk mengisahkannya. Sesungguhnya Yang di atas tidak hendak
memberi beban pada hambanya, kecuali sebatas kemampuannya. Kata-kata itu keluar
dari ucapan seorang laki-laki yang bernama Raihan Mahbubi, Raihan adalah
laki-laki yang ia temui di kapal. Laki-laki yang telah berbaik hati membantu mengangkatkan
tas Yasmin, mereka berbincang di kabin kapal sambil memakan roti yang di
keluarkan dari tas Raihan.
Semilir angin perawan, hangat matahari
muda, jalan beraspal yang masih berpasir, pepohonan tepi jalan yang masih
menyisakan embun, kawanan pohon tebu yang menari-nari, semua tersusun demikian
harmonis dan elegan. Tuhan telah melukisnya dengan kanvas dari surga, sampailah
Yasmin di kampung kelahirannya. Yasmin mulai mengingat akan masa lalu yang
begitu gelap, masa lalu yang telah merusak masa depannya. Tapi perasaan Yasmin
berangsur tenang di karenakan perjalanan yang sangat panjang, sendi-sendi
tubuhnya pun meminta untuk diistirahatkan. Ia melepaskan kerinduannya emak dan
Tabah yang sudah berusia empat tahun, memeluk tubuh mungil yang ada di depan
matanya yaitu Tabah.
Berlama-lama di rumah Jayus, Yasmin
merasa tidak nyaman. Ia terkadang kemabli takut jika teringat akan masa
lalunya, apalagi disaat ia sendrian di rumah. Yasmin memutuskan untuk bekerja
kembali, tetapi tidak ke negeri orang masih sekitaran indonesia saja.
Berhari-hari dan berjam-jam Yasmin mengurung diri di dalam kamar, sehingga
orang-orang
Cerita ini berawal dari seorang gadis
cantik yang bernama Yasmin. Ia adalah anak seorang janda yang memiliki
pekerjaan mencari kayu bakar di hutan untuk dijual kembali, sebagai mata
pencaharian untuk memenuhi kehidupan sehari-hari bersama Yasmin. Selama
ibunya mencari kayu bakar Yasmin hanya
di rumah saja, karena emaknya tidak mengizinkan Yasmin untuk ikut serta dalam
mencari kayu di hutan. Saat usian Yasmin beranjak enam tahun, tiba pada suatu
minggu yang sangat cerah, secerah hati anak-anak yang menemukan liburan
seminggu sekali dan setelah sekian lama Yasmin tidak diperbolehkan untuk ikut
bersama ibunya mencari kayu di hutan, tepat pada gari itu ibunya memperbolehkan
Yasmin untuk ikut bersamanya mencari kayubakar sebagaimana keseharian yang
ibunya lakukan.
Pagi-pagi remang Yasmin dan emaknya
bergegas menuju hutan dengan bekal arit doro, beberapa utas tali, dan sebotol
plastik air putih, dan tidak lupa pula topi lecek atau capil. Berangkatlah lima
orang emak dan tiga orang anak kecil ke belantara demi tuntutan hidup, menegak
badan menyambung nyawa. Yasmin sangat berbesar hati memiliki seorang emak, ia
merupakan seorang ibu rumah tangga yang lembut sekaligus kepala keluarga yang
tangguh. Bagaimana tidak Yasmin kehilangan seorang Ayah disaat usianya masih
tiga bulan, semenjak itu pula emak mempertaruhkan sisa umurnya untuk mencari
nafkah.
Singkat cerita Yasmin ingin terbebas
dari masa lalunya yang kelam tetapi malah terjerat dengan kegundahan hatinya.
Ia menanyakan keadilan tuhan juga kasih sayang-Nya untuk dirinya. Hingga
datanglah sebentuk rasa cinta tulus yang ditawarkan oleh seorang pemuda bernama
Raihan. Tetapi itu semua tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
Raihan, Yasmin menolak dengan segala penjelasan yang menggalir dari mulutnya.
Ada cerita masa lalu yang kelam yang masih menggelayuti hidupnya, dari itu
Yasmin tidak bisa menerima Raihan yang begitu baik untuknya. Yasmin pun harus
bisa menerima jika Raihan menikah dengan perempuan lain yang menjadi
pilihannya.
Hari-hari berlalu begitu saja, pada
suatu saat Jayus berniat untuk mengulang kejadian dimasa lalu. Kejadian yang
telah menhancurkan kehidupan Yasmin, dengan mata menyalak bagai srigala yang
menemukan mangsanya Jayus mulai memperlakukan Yasmin dengan kebiadapannya.
