BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian
PT.
Riau Andalan Pulp and Paper merupakan suatu perusahaan swasta yang bergerak
dibidang pembuatan pulp dan kertas. Perusahaan ini didirikan oleh bapak Sukanto
Tanoto yang lahir pada tahun 1949 yang bermula dari bisnis keluarga hingga
menjadi bisnis internasional. PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan anak
perusahaan Raja Garuda Mas Internasional yang merupakan pemegang saham utama
pada APRIL Group (Asia Pacific Resource Internasional Holding Ltd.) yang telah
dikenal dalam dunia bisnis internasional. PT. Riau Andalan Pulp and Paper
berkedudukan di Jakarta pada tahun 1989. Pada tahun 1995 perusahaan ini mulai
beroperasi di provinsi Riau tepatnya di desa Pangkalan Kerinci kabupaten
Pelalawan. (www.aprilasia.com/en/about-us).
PT.
Riau Andalan Pulp and Paper dibangun dan dirancang untuk mengusahakan pulp dan
kertas yang berkualitas tinggi, dimana pulp diproduksi secara kimia dengn
proses sulfat (kraft). Sistem kontrol
diperusaahan ini telah masuk kedalam sistem ISO yang digunakan sebagai tanda
untuk menentukan kualitas dunia dari suatu produk. Beberapa bahan kimia yang
digunakan dipabrik diantaranya adalah ClO2, Cl2
Selain
itu PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan perusahan swasta yang berkembang
pesat dan mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001 . PT. Riau Andalan Pulp
and Paper merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi produksi yang canggih
yaitu superbatch administrator
digester sistem dan sistem produksi yang telah baik dengan sistem pengontrolan
yang canggih serta manajemen yang telah baik, baik dari segi produksinya maupun
pada tingkat cooperate. (www.aprilasia.com/en/about-us).
PT.
Riau Andalan Pulp and Paper yang bergerak dalam bidang usaha produksi pulp
(bubur kertas) dan paper (kertas). PT. Riau Andalan Pulp and Paper memiliki 4
anak perusahaan, yaitu :
1.
Riau Fiber, unit bisnis
yang bergerak dalam penyediaan bahan baku kayu
2.
Riau Pulp, unit bisnis
yang bergerak dalam memproduksi pulp (bubur kertas)
3.
Riau Andalan Kertas
(RAK), unit bisnis yang bergerak dalam memproduksi kertas, dan
4.
Riau Prima Energi
(RPE), unit bisnis yang bergerak dalam menghasilkan energi listrik.
Bahan baku proses
pembuatan pulp Pabrik Riau Pulp adalah kayu yang berasal dari kayu tanaman
akasia yang bernama Acasia mangium dan Acasia crasicarpa dan Pinus silvetris. Kayu yang digunakan
perusahaan pada umumnya kayu keras (hard
wood), sedangkan kayu lunak (soft
wood) digunakan dalam jumlah sedikit. Bahan baku untuk proses pembuatan
kertas adalah pulp, yaitu pulp serat pendek (hardwood) dan pulp serat panjang (softwood).
Adapun kertas yang
dihasilkan PT. Riau Andalan Pulp and Paper bermerek Dunia Mas dan Paper One.
Produk kertas yang berupa gulungan (rolls) lebarnya 480-2200 mm dengan berat
60, 70, 75, 80, 90, 100, 120 gr/ m2. Lembaran-lembaran kertas yang berbentuk
folio sesuai ukuran standard dan costumize memiliki berat 60, 70, 80,
90, 100, dan 120 gr/ m2. Ukuran kertas yang dipasarkan adalah dalam size A4,
A3, F4, NA4 dengan berat 70/80 gr/ m2. (www.aprilasia.com/en/about-us).
Pemasaran ditujukan
untuk domestik dan ekspor, prioritas masing-masing pemasaran adalah sebagai
berikut:
1.
Domestik
Pulp yang dihasilkan didistribusikan ke
RAK yang merupakan anak perusahaan RGM (Raja Garuda Mas) Group. Selain itu juga
didistribusikan ke pabrik-pabrik kertas di Indonesia.
2.
Ekspor
Prioritas ekspor
ditujukan ke India, Timur Tengah, Eropa, Australia, Taiwan, Japan, Thailand,
Korea dan Malaysia. Distribusi pulp 69% ditujukan ke Asia, 22% ke kawasan Eropa
dan 9% untuk Indonesia. Sedangkan distribusi kertas 47% ditujukan ke Asia, 23%
kekawasan Eropa, 15% untuk Timur Tengah dan sisanya 15% ke Indonesia. (www.aprilasia.com/en/about-us).
B.
Lokasi
dan Fasilitas Perusahaan
1.
Lokasi
Perusahaan
Lokasi
PT. Riau Andalan Pulp and Paper terdiri dari dua tempat, lokasi pabrik di
Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau, ±80 Km sebelah
timur dari Kota Pekanbaru dan jaraknya ±5 Km dari Sungai Kampar. Kantor pusat
terletak di Jl. Jenderal Sudirman, Gedung BNI lantai 20-22, Jakarta.
2.
Fasilitas
Perusahaan
1.
Fasilitas kesehatan dan
keamanan.
2.
Fasilitas transportasi.
3.
Tunjangan kecelakaan.
4.
Perumahan.
5.
Fasilitas training dan
pendidikan.
6.
Kantin dan restoran.
7.
Sekolah.
8.
Hotel.
9.
Minimarket.
10.
Sarana olahraga dan
entertainment. (Sumber : Dokumentasi PT.RAPP didukung dengan hasil observasi
peneliti)
C.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Menjadi perusahaan pulp
dan kertas berskala dunia dengan manajemen dan kinerja terbaik, berkelanjutan,
dan menjadi pilihan utama konsumen maupun karyawan.