Yasmin terus melakukan perlawanan, hingga pada akhirnya Yasmin menemukan sebuah
tongkat berkarat dan menghantam kepelipis Jayus, hingga Jayus roboh ke tanah. Bercak
darah mulai mengotori tangan Yasmin. Yasmin pun harus mempertanggung jawabkan
apa yang sudah ia perbuat terhadap Jayus, walaupun keadaannya Yasmin ingin
menyelamatkan diri dari serangan Jayus. Warga membawa yasmin ke kantor
kelurahan, dari kantor kelurahan dibawa kepolisian kecamatan, dan dibawa lagi
ke kabupaten di sana ia mengianap semalam sebelum akhirnya dibawa ke ibu kota
provinsi. Di sana ia ditahan di lembaga tahanan khusus perempuan. Ruang
berjeruji itu tidak seburuk yang ia bayangkan, ukuran ruang ini sekitar empat
kali tiga. Sehari sudah ia menghuni kamar sesak itu, ia pun tidak pernah
menharapkan seseorang yang menjenguknya, bahkan emak. Bisa ia bayangkan beatapa
remuknya hati emak, ketika didapatinya anak semata wayangnya menjadi seoran kriminal,
seorang pembunuh, pembunuh dari suami emaknya sendiri. Jasad Jayus yang
membujur waktu itu sudah lebih dari cukup untuk menyeretnya ke tempat ini.
Barangkali hanya ada satu orang yang bisa menerima semua penjelasannya di dunia
ini yaitu Raihan.
Apa yang ia harapkan benar terjadi,
seorang sipir datang menghampirinya menyampaikan pesan bahwa ada seorang pemuda
yang ingin bertemu dengannya. Raihan tidak datang sendiri, ia membawa Tabah
malaikat kecil Yasmin. Yasmin memeluk Tabah dengan erat, tanpa berhenti untuk
mencium anaknya yang sangat ia sayangi. Raihan datang membawa kabar yang tidak
baik untuk Yasmin, kabar bahwa emak telah meninggal sebulan lalu. Tabah pun
tinggal di yayasan Insan Karim, yang barada ddi sebelah kantor kecamatan,
Yasmin bersedih membayangkan anaka semata wayangnya hidup terlunta-lunta.
Tuhan punya banyak rencana, dan Yasmin
tidak akan menyia-nyiakan itikad baik hambaNya. Jeruji besi ini akan menjadi
rumah bagi Yasmin untuk beberapa tahun ke depannya. Jikalau jeruji besi bisa
membuat seorang manusia menjadi lebih baik, maka sesungguhnya jeruji itulah
tempat yang baik. Yasmin mendapat bingkisan dari mbak Ainin kakak dari Raihan,
Yasmin membuka dengan menitik air mata. Selembar kain sutra berbetuk persegi
sewarna putih melati terlipat cantik di dalamnya. Ada sebuah kartu terselip di
antaranya, ada sebuah kartu terselip di antaranya, perlahan Yasmin membaca
sebaris kalimat yang ditulis tangan. Kalimat itu adalah “Kita tercipta karena
putih cintaNya dan cinta itu akan selalu seperti itu, selamanya.”
Dari
Sinopsis di atas, dapat dibuat peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan
dengan Nilai-nilai Moral Pancasila:
a. Yasmin
yang dirayu oleh Jayus untuk memenuhi keinginan biadapnya;
b. Yasmin
yang berteriak minta tolong untuk lepas dari tangan Jayus yang berusaha untuk
memperkosanya;
c. Yasmin
yang harus melawan keinginannya untuk melakukan aborsi terhadap bayi yang tidak
berdosa, atas kebiadapan Jayus;
d. Yasmin
melahirkan seorang bayi laki-laki dan ia memberikan nama Tabah;
e. Raihan
yang mencoba memberikan kekuatan kepada Yasmin, dengan semua cobaan yang selama
ini Yasmin rasakan. Meyakinkan bahwa ia adalah oran pilihan dari Tuhan;
f. Yasmin
yang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara sembahyang, karena Yasmin
merasa nyaman dan damai;
g. Yasmin
mendapatkan majikan yang sangat baik, dimana tempat ia bekerja sebagai
pembantu;
h. Yasmin
merasa semua tidak adil, atas apa yang telah dilakukan Jayus kepadanya. Jayus
masih bisa melenggang hidup dengan nyaman;
i.
Yasmin dan Raihan yang
saling mencintai;
j.
Masyarakat yang mulai
membicarakan Yasmin, mereka beranggapan Yasmin adalah perempuan penggoda
laki-laki;
k. Yasmin
yang harus meninggalkan Tabah demi memenuhi kebutuhan dan tuntutan yang harus
ia penuhi;
l.
Yasmin harus ikhlas
dalam menerima keputusan hukum, dimana ia harus hidup dalam jeruji besi untuk
beberapa tahun berikutnya;
m. Yasmin
berserah kepada Tuhan akan jasadnya pada waktu yang telah ditentukan Tuhan.
2.2
Analisis Nilai-nilai Moral Pancasila
Untuk
mengatakan bahwa moral seseorang itu merosot atau tidak, perlu ada patokan dan
ketentuan minimal, yang harus dipakai. Kalau batas tidak ada, akan kaburlah
nilai moral Pancasila itu. Nilai moral harus ditentukan dengan pasti dan
diadakan di atas dasar yang kuat. Tidak perlu bersilat lidah, ttapi langsung
kepada yang dituju dan dengan berani mengoreksi kesalahan yang telah lalu.
Tidak perlu mencari pendapat ahlii moral dari dunia Barat dan Timur, cukup
kembali kepada dasar negarra yang diakui bersama menjadi landasan hidup dari
setiap warga negara Indonesia yaitu “Pancasila”.
2.2.1
Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai
moral tidak boleh berlawanan atau bertentangan dengan agama yang dianut.
Apabila seseorang mengaku beragama, akan tetapi ia tidak mengakui nilai moral
yang diajarkan oleh agamanya, berarti ia tidak mengakui Sila Pertama dalam
Pancasila.
Dradjat
(1977: 30) menyatakan:
Nilai moral dalam agama Islam diatur atau dijelaskan
dalam bentuk suruhan dan larangan Tuhan. Apa yang disuruh Tuhan itulah nilai
yang baik dan yang dilarang-Nya itulah yang tidak baik dan harus dijauhi.
Segala tingkah laku, perbuatan, perkataan dan cara hidup seorang muslim, harus
sesuai dengan ajaran Islam.
Untuk lebih jelasnya mengenai nilai
moral Pancasila yang berkaitan dengan Ketuhanan
Yang Maha Esa dapat kita lihat dalam kutipan-kutipan berikut:
(1). “jangan!”, “aborsi!”,
“jangan!”, “gugurkan!” Astaghfirullah.. aku tersentak dan kembali. Demi
mendengar bisikan-bisikan itu, beberapa bulan aku kikuk memahami nasibku
sendiri. Beberapa bulan aku memamerkan sedu sedan hanya kepada Tuhan. (Zainal,
2012: 52).
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin berada dalam keraguan. Bagaimana
ia harus menjalankan hidup untuk selanjutnya dengan keadaan ia harus menanggung
perbuatan keji yang ia dapat dari Jayus. Menerima keadaan bahwa ia harus
menerima anak yang saat itu berada di dalam kandungannya. Dalam benak Yasmin
pernah terlintas ingin mebunuh janinnya, tapi ia berusaha Istighfar mengingat
bahwa Tuhan slalu ada dan tidak pernah tidur.
(2) Maka
dengan sepenuh doa kulekatkan nama Tabah Zakariya pada dirinya. Dengan nama itu
semoga Tuhan senantiasa menganugerahkan ketabahan saat dirinya sebagaimana nabi
Zakariya yang tak gentar menjalani ujian hidup dari Tuhannya. (Zainal, 2012:
66).
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan
bahwa Yasmin mencoba memberikan kekuatan bagi anaknya Tabah, dengan nama yang
telah ia berikan Tabah Zakariya bisa melalui ujian dari Tuhan. Tabah akan
selalu ingat bahwa Tuhan itu ada dan tidak pernah jauh dari dirinya.
(3) “Saya
hanya berusaha menerima sesuatu yang telah dipilihkan Tuhan untuk saya. Mungkin
nasib yang menimpa saya amatlah masuk akal bai sesorang untuk melakukan hal
yang di luar batas. Tapai berusaha agar Tuhan menghindarkan saya dari hal yang
demikian. (Zainal, 2012: 74).
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Raihan mencoba untuk menguatkan Yasmin
dengan keadaan yang telah menimpahnya. Bahwa Yasmin adalah orang-orang pilihan
dari Tuhan untuk menjalani ujian-ujian yang ada. Apa pun yang terjadi Raihan
mencoba menerima semua itu, semua yang telah diberikan Tuhan dengan lapang
dada. Meskipun demikian ia salut dengan ketabahan Yasmin menjalani hidup selama
ini.
(4) Entah
dari kubah masjid yang mana, suara tarhim melengking bagai irama keramat dari
langit, aku sendiri merinding mendengarnya. Aku memutuskan untuk mampir ke
mushola di pojok stasiun, untuk sedikit merenggangkan otot kaki sekaligus
sembahyang subuh. (Zainal, 2012: 288).