Misi :
1.
Menjalankan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
2.
Menjadi pemimpin pada tiap
industri dan segmen pasar pada cakupan area usaha.
3.
Memaksimalkan timbal balik
keuntungan kepada pemegang saham sejalan dengan tetap berkontribusi kepada
perkembangan sosial ekonomi masyarakat lokal dan daerahnya.
4.
Menciptakan nilai-nilai melalui
teknologi modern dan memberi pengaruh terhadap pengetahuan industri, aset-aset
berharga, jaringan, dan sumber daya manusia.
Demi menjaga keberlangsungan usaha, PT. RAPP menerapkan
konsep 3P (Planet, People, and Profit). Planet : pengelolaan kawasan
konservasi, keanekaragaman hayati, pengendalian degradasi kualitas sumber daya
alam, pengendalian pencemaran lingkungan, penyiapan lahan tanpa bakar. People : Penyediaan lapangan kerja/
peluang usaha, pemberdayaan masyarakat dan penuntasan kemiskinan. Profit : Suplai bahan baku serat
berkualitas yang berkelanjutan dengan memastikan terpenuhinya aspek legalitas
bahan baku.
Untuk menjawab hal tersebut di atas terutama mengenai
pemberdayaan masyarakat, PT. RAPP membentuk CD (Community Development) Departemen yang menangani pemberdayaan
masyarakat. (www.aprilasia.com/en/about-us).
D.
Community Development Departement
Community Development Departement adalah suatu department yang bergerak dibawah public relations, community development ini lah yang berhubungan langsung dengan
pemberdayaan masyarakat. Community
development (pengembangan masyarakat) suatu program yang bertujuan untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian
masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat dan
kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan.
Community Development di
PT. Riau Andalan Pulp and Paper merupakan bagian dari tugas public relations, yang dibentuk untuk
melakukan pemberdayaan masyarakat yang tinggal berada dekat dengan perusahaan
dan hutan tanaman industri (HTI), hal ini dilakukan perusahaan sudah sejak awal
operasional perusahaan yaitu pada tahun 1995, hanya saja pada awalnya
perusahaan masih pada batasan hibah, maka tahun 1999 tepatnya bulan april
perusahaan memutuskan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. Hal ini
disampaikan oleh salah satu karyawan community
development kepada peneliti :
“Sejak
perusahaan beroprasional 1995 sampai 1999, program CD dilaksanakan secara event
atau charity (hibah). Tidak memiliki
konsep, metodelogi, tidak punya arah, time, gool, kelompok sasaran, tidak punya
ouput dan input. Hanya memberikan saja kepada masyarakat tanpa ada visi, misi,
tujuan, dan sasaran. Maka tahun 1999 bulan april barulah program CD betul-betul
terkonsep dengan baik, dengan metodelogi yang benar, dan pola pemberdayaan
masyarakat yang memiliki kelompok sasaran dan tujuan program yang lebih teraah
kedepan baik jangka pendek, menengah maupun panjang, Hingga program CD
benar-benar memiliki visi dan misi, tujuan, konsep, metodelogi dan pola
pemberdayaan masyarakat serta team yang kuat, dan arah programpun dikonsep
dengan baik, hingga CD bukan lagi sebuah program charity, tapi CD sudah dalam konteks empowerment-pemberdayaan, itulah dimulai program CD, titik awalnya.
Dimana CD diberikan kebebesan sendiri untuk melakukan program pemberdayaan
masyarakat, kewenangan sendiri, serta anggaran sendiri. Dan saya adalah pelaku
sejarahnya, karena semua kegiatan yang saya sebutkan tadi, saya melakukan dan
mengikutinya.” (Wawancara dengan Bapak Mahmud pada tanggal 19 Januari 2015).
Dari
hasil wawancara diatas bahwa community
development selaku department yang menjalankan program pemberdayaan
masyarakat sebenarnya telah menjalankan
program ini sejak awal perusahaan mulai beroprasional, hanya saja belum
sepenuhnya terarah, dan pada tahun 1999 tepatnya bulan april program ini mulai
terarah dengan baik, dan memiliki visi dan misi serta tujuan yang jelas
kedepannya, tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan merupakan statement
dari owner PT. RAPP.
“Tanggung
jawab perusahaan kepada masyarakat itu adalah statement yang dikeluarkan owner
kita yakni bapak Sukanto Tanoto bahwa kita dimana bumi dipijak disitulah langit
dijunjung dibumi lancang kuning ini, beliau canangkan bahwa kita bukan tamu
dinegeri ini, tetapi kita adalah tuan rumah atau bagian dari masyarakat disini.
Jika PT.RAPP ini maju maka masyarakat yang tinggal didekat operasional
perusahaan juga harus ikut maju, bagaimana caranya ? Mereka juga harus
dilibatkan dalam kegiatan operasional PT.RAPP yang sesuai dengan kemampuan
masyarakat jika masyarakat tidak mampu maka kita bimbing mereka dan kita
damping mereka supaya mereka mampu.” (Wawancara dengan Bapak Lukman pada
tanggal 02 Februari 2015)
“Berawal
dari perusahaan ini hadir didaerah ini adalah the part of community atau bagian dari masyarakat bukan tamu, jadi
perusahaan harus memberikan kontribusi yang positif baik kepada masyarakat
maupun daerah.” (Wawancara dengan Bapak Mahmud pada tanggal 19 Januari 2015).