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin masih terus mengingat Tuhan,
dengan cara ia sholat mendekatkan diri kepada Sang pencipta. Yasmin merasa
dengan ia mendekatkan diri kepada Tuhan, maka semua hal yang ia rasakan begitu
nyaman dan mendamaikan dirinya. Yasmin tidak merasa terbebankan dengan senua
cobaan selama ini yang ia dapat dari Tuhan.
(5) Jeruji
bukanlah sebuah penghalang untuk terus melangkah, menempatkan hidup pada
tempatnya. Tuhan punya banyak rencana, dan Dia tak akan menyia-nyiakan i’tikad
baik hambaNya. (Zainal, 2012: 323)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin berserah dan percaya akan jalan
yang telah Tuhan rencanakan untuknya. Yasmin sudah berlapang dada menerima
semua jalan takdir dari Tuhan, dimana ia harus menjalankan hidup selama
beberapa tahun kedepan di jeruji besi sebagai rumah.
(6) “Itu
bukan siksa, Yasmin. Itu ujian. Ketahuilah bahwa semakin besar ujian Tuhan yang
diberikan padamu maka sebenarnya semakin besar kasihNya kepadamu. Hanya saja
bagaiman kamu menghadapi semua itu dengan sabar atau yang,” suara yang lain
membisikiku dengan sangat tenang. (Zainal, 2012: 50)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin telah diberi kekuatan oleh suara
yang seakan membisikinya, tetapi sebenarnya itu adalah suara hatinya sendiri.
Suara hati yang meyakinkan diri bahwa Tuhan itu akan selalu ada disaat ia
kesulitan, karena semua kesulitan yang dialaminya adalah cobaan untuk
menguatkan dan mendekatkan diri kepadaNya.
2.2.2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal terdapat nilai moral
Pancasila yang berkaitan dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Daradjat (1977: 31) menyatakan:
Kemanusiaan adalah peri kemanusiaan yang diajarakn
oleh agama, dana keadilan, ialah yang ditentukan oleh ajaran agama dan
sopan-santun atau adab ialah tidak bertentangan dengan agama. Dan dapat kita
simpulkan sebagai berikut: nilai moral yang berhubungan dengan Sila kedua
adalah nilai kemanusiaan yang mempunyai kecendrungan kepada sikap adil dan
beradap, yang dikehendaki oleh Tuhan.
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar
Zainal. Penulis menguraikansecara terperinci bahwa novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal mengandung nilai moral
Pancasila yang berkaitan dengan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini
dapat kita lihat dari kutipan-kutipan dari novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal berikut ini:
(1)
Aku mencintaimu
Raihan.... sangat mencintaimu... seperti Majnun. (Zainal, 2012: 246).
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin memiliki rasa cinta yang besar
terhadap Raihan. Rasa cinta di antara manusia yang diciptakan oleh Tuhan, rasa
kagum yang tiada henti Yasmin berikan
kepada Raihan. Sosok yang sangat bijaksana dimata Yasmin, sosok yang penuh
perhatian, sehingga cinta yasmin begitu kuat seperti Majnun kepada Raihan.
(2) “Kok
bisa,” katanya menyebalkan, “pasti Yasmin sendiri yang memancing laki-laki itu,
sampek digremeti.”
“Iya, mana
mungkin ada asap kalau tidak ada api,” kata yang satunya dengan pepatah basi.
(Zainal, 2012: 58)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa mereka masyarakat yang ada di desa di
mana Yasmin berada melakukan tindakan semena-mena menuduh Yasmin yang tidak
melakukan apa-apa. Yasmin hanya korban dari kebiadabpan Jayus yang tidak
bertanggung jawab. Lempar batu sembunyi tangan itulah yang dilakukan Jayus
kepada Yasmin, sehingga berbagai tanggapan muncul kepada Yasmin. Yasmin wanita
penggoda laki-laki itulah yang ada dimata masyarakat saat itu.
(3)
Adapun suami Bu Zahra
ialah seorang lelaki bijaksana berwajah jernih. Namanya Bapak Farih, beliau
seorang pekerja kantoran. Beliau juga menerimma kehadiranku di rumah dengan
senang hati. (Zainal, 2012: 70).
Berdasar
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa keluarga di tempat Yasmin bekerja sangat
menerima Yasmin dengan baik. Yasmin diperlakukan dengan hormat, walaupun ia
hanya seorang pembantu rumah tangga di negeri orang. Sang majikan sangat
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,
tanpa membeda-bedakan derajat seseorang, Yasmin merasa berada di antara
keluarga sendiri karena kenyamanan yang diberikan majikan kepada Yasmin.