Perusahaan
sangat menganggap community development adalah
salah satu program yang penting untuk ke stabilan operasional perusahaan,
seperti yang dijelaskan sebelumnya di BAB II.
“Community development adalah program yang sering
digunakan perusahaan dan merupakan filantropi sebagai investasi social
perusahaan yang bersifat jangka panjang (Iriantara, 2004:49). Sehingga dengan
program yang dilaksanakan secara berangsur akan membentuk citra positif perusahaan dan stabil operasional terhadap
kegiatan sosial yang dilakukan.”
Definisi community development diatas
menggambarkan pentingnya community
development bagi perusahaan khususnya untuk PT. Riau Andalan Pulp and
Paper, ini dapat dilihat dari pendapat manager dari CD manager dan karyawan
lainnya.
“Kita
hadir di suatu daerah, kita kaya, dan masyarakat di sekitar miskin, pasti kita
tidak akan tenang membangun usaha ditempat tersebut. Pasti akan ada
barang-barang kita dicuri. Pemilik perusahaan mempunyai impian, kita hadir
disini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar, untuk itu maka program ini
menjadi penting. Dan kita harapkan perusahaan ini berkembang maka masyarakat
juga bisa merasakan manfaatnya dan ikut berkembang.”(Wawancara dengan Bapak
Lukman pada tanggal 02 Februari 2015).
“Awal
dijalankannya program cd, belum ada aturan atau UUD dari Negara ini tentang
tanggung jawab social, tapi perusahaan sudah menganggap hal itu sangat penting,
jadi sebelum adanya aturan, perusahaan sudah menjalankannya, RAPP menganggap
masyarakat adalah bagian yang terpenting yang tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan operasional perusahaan.” (Wawancara dengan Bapak Mahmud pada tanggal
19 Januari 2015).
Begitu
pentingnya program community development bagi
perusahaan, hingga belum adanya Undang-Undang yang mengatur tentang tanggung
jawab sosial seperti UUD NO. 40 tahun 2007, perusahan sudah menjalankan
tanggung jawabnya kepada masyarakat setempat, dengan tujuan utama stabile
operasional perusahaan.
“CD
tidak berdiri sendiri tapi berdampingan dengan perusahaan, dengan tujuan utama
stabile operasional, bagaimana perusahaan kita tidak diganggu masyarakat,
kayu-kayu kita lewat tidak dihalang, ataupun jalan ditutup. Sehingga daerah
itulah mungkin yang akan menjadi kita prioritaskan terlebih dahulu. Karena
kembali lagi dengan tujuan kita stabile operasional. (Wawancara dengan Bapak
Hartjahjo Ariawan pada tanggal 22 Januari 2015).
Berdasarkan
hasil wawancara dan analisis peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
program community development PT.
Riau Andalan Pulp and Paper ini sudah dilaksanakan sejak awal berdirinya
perusahaan, karena owner dari perusahaan
menganggap masyarakat adalah bagian dari mereka dan masyarakat adalah
hal terpenting dari keberlanjutan operasional perusahaan terutama untuk ke
stabilan perusahaan, sehingga community
development dibentuk dengan beberapa tujuan, yang salah satunya adalah
tumbuh bersama dengan masyarakat dan stabile operasional.
E.
Struktur
Organisasi Community Development
Gambar 4.1
Employee
Volunteering, Education & Health Coord.
|
Regional Coord.
(Mandau-Futong-Buatan)
|
Regional Coord.
(Mill-Langgam-Teso)
|
Regional Coord.
(Pelalawan-Meranti-Ukui)
|
Regional Coord.
(Baserah-Cerenti)
|
Organization
Chart Community
Development Departement
Ket : Fokus Penelitian Community Development
Daerah
Fokus Penelitian-Regional Buatan-Desa Pangkalan Pisang
Sumber : Community Development
Organization Chart 2014
F.
Profil
Informan
Karyawan Community Development PT. Riau Andalan
Pulp and Paper
1. Nama : Lukman
Usia :
45 Tahun
Jabatan :
Manager CD
Waktu Wawancara : 02 Februari 2015
2. Nama : Hartjahjo Ariawan
Usia :
46 Tahun
Jabatan :
CD Program Coord
Waktu Wawancara : 22 Januari 2015
3. Nama : Mahmud Hasyim
Usia :
42 Tahun
Jabatan :
CD Coord Regional
Waktu Wawancara : 19 Januari 2015
4. Nama : Tengku Kespanadiar
Usia :
42 Tahun
Jabatan :
Regional Coord
Waktu Wawancara : 04 Februari 2015
5. Nama : Tengku Said Yusman
Usia :
28 Tahun
Jabatan :
CD Officer
Waktu Wawancara : 19 Januari 2015
Masyarakat Desa
Pangkalan Pisang
1. Nama : Hendro Setioko
Usia :
34 Tahun
Jabatan :
Kepala Desa Pangkalan Pisang
Waktu Wawancara : 27 Januari 2015
2. Nama : Rasita
Usia :
57 Tahun
Jabatan :
Kelompok Tani Desa Pangkalan Pisang
Waktu Wawancara : 07 Februari 2015
3. Nama : Yudhi
Usia :
42 Tahun
Jabatan :
Tokoh Masyarakat
Waktu Wawancara : 27 Januari 2015
4. Nama : Fauziah
Usia :
40 Tahun
Jabatan :
Masyarakat
Waktu Wawancara : 11 Februari 2015
G.
Pelaksanaan
Community Development di Desa
Pangkalan Pisang
Program
Community Development adalah suatu
program yang penting dilakukan untuk
kegiatan operasional perusahaan terutama untuk keberlanjutan dan
eksistensi perusahaan, seperti yang dikatakan oleh salah satu karyawan.