(4)
Yasmin, kamu cantik
sekali, “katanya sambil mencolek pipiku tanpa sopan santun. Aku pun balas
menampik tangannya dengan kasar. Ia menjadi marah. (Zainal, 2012: 42).
Berdasarkan
kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa keadaan yang dialami oleh Yasmin adalah
perlakuan yang tidak baik yang ia dapat dari seorang Ayah kepada anaknya.
Meskipun Yasmin merupakan anak tiri bagi Jayus tapi ia adalah anak oleh Jayus.
Dalam agama Islam seharusnya seorang Ayah melindungi anaknya, bukan untuk
melakukan pelecehan kepada anak. Tingkah laku Jayus ini tidak sesuai dengan
ketentuan nilai moral Pancasila pada Ketuuhann Yang Maha Esa.
(5)
“Tolong!” aku mulai berteriak dan
secepat kilat tangan Jayus yang satunya membekap mulutku. Jaantungku meronta
tak karuan diiringi asinnya air mata ketakutan yang mulai lelah. Jayus terus
menyeretku ke kamar dengan kasar, ia melemparku ke dipan dan mengunci gerendel
pintu dari dalam. (Zainal, 2012: 42).
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Jayus bersikap seperti bukan seorang
muslim, ia mencoba untuk menggauli anaknya sendiri. Ini sangat jelas dilarang
oleh Tuhan Yang Maha Esa, ini merupakan perbuatan yang sangat dibenci Tuhan.
(6)
“Alhamdulillah, Mak. Di sana Yasmin dapat majikan yang sangat baik,
bahkkan majikan Yasmin itu sudah menganggap Yasmin seperti keluarga sendiri.”
(Zainal, 2012: 89).
Berdasarkan
kutipan di atasa dapat dijelaskan bahwa Yasmin merasa sangat dihargai oleh
majikannya dimana ia bekerja. Majikannya tidak memebedakan derajat antara
majikan dan pembantu, majikan Yasmin mencoba untuk membina kerukunan hidup di
antara sesama umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan.
(7)
Atas dasar tuntutan,
maka dengan pias hati aku meninggalkan Tabah sedangkan usiannya baru beberapa
bulan. (Zainal, 2012: 68).
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin merasa sangat bertanggung jawab
atas kehidupan anaknya Tabah, maka dari itu ia memutuskan untuk pergi ke negeri
orang mencari nafkah untuk anaknya yang masih sangat kecil untuk ditinggal
seorang Ibu. Atas dasar tuntutan Yasmin harus kuat dan ihklas menjalankan
hidup, semuanya Yasmin lakukan untuk kebahagiaannya dan Tabah kelak.
(8)
Berulang kali aku
bersyukur dalam hati, bahwa kenekatanku ke Jakarta mendapat sambutan melegakan.
Semua sungguh di luar bayangannya. (Zainal, 2012: 110)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin sangat merasa bersyukur atas
perkenalannya denga Raihan beberapa mingu lalu saat berada di kapal. Ternyata
perkenalan itu tidak hanya di antara mereka berdua saja, tetapi juga dengan
keluarga Raihan yang lainnya yaitu kakak Raihan mbak Ainin. Mereka semua
menyambut Yasmin dengan senang hati. Ternyata masih bnyak kebahagiaan yang di
berikan Tuhan kepada Yasmin dengan mempertemukannya dengan Raihan. Ini semua
adalah jalan yang sudah dikendaki oleh Tuhan.
2.2.3 Persatuan
Indonesia
Nilai
moral Pancasila yang berhubungan dengan Sila ketiga ialah, setiap warga
indonesia harus mempunyai jiwa, yang otomatis ingin bersatu dan mempersatukan.
Maka setiap perkataan, sikap dan perbuatan harus membawa kepada persatuan.
Daradjat
(1977: 32) berpendapat bahwa “Rasa persatuan harus tertanam dalam hati setiap
orang, dia ingin bersatu dan mempersatukan karena dorongan dari dalam, bukan
desakan dari luar, atau karena kepentinggan tertentu.”
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar
Zainal. Penulis tidak menemukan kutipan yang sesuai dengan sila ketiga yaitu
Persatuan Indonesia, karena di dalam novel ini tidak ada kutipan yang
menyatakan persatuan, kesatuan, dan kepentingan bangsa dan negara sebagai
kepentinan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Begitu juga denan
sanggup dan rela berkorban untuk negara dan bangsa, apabila diperlukan.
2.2.4
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusayawaratan
perwakilan
Sila
keempat dari pancasila, dapat menjadi bagian dari nilai moral setiap orang di
tanah air Indonesia. Orang yang merasa haknya sebagai rakyat kecil tidak
diperhatikan, atau diindahkan oleh orang yang berkuasa dan berpengaruh.