“Jadi
program CD adalah program yang harus dijalankan atau dilaksanakan karena kalau
perusahaan mau eksis maka masyarakat adalah bagian terpenting dalam operasional
perusahaan oleh karena itu peran serta masyarakat, perusahaan serta pemerintah
tidak bisa dipisahkan terhadap stabil operasional dan kepastian operasional
khususnya perusahaan PT.RAPP.” ( Wawancara dengan Pak Mahmud pada tanggal 19
Januari 2015).
Berdasarkan
hal tersebut maka peneliti akan menjabarkan bagaimana pelaksanaan program community development PT. Riau Andalan
Pulp and Paper, ada sekitar 150 desa yang menjadi desa binaan PT. Riau Andalan
Pulp and Paper, yang dikelompokkan berdasarkan estate, estate adalah perbatasan
perkebunan milik perusahaan, dan berdasarkan ring desa, ring desa dibagi
menjadi 3 ring. Perihal penentuan ring desa-desa disekitar operasional:
1.
Pembinaan bagi
desa-desa disekitar dan berdekatan dengan operasional perusahaan.
2.
Bantuan program CD yang
disesuaikan dengan lokasi pemanenan kayu.
3.
Pengamanan area
operasional.
Ring
desa-desa dibagi menjadi Ring 1, Ring 2, dan Ring 3 yang diambil dari letak
lokasi/arah operasional dan akses hauling kayu. Pada level estate, ring desa
dapat berubah berdasarkan arah operasional dan akses hauling kayu.
Klasifikasi dalam penentuan ring :
Ring 1
1.
Lokasi desa berada
didalam wilayah operasional perusahaan (konsesi).
2.
Lokasi desa berada
disekitar dan bersinggungan langsung dengan wilayah operasional perusahaa.
3.
Lokasi desa berada
dijalur akses hauling kayu.
4.
Akses masyarakat ke
Estate tergolong cepat.
Ring 2
1.
Lokasi desa berada
diluar dan tidak bersinggungan langsung dengan wilayah operasional.
2.
Jalur hauling melewati
desa tersebut.
Ring 3
1.
Lokasi desa jauh dari
wilayah operasional perusahaan, namun masih tetap berinteraksi dengan
perusahaan. (Sumber : Klasifikasi Ring Desa CD PT. RAPP 2014)
Desa
yang menjadi pilihan peneliti untuk melakukan penelitian adalah desa Pangkalan
Pisang kecamatan Koto Gasip provinsi Riau, desa ini menjadi masuk dalam
klasifikasi ring 1, yang berada sekitar lebih kurang 11-25 km dari perusahaan,
desa ini juga masuk kedalam estate buatan menjadi salah satu desa unggulan dari
perusahaan, ada 4 desa yang menjadi desa unggulan dari perusahaan yang mewakili
dari setiap wilayah, desa tersebut adalah :
1.
Wilayah Kuansing : Desa Benai
2.
Wilayah Kampar : Desa Penghidupan
3.
Wilayah Siak : Desa Pangkalan Pisang
4.
Wilayah Pelalawan : Desa Pulau Muda (Sumber : Klasifikasi Ring Desa CD PT. RAPP
2014)
Diantara
ke empat desa ini, desa Pangkalan Pisanglah yang terletak tidak terlalu jauh dari
perusahaan, di desa Pangkalan Pisang ini sebelumnya sempat terjadi konflik
dengan perusahaan karena suara mobil operasional perusahaan, debu, dan
terbatasnya kesediaan lahan perkebunan sementara jumlah penduduk selalu
bertambah yang mengakibatkan sempitnya ekonomi. Namun dari permasalah tersebut
sekarang desa yang pernah terjadi konflik ini bisa menjadi salah satu desa
unggulan dari desa binaan PT. RAPP yang mewakili wilayah Siak, hal tersebut
jugalah yang membuat peneliti semakin tertarik untuk menjadikan desa ini
sebagai bahan acuan peneliti. Penelitian ini dibatasi dengan tahun pelaksanaan
program community development pada 2
tahun belakangan ini, dengan menjabarkan lebih jelas bagaimana pelaksanaan
program community development PT.
Riau Andalan Pulp and Paper di desa Pangkalan Pisang pada tahun 2014.
Pelaksanaan
program community development PT.
Riau Andalan Pulp and Paper dimulai dari desain,
implementation, dan evaluation,
tahun 2013 akan menjadi bahan acuan peneliti dalam desain, dan tahun 2014 akan
menjadi bahan acuan peneliti dalam
implementation dan evaluation seperti
penjelasan berikut berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi yang
peneliti dapat dilapangan ditambah dengan data pendukung dari perusahaan :
1.
Desain CD Program 2014 Khusus di Desa Pangkalan Pisang
a.
Review CD Program
Memeriksa pencapaian
tahun sebelumnya atau tahun 2013 dan dibandingkan dengan target pada tahun
tersebut, sehingga dapat dilihat berapa persen target yang tercapai pada tahun
2013 tersebut. Selanjutnya setelah mengetahui berapa target yang tercapai, team
community developmen melakukan
pengecekan isu baru apa yang terjadi di setiap desa binaan khusunya di desa
Pangkalan Pisang pada tahun 2013, sehingga CD bisa memprediksi apa saja yang
akan dibutuhkan masyarakat pada tahun selanjutnya (2014) untuk dijadikan
perencanaan program pada tahun selanjutnya (2014). Review CD program ini
dilaksanakan dengan rapat tahunan atau disebut dengan lokal karya pada tanggal
11 November 2013. (Sumber : Report CD Program 2014).
b.