Daradjat (1977: 33) mengatarakan:
Setiap tindakan dan perbuatan yang menyangkut
kepentingan lebih dari satu orang, harus melalui permusyawaratan, perundingan
dan sebagainya. Dalam segala segi, baik dalam rumah tangga, sekolah, dalam
perusahaan, instansi pemerintahan dan dalam segala bidan kehidupan, setiap
masalah hendaknya melalui perundingan dan permusyawaratan antara anggota
kelompok itu.
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar
Zainal. Penulis menguraikansecara terperinci bahwa novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal mengandung nilai moral
Pancasila yang berkaitan dengan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Hal ini dapat kita lihat dari
kutipan-kutipan dari novel Iktiraf
Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal berikut ini:
(1)
Aku bukanlah orang penting yang mampu
membeli hukum, bukan pula orang orang cerdas yang pandai menguraikan
alibi-alibi. Maka, stelah warga menyampaikan laporannya, dengan saksi-saksi dan
bukti-bukti yang memberatkan, aku pun resmi dovonis bersalah. (Zainal, 2012:
309).
Berdasarkan
kutipana di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin harus menerima semua musyawarah
dari masyarakat dan pihak polisi bahwa ia benar-benar bersalah, Yasmin membunuh
Jayus itulah kenyataan yang harus Yasmin hadapi selanjutnya. Menjalankan
hukuman dibalik jeruji besi, pahit memang tetapi itu sudah menjadi keputusan
bersama yang harus Yasmin jalankan.
(2) Kini,
biar kuserahkan jasadku pada waktu
Darah ini mengering dan kembali basah
oleh air mata
Darah ini tintah yang akan menuliskan
berlembar-lembar elegi
Kini, biar kuserahkan jasadku pada waktu
Sampai hitam ini membeku, sampai kelam
ini membatu
Kini, biar kuserahkan jasadku pada waktu
Telah kurelakan ia menjadi hakimku.
(Zainal, 2012: 308).
Berdasarkan kutipan di atas dapat
dijelaskan bahwa Yasmin telah ihklas menerima apa pun keputusan yan akan
terjadi. Itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan atas apa yang telah ia lakukan. Yasmin hanya bisa berserah kepada
Tuhan, menjalani kepedihan hidup dibalik jeruji besi yang telah menjadi pilihan
dari Tuhan untuk Yasmin. Ini sudah menjadi keputusan bersama, yang harus ia
lalui dengan penuh rasa tanggung jawab.
2.2.5 Keadilan sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia
Hubungan antara manusia ini dapat dibina
dan dopelihara, antara lain dengan mengembangkan cara dan gaya hidup yang
selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama dalam masyarakat dan
negara yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Daradjat (1977: 34-47)
mengatakan:
Kata keadilan sosial pun dapat diartikan
menurut kepentingan dan kepanddaian tiap orang. Mungkin saja bagi orang yang
berkuasa dan berjiwa loba-tama (serakah), akan menganggap adil, apabila segala
kepentingan pribadinya didahulukan. Misalnya karena ia seorang kepala atau
kesayanan kepala, maka setiap prioritas dan fasilitas harus diutamakan bagi
dirinya.
Berdasarkan sinopsis novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar
Zainal. Penulis menguraikansecara terperinci bahwa novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal mengandung nilai moral
Pancasila yang berkaitan dengan Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Hal ini dapat kita lihat dari kutipan-kutipan dari novel Iktiraf Sekuntum Melati karya Masdhar Zainal berikut ini:
(1) Pagi-pagi
remang kami sudah bergegas dengan bekal arit doro, beberapa utas tali, dan
sebotol plastik air putih, dan tak lupa topi lecek atau capi. Maka kami pun
berangkat dengan pakaian seadanya. (Zainal, 2012: 16)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin dan Emak bersama-sama mencari
kayu ke hutan untuk menyambung hidup. Ini Emak lakukan untuk menjalankan
keseimbangan antara hak dan kewajiban seorang oran tua tunggal bai Yasmin saat
itu. Melakukan semua pekerjaan demi mencari sesuap nasi untuk anaknya Yasmin.
Hal itulah yang harus dipertaruhkan Emak selam menjadi orang tua tunggal untuk
Yasmin.
(2) Tanpa
sepengetahuan Emak aku sendiri sepulan sekolah suka keluyuran ke tempat sampah
atau teal-tegalan untuk mengumpulkan benda-benda plastik atau besi bekas untuk
dijual ke rombeng. Hasilnya lumayan untuk uang jajanku sendiri. (Zainal, 2012:
24)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin menjalankan kewajibannya sebagai
seorang anak membantu Emak. Selain bertujuan untuk membantu Emak, Yasmin juga
bisa memenuhi kebutuhan uang jajannya sendiri, tanpa meminta lagi kepada Emak.