Draft of CD Program
Membuat sebuah draft perencanaan CD
program tahun selanjutnya (2014), disesuaikan dengan wood supply plan, social mapping, hasil survey IPM (Indeks
Pertumbuhan Masyarakat) desa, rekomendasi dari estate dah hasil review tahun
sebelumnya (2013) dari CD program. Draft CD program ini juga dilaksanakan
dengan rapat tahunan atau disebut dengan lokal karya pada tanggal 11 November 2013.
(Sumber : Report CD Program 2014).
c.
Finalize CD Program
Melakukan rembuk desa dengan pedoman
kepada draft yang telah disusun, dan finalisasi CD program tahun selanjutnya.
Kegiatan rembuk desa merupakan langkah
awal dari implementasi konsep, metodologi kerja dari program CD untuk melakukan
hubungan komunikasi yang produktif antara perusahaan dengan masyarakat dan
pemerintah khususnya yang berada di sekitar daerah operasional perusahaan.
Rembuk desa merupakan bentuk wawancara
pembangunan desa bersama masyarakat dalam kontek pemberdayaan masyarakat
sebagai bagian dari proses Partitory
Rural Appraisal (PRA).
Tujuan kegiatan
:
1.
Memberikan informasi
tentang perusahaan secara umum dan program peberdayaan CD Departemen agar
terjadi proses saling memahami dan mengetahui fungsi masing-masing pihak.
2.
Sarana untuk menentukan
prioritas kegiatan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
3.
Bagian dari proses
need-assesment sesuai dengan potensi sumberdaya yang ada di desa.
4.
Memenuhi standard
social perencanaan bersama masyarakat yang dilaksanakan secara partisipatoris.
(Sumber : Data CD-Rembuk Desa PT.RAPP 2014).
Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
dari CD Program maka peneliti melakukan penelitian selama 2 bulan dengan teknik
observasi, dan wawancara, salah satunya dengan Bapak Lukman selaku Manager CD
PT. RAPP.
“Mekanisme
pelaksanaan, ada identifikasi kebutuhan, dari situ kita lihat apa yang
dibutuhkan masyaratakat, setelah itu kita susun programnya, trus kita tanya
lagi kemasyarakat melalui rembuk desa, menurut kami ini yang kalian butuhkan,
karena kalau kita serahkan semua kemasyarakat, mereka meminta kemaren
macam-macam, tidak wajib sebetulnya, ibaratnya sunahnya yang mereka minta.
Padahal yang wajibnya bukan itu atau yang menjadi prioritasnya. Rembuk desa itu
sebetulnya kita mengidentifikasi ulang, betul tidak desa tersebut membutuhkan
ini, dan kita selalu berkoordinasi dengan pemerintah, walaupun perioritas
pemerintah sama dengan kita, kita akan berkoordinasi, kalau misalnya pemerintah
mau membantu pupuk, maka kita akan memilih untuk membantu bibit, seperti itu,
karena kita tidak mau overweight. (Wawancara dengan Bapak Lukman, pada tanggal
02 Februari 2015).
Hal ini dibenarkan oleh salah seorang
masyarakat saat peneliti melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara. Kegiatan rembuk desa untuk CD
Program tahun 2014 dilakukan pada 19 Desember 2013.
“Pihak
perusahaan biasanya memang melakukan rembuk desa sebelum memberikan apa yang
masyarakat minta, kalau saya merasa ini sangat bagus, karena pihak perusahaan
bisa tahu apa saja yang kami inginkan, dan kami bisa menyampaikan langsung
melalui perwakilan yang diutus perusahaan yaitu orang-orang community development itu sendiri,
seperti hari ini, kita berdiskusi seperti biasa saja, walaupun tidak semua
permintaan kami dipehuni oleh perusahaan, setidaknya yang menjadi prioritas
desa bisa terpenuhi, walaupun terkadang sebagian masyarakat masih ada yang
kurang paham, namanya juga masyarakat bereda-beda pola fikirnya, cuma secara
keseluruhan menurut saya PT.RAPP sudah cukup bagus pelaksanaan program community development sendiri”.
(Wawancara dengan Bapak Yudhi pada tanggal 27 Januari 2015).
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara
selama melakukan penelitian serta hasil wawancara dengan pihak community development dan salah satu tokoh masyarat yang sedang
mengikuti kegiatan rembuk desa, maka peneliti dapat menganalisis bahwa
pelaksanaan program community development
ini dijalankan berdasarkan dengan perencanaan-perencanaan yang baik
terlebih dahulu, mulai dari meriview kegiatan tahun lalu, membuat draf dan
dilanjutkan dengan melakukan rembuk desa untuk mengidentifikasi ulang kebutuhan
masyarakat, dengan cara berdiskusi dan mendengarkan apa saja yang menjadi keluh
kesa masyarakat, sehingga perusahaan bisa melakukan programnya dengan
bermanfaat, tidak memberikan apa yang tidak dibutuhkan masyarakat, perusahaan
juga berkerja sama dengan pemerintah agar tidak terjadinya pemberian bantuan
yang berlebihan.
Dengan diadakannya kegiatan rembuk desa
ini juga membuat masyarakat dan perusahaan lebih saling mengerti walaupun tidak
semua masyarakat bisa berfikir sama, karena pola fikir orang yang berbeda-beda.
d.
Propose to Management
for approval
Mempresentasikan hasil rembuk desa didepan
Estate Manager untuk meminta masukan dan persetujuan. Setelah disetujui
presentasipun dilakukan lagi di depan Top Management untuk meminta masukan dan
persetujuan pada saat semiar CD dilaksanakan. Ini dilakukan saat montly meeting atau rapat bulanan.
Hal
ini dilakukan karena tidak semua permintaan masyarakat dipenuhi perusahaan,
perusahaan akan lebih melihat mana yang paling dibutuhkan masyarakat atau yang
menjadi prioritas, dikarena yang diminta masyarakat saat rembuk desa belum
tentu menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri, ada kebutuhan-kebutuhan yang
lebih penting, sehingga itu yang akan menjadi prioritas. (Wawancara dengan
Lukman pada tanggal 02 Februari 2015).
e.
Final CD Program
Apabila program CD sudah disetujui oleh
Management, maka program CD siap untuk dijalankan. (Sumber : Data Community Development PT.RAPP 2014).
2.
CD Program
Implementation 2014
Khusus di desa Pangkalan Pisang
a.
Proposal from Community
and Verification
Community Development Officer
(CDO) melakukan pengecekan lapangan terhadap usulan dari masyarakat yang
didapat dari hasil rembuk desa, dan memilih mana yang akan menjadi prioritas.
CDO melakukan pembimbingan kepada community untuk membuat proposal sesuai
dengan program CD dengan didukung oleh standart dokumen yang telah ditetapkan.
Pembuatan proposal ini dilakukan saat CDO sedang melakukan pendampingan dan
monitoring. (Sumber : Data Community
Development PT.RAPP 2014).
Pendampingan
berkelanjutan, frekuensi pendampingan semakin sering kita melaksanakan
pendampingan maka semakin tinggi tingkat keberhasilan program cd itu, jadi
frekuensi pendampingan itu tidak ada batasannya semakin sering semakin bagus
tapi tentu ada minimalnya. (Wawancara dengan Tengku Said Yusman pada tanggal 19
Januari 2015).
b.
Administration and
Approval in HO
Administrasi dilakukan, serta pengecekan
kelengkapan dokumen, dan menetukan jika usulan tersebut lengkap/tidak, dan
melakukan permintaan barang yang dibutuhkan, hingga material datang dan dapat
diinformasikan kepada team leader/coordinator program sehingga material
tersebut bisa diambil di gudang PT. RAPP, agar bisa segera diberikan ke
desa-desa yang membutuhkan material tersebut. Saat material datang dan siap
diberikan ke desa, maka dilakukan serah terima. (Sumber : Data Community Development PT.RAPP 2014).
c.
Providing Assistances
to Community
Regional Coordinator (Reg. Coord) /
Community Development Officer (CDO) melakukan pendampingan dan monitoring
secara rutin kepada mitra binaan, mengidentifikasi masalah yang timbul dan
mencari solusi bersama mitra binaan. Mengisi form pendampingan dan membuat
ringkasannya setiap bulan, jika ada isu atau permasalahan yang tidak bisa
diatasi akan dibicarakan pada saat montly meeting. (Sumber : Data Community Development PT.RAPP 2014).
d.
Report Quarterly to
Estate Manager
CDO membuat laporan setiap 3 bulan dan
dipresentasikan ke estate manager bersama Team Leader/Coordinator Program/
Regional Coordinator, agar di akhir tahun bisa dilakukan evaluasi pelaksanaan
program CD. (Sumber : Data Community
Development PT.RAPP 2014).
Dari penjabar diatas, peneliti dapat
menganalisis implementation CD program dimulai dari pembuatan proposal yang
berasal dari masyarakat, proposal tersebutpun dapat dibantu oleh CDO yang ada
di setiap estate, pada umumnya CDO dipilih perusahaan dari desa binaan tersebut
agar memudahkan komunikasi dengan masyarakat desa, dan melakukan pendampingan
terhadap masyarakat, sehingga CDO akan cepat mengetahui apa saja yang terjadi
dan dibutuhkan oleh masyarakat, dan apabila terjadi masalah yang tidak dapat
diatasi maka akan didiskusikan saat rapat bulanan.
CDO juga akan melakukan pengecekan
kelapangan terhadap usulan masyarakat saat dilakukannya rembuk desa, dan
menentukan mana yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan program community development di masing-masing
desa binaan,seperti halnya dengan desa Pangkalan Pisang yang lebih membutuhkan
pertanian, didukung dengan keadaan tanah di desa yang subur, dan minat
masyarakat yang tinggi untuk bercocok tanam.
3.
CD Program Evaluation 2014 khusus di desa
Pangkalan Pisang
Melakukan
pendampingan dan evaluasi kepada mitra binaan dan melukan evaluasi yang
dilakukan setiap akhir tahun, evaluasi untuk CD program 2014 dilakukan pada 17
Desember 2014, dalam rapat akhir tahun atau Lokal Karya, hal ini dilakukan agar kegiatan yang sudah dilakukan dapat
diketahui apa saja yang harus diperbaiki untuk tahun selanjutnya. Untuk
memperjelasnya peneliti mengambil jawaban wawancara dari CDO.
“Pendampingan
berkelanjutan, frekuensi pendampingan semakin sering kita melaksanakan
pendampingan maka semakin tinggi tingkat keberhasilan program cd itu, jadi
frekuensi pendampingan itu tidak ada batasannya semakin sering semakin bagus
tapi tentu ada minimalnya. Pendampinga ini ada yang bersifat individu, disini
kita punya yang namanya CD Officer (CDO), pendampingan lapangan masyarakat,
ataupun pendampingan mitra binaan yang hari demi hari hidup dengan masyarakat
itu, bahkan kita hampir 100% pendamping mitra binaan itu berasal dari daerah
itu sendiri? Mengapa? sebab mereka bisa berkomunikasi secara langsung dengan
masyarakat, part of them, karena kita adalah bagian dari mereka.” (Wawancara
dengan Bapak Tengku Said Yusman pada tanggal 19 Januari 2015).