Hal ini membuat Yasmin mandiri dan bisa berdiri sendiri dalam memenuhi uang
sakunya tanpa mengganggu uang Emak lagi.
(3) Kalau
liburan tiba, baiasanya Emak suka mengajakku ke rumah juragan. Di sana aku bisa
membantu mencuci atau menyetrika. (Zainal, 2012: 26)
Berdasarkan
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Yasmin mencoba untuk membantu pekerjaan
Emak. Dengan suasana kekeluargaan dan bergotongroyong maka semua pekerjaan akan
terasa ringan dan cepat terselesaikan. Yasmin melakukan hal ini karena ia
merasa wajib untuk membantu Emak bekerja, karena Emak bekerja keras untuk
kepentingan hidup dan kepentinga pendidikan Yasmin juga. Bukan untuk orang
lain, tetapi tujuannya adalah membantu pekerjaan juragan dimana Emak bekerja.
(4)
Tiba-tiba aku merasa
bahwa semua ini sangat tidak adil. Setelah sekian tahun Jayus memercikkan tinta
hitam itu, ia masih bisa melenggang hidup dengan nyaman. (Zainal, 2012: 289).
Dari
kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa Jayus memperlakukan Yasmin dengan tidak
adil, seharusnya ia tidak mengembangkan sikap tidak semena-menanya kepada
Yasmin anaknya. Hal ini yang membuat hidup Yasmin berubah seketika itu juga.
Berubah menjadi kelam selama bertahun-tahun. Sungguh Jayus seoran Ayah yan
bersikap semena-mena dan tidak adil kepada Yasmin.
TABEL 1 NILAI MORAL
PANCASILA DALAM NOVEL IKTIRAF SEKUNTUM
MELATI KARYA MASDHAR ZAINAL.
No
|
Sila-Sila
Pancasila
|
Nilai-nilai
Moral yang Terkandung
|
1
|
Ketuhanan Yang
Maha Esa
|
Yasmin
berada dalam keraguan. Bagaimana ia harus menjalankan hidup untuk selanjutnya
dengan keadaan ia harus menanggung perbuatan keji yang ia dapat dari Jayus.
Menerima semua keadaan bahwa ia harus
menerima anak yang saat itu berada di dalam kandungannya. Dalam benak Yasmin
pernah terlintas ingin mebunuh janinnya, tapi ia berusaha Istighfar mengingat
bahwa Tuhan slalu ada dan tidak pernah tidur. (Zainal, 2012: 52).
Yasmin mencoba memberikan
kekuatan bagi anaknya Tabah, dengan nama yang telah ia berikan Tabah Zakariya
bisa melalui ujian dari Tuhan. Tabah akan selalu ingat bahwa Tuhan itu ada
dan tidak pernah jauh dari dirinya, Tuhan akan selalu ada di sampingnya.
(Zainal, 2012: 66).
Raihan mencoba untuk menguatkan
Yasmin dengan keadaan yang telah menimpahnya. Bahwa Yasmin adalah orang-orang
pilihan dari Tuhan untuk menjalani ujian-ujian yang ada. (Zainal, 2012: 74).
Yasmin
masih terus mengingat Tuhan, dengan cara ia sholat mendekatkan diri kepada
Sang pencipta. Yasmin merasa dengan ia mendekatkan diri kepada Tuhan, maka
semua hal yang ia rasakan begitu nyaman dan mendamaikan dirinya. (Zainal,
2012: 288).
Yasmin
berserah dan percaya akan jalan yang telah Tuhan rencanakan untuknya. Yasmin
sudah berlapang dada menerima semua jalan takdir dari Tuhan. (Zainal, 2012:
323).
Yasmin telah diberi kekuatan oleh suara yang
seakan membisikinya, tetapi sebenarnya itu adalah suara hatinya sendiri.
(Zainal, 2012: 50).
|
2
|
Kemanusiaan yang adil dan
beradab
|
Rasa cinta
di antara manusia yang diciptakan oleh Tuhan, rasa kagum yang tiada henti Yasmin berikan kepada Raihan. Sosok
yang sangat bijaksana dimata Yasmin, sosok yang penuh perhatian, sehingga
cinta yasmin begitu kuat seperti Majnun kepada Raihan. (Zainal, 2012: 246).
Yasmin
hanya korban dari kebiadabpan Jayus yang tidak bertanggung jawab. Lempar batu
sembunyi tangan itulah yang dilakukan Jayus kepada Yasmin, sehingga berbagai
tanggapan muncul kepada Yasmin. (Zainal, 2012: 58).