Sementara untuk melihat indikator
keberhasilan program CD melalui evaluasi peneliti mengambil jawaban wawancara
bersama pak Mahmud Hasyim.
“Indikator
keberhasilan CD itu adalah orang lain yang menilai, kita hanya menilai
bagaimana implementasi programnya terhadap aktualisasi. Dalam program cd ada 4
hal yang harus dilihat : Pertama adalah report implementasi atau laporan dari program yang telah dilaksanakan, kedua
public statement atau pernyataan dari masyarakat terhadap perusahaan baik atau
tidak, ketiga public analysment diumumkan pada lembaga yang memiliki sertifikasi,
dan yang terakhir adalah sertifikasi lapangan atau survey terhadap kepuasan
masyarakat. Perubahan mindsite masyarakat perubahan pendapatan masyarakat, dan
ada juga laporan audit dari beberapa lembaga seperti PRA dan lain-lain”.
(Wawancara dengan Bapak Mahmud pada tanggal 19 Januari 2015).
Berdasarkan
pengalaman peneliti selama melakukan penelitian dan hasil wawancara dari
beberapa narasumber, peneliti dapat menganalisis pelaksanaaan keseluruhan
program CD PT. Riau Andalan Pulp and Paper dikaitkan dengan proses public relations dalam community development yang telah
dijabarkan di bab II hal 25-29, yang mana Iriantara mengatakan ada 5 proses
pelaksanaannya yaitu dimulai dari, pengumpulan fakta, perumusan masalah,
perencanaan dan program, aksi dan komunikasi, serta evaluasi.
Maka
program community development PT.
Riau Andalan Pulp and Paper melakukan pelaksanaanya secara garis besar berdasarkan
teori dari Iriantara, perusahaan memulai meriview pelaksanaan program tahun
lalu, menyusun draf perencanaan, melakukan rembuk desa untuk melihat permasalahan
dan melakukan diskusi dengan masyarakat, menjalankan program dan melakukan
pendampingan berkelanjutan serta melakukan evaluasi pada program yang telah
dijalankan di akhir tahun nantinya. Dan program CD ini bersifat continue dan akan terus dilaksanakan.
Hal ini diperjelas oleh salah satu karyawan CD.
“Program
CD tidak pernah selesai, program CD ini bersifat continue atau berlanjutan kalau program ini selesai berarti bukan
program, akan tetapi project. Sebab program itu adalah perencanaan yang direncanakan
dalam rangka pendek, panjang, dan menengah. Kalau project barang diserahkan
selesai yakni tidak ada kelanjutannya. Community yang dikembangkan itu adalah
masyarakat selama perusahaan ini masih ada maka program cd akan terus berjalan
tidak akan selesai kecuali perusahaan ini sudah tidak ada lagi”. (Wawancara
dengan Bapak Tengku Kespandiar pada tanggal 04 Februari 2015).
Adapun
tujuan dari kegiatan evaluasi ini adalah sebagai berikut :
1.
Melihat sejauh mana
program CD berpengaruh terhadap peningkatan taraf kehidupan dan pola pikir.
2.
Presepsi masyarakat
terhadap perusahaan dan program CD.
3.
Evaluasi dan
perencanaan terhadap program dan kegiatan. (Data Kerangka Acuan Evaluasi
Program CD PT. RAPP 2014)
H.
Program
Community Development
Program
yang dijalankan perusahaan dibagi dalam beberapa sektor, sebagai berikut :
1.
Sektor
Social (Sosial)
a.
Social Infrastruktur
Program
Program pengembangan infrastruktur
sosial merupakan suatu bentuk pemberian bantuan guna untuk pembangunan desa dan
membuat desa menjadi lebih baik dengan tidak mengambil peran dari pemerintah,
sehingga perusahaan hanya membantu kekurangan bantuan yang belum tersentuh oleh
pemerintah, sehingga dapat menutupi kekurangan tersebut, jadi pemerintah dan
perusahaan pun dapat bekerja sama disini untuk masyarakat.
Adapun bentuk dari kegiatan sosial
infrastruktur program ini adalah pembangunan, renovasi, pengadaan fasilitas
sosial dan umum, pendidikan, keagamaan, kebudayaan dan olahraga yang diperlukan
oleh masyarakat. Adapun beberapa jenis bantuan yang diberikan, yaitu: perbaikan
jalan, kantor/balai desa, air bersih, penerangan atau genset, pembangunan
ataupun renovasi gedung sekolah, pembangunan dan renovasi tempat ibadah,
lapangan olahraga dan peralatan olahraga. Pada tanggal 12 Desember 2014 pihak
perusahaan melakukan serah terima pemberian bantuan sosial infrastruktur
program dalam bentuk bantuan Meubiler di PDTA Al-hidayah desa Pangkalan Pisang.
(Data Program-program dari Community
Development PT.RAPP 2014 didukung dengan hasil observasi peneliti).
b.
Program
Kesukarelaan Karyawan (Employee
Volunteering)
Program kesukarelaan karyawan (Employee Volunteering) merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjaga hubungan baik antara
perusahaan, masyarakat dan karyawan yang bekerja di didalamnya. Kegiatan ini
pun merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk tumbuh dan berkembang
bersama masyarakat. Harapan yang ingin dicapai dari program ini adalah
terciptanya hubungan komunikasi yang produktif antara perusahaan dengan
masyarakat sekitar operasional. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24 Oktober
2014.
Adapun
bentuk kegiatan dalam program, sebagai berikut :
1.
Gotong royong dan
pengecatan beberapa fasilitas desa, seperti sekolah, kantor kepala desa,
puskesmas, rumah ibadah.
2.
Penanaman pohon,
perusahaan memberikan sejumlah bibit pohon untuk ditanam didaerah sekitar desa.
3.
Serta beberapa
sumbangan dari perusahaan berbentuk, tong sampah, cat, kuas cat, dan ember. (Data
Program-program dari Community
Development PT.RAPP 2014 didukung dengan hasil observasi peneliti).
c.
Community and Religiun
Affair
Community
and Religiun Affair, kegiatan ini
merupakan kegiatan pendekatan masyarakat terhadap agama. Program keagamaan
dilakukan perusahaan mengingat agama merupakan hal yang sangat vital dan dekat
dengan masyarakat. Sehingga kegiatan keagamaanpun
menjadi salah satu fokus kegiatan perusahaan, adapun kegiatan keagamaan yang
dilakukan perusahaan seperti, membantu pembangunan masjid, penyediaan karpet,
renovasi, safari ramadhan, pemberian mimbar masjid, serta pelatihan ustad.
(Data Program-program dari Community
Development PT.RAPP 2014).
“Kegiatan yang dilakukan perusahaan pada
umumnya membantu kami selaku pemerintah untuk meningkatkan desa ini menjadi
lebih baik, khususnya dibidang infrastruktur dan ekonomi masyarakat, kita
melakukan bersama semua kegiatan gotong royong ini, pengecatan dan penanaman
bibit, pihak perusahaanpun membawa perwakilannya yang tidak kalah banyak dari
masyarakat, kan ini hal yang sangat bagus untuk menjalin hubungan yang baik”.
(Wawancara dengan Kepala Desa Pangkalan Pisang Bapak Hendro Setioko Pada Tanggal
27 Januari 2015).
Pelaksanaan program di sektor sosial
dilakukan setelah melalui hasil pengecekan lapangan yang telah dilakukan oleh
CDO dan disepakati oleh pihak perusahaan, peneliti juga sempat mengikuti
beberapa kegiatan sektor sosial ini seperti halnya memberikan bantuan
infrastruktur dan employee volunteering, dari
kegiatan tersebut masyarakat desa sangat antusias dan ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan program ini, seperti halnya pengecatan beberapa gedung yang sudah
tidak bagus, membersihkan area sekitar desa, dan penanaman pohon disekitar
desa, bukan hanya masyarakat saja tapi beberapa perwakilan dari perusahaan juga
ikut bersama dalam kegiatan tersebut, sehingga kegiatan tersebut cepat selesai
dan bisa langsung dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Seperti halnya dengan
pendapat dari kepala desa Pangkalan Pisang.
2.
Sektor
Economi (Ekonomi)
a.
Integrated Farming
System
(IFS)
Program di kembangkan
sebagai upaya mengembangakan basis ekonomi masyarakat melalui agribisnis
pertaninian, peternakan, dan perikanan terpadu dalam satu lahan. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas usaha tani dan nilai ekonomis dengan asas saling
memperkuat di antara subs sektor dengan keterpaduannya. (Data Program-program
dari Community Development PT.RAPP
2014 didukung dengan hasil observasi peneliti).
b.
Small Medium Enterprise (SMEs)
Program ini merupakan
pengembangan usaha masyarakat dalam bentuk kemitraan usaha dalam pengelolaannya
di bagi kedalam tiga sub program:
1.
Sub program kemitraan
usaha, yang memfokoskan pada pembinaan usaha masyarakat yang bersifat in line dengan kegiatan PT. RAPP. Secara
spesifik program ini bertujuan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk
terlibat hubungan bisnis sebagai mitra PT. RAPP.
2.
Sub program
kewirausahaan, yakni kegiatan pembinaan usaha mandiri yang bersifat off line dengan (tidak terkait)
kegiatan PT. RAPP.
3.
Vocational
training, merupakan pengembangan pelatihan
keterampilan kejuruan bagi masyarakat khususnya pemuda putus sekolah di sekitar
wilayah operasional perusahaan. (Data
Program-program dari Community
Development PT.RAPP 2014 didukung dengan hasil observasi peneliti).
Sektor ekonomi khususnya program Integreted Farming Sytem (IFS) merupakan
salah satu yang menjadi prioritas program di desa Pangkalan Pisang, ada 24 kali
kegiatan bantuan IFS yang dilakukan perusahaan untuk desa pangkalan pisang
(Report Program Community Development
PT. RAPP 2014) , IFS menjadi prioritas utama karena minat masyarakat yang
tinggi dengan bercocok tanam dan didukung dengan keadaan tanah yang cukup baik
untuk bisa meningkatkan taraf kehidupan masyarakat desa, seperti halnya dengan
Bapak Rasita yang menjadi ketua dalam salah satu kelompok tani di desa
Pangkalan Pisang.
“Saya
sangat senang mbak bisa dibantu sama perusahaan, awalnya saya susah, banyak
utang sana sini untuk betani, tapi perusahaan datang ke saya melihat saya, dan
awalnya menanya-nanyakan tentang saya dan dijanjikan untuk dibantu, saya senang
sekali, sekitar bebarapa bulan kemudian ternyata benar saya banyak dibantu,
kami bentuklah kelompok tani namanya seroja, dimana kami diberi bantuan berupa
bibit dan alat-alat tani, Alhamdulillah sekarang utang-utang saya sudah
sedikit, saya dapat melunasinya, tanah tempat saya tanam ini pinjam mbak, tapi
saya bisa menghasilkan sekitar 18 jt sekali panen, dari kebun 300 meter, saya