Yasmin
diperlakukan dengan hormat, walaupun ia hanya seorang pembantu rumah tangga
di negeri orang. Sang majikan sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tanpa membeda-bedakan
derajat seseorang. (Zainal, 2012: 70).
Yasmin
mendapatkan perlakuan yang tidak baik yang ia dapat dari seorang Ayah kepada
anaknya. Meskipun Yasmin merupakan anak tiri bagi Jayus tapi ia adalah anak
oleh Jayus. (Zainal, 2012: 42).
Jayus
bersikap seperti bukan seorang muslim, ia mencoba untuk menggauli anaknya
sendiri. Tanpa ia sadar akan semua dosa yang telah ia lakukan terhadap
anaknya. (Zainal, 2012: 42).
Yasmin
merasa sangat dihargai oleh majikannya dimana ia bekerja. Majikannya tidak
memebedakan derajat antara majikan dan pembantu. (Zainal, 2012: 89).
Penuh
dengan rasa bertanggung jawab atas kehidupan anaknya Tabah, maka dari itu ia
memutuskan untuk pergi ke negeri orang mencari nafkah untuk anaknya yang
masih sangat kecil untuk ditinggal seorang Ibu. (Zainal, 2012: 68).
Yasmin
sangat merasa bersyukur atas perkenalannya denga Raihan beberapa mingu lalu
saat berada di kapal. (Zainal, 2012: 110).
|
3
|
Persatuan
Indonesia
|
-
|
4
|
Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikma kebijakasaan dalam permusyawaratan perwakilan
|
Yasmin harus menerima semua
musyawarah dari masyarakat dan pihak polisi bahwa ia benar-benar bersalah,
Yasmin membunuh Jayus itulah kenyataan yang harus Yasmin hadapi selanjutnya.
(Zainal, 2012: 309).
Yasmin telah ihklas menerima
apa pun keputusan yan akan terjadi. Itikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil keputusan atas apa yang telah ia lakukan.
(Zainal, 2012: 308).
|
5
|
Keadilan sosial bagi seluruh
Rakyat Indonesia
|
Yasmin dan Emak bersama-sama
mencari kayu ke hutan untuk menyambung hidup. Ini Emak lakukan untuk
menjalankan keseimbangan antara hak dan kewajiban seorang oran tua tunggal
bai Yasmin saat itu. (Zainal, 2012: 16).
Yasmin menjalankan kewajibannya
sebagai seorang anak membantu Emak. Yasmin juga bisa memenuhi kebutuhan uang
jajannya sendiri, tanpa meminta lagi kepada Emak. (Zainal, 2012: 24)
Yasmin mencoba untuk membantu
pekerjaan Emak. Yasmin melakukan hal ini karena ia merasa wajib untuk
membantu Emak bekerja, karena Emak bekerja keras untuk kepentingan hidup dan
kepentinga pendidikan Yasmin juga. (Zainal, 2012: 26).
Jayus memperlakukan Yasmin
dengan tidak adil, seharusnya ia tidak mengembangkan sikap tidak
semena-menanya kepada Yasmin anaknya. (Zainal, 2012: 289).
|
Berdasarkan tabel di atas diketahui
bahwa dalam novel Iktiraf Sekuntum Melati
karya Mashdar Zainal terdapat nilai-nilai moral Pancasila yang berkaitan
dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. keseluruhan
novel yang penulis analasis terdapat dua puluh kutipan tentang nilai moral
Pancasila. Novel Iktiraf Sekuntum Melati karya
Masdhar Zainal yang berkaitan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa terdapat (6)
enam kutipan, sila Kemanusiaan yang adil dan beradap terdapat (8) delapan
kutipan, sila persatuan Indonesia tidak terdapat kutipan di dalam novel, sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikma kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan terdapat (2) dua kutipan, sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat
Indonesia terdapat (4) empat kutipan.
Berdasarkan (20) dua puluh kutipan dalam
novel yang penulis analisis, dilihat dari kebanyakannya kutipan yang paling
dominan dalam nilai moral Pancasila yang berkaitan dengan Kemanusiaan yang adil
dan beradab. Daradjat (1977: 31) menyatakan:
Kemanusiaan, adalah peri kemanusiaan yang diajarkan
oleh agama, dan keadilan, ialah yang ditentukan oleh ajaran agama dan
sopan-santun atau adab ialah tidak bertentangan dengan agama. Dan jdapat kita
simpulkan sebagai berikut: nilai moral yang berhubungan denan Sila kedua adalah
nilai kemanusiaan yang mempunyai kecendrungan kepada sikap adil dan beradab,
yang dikehendaki oleh Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar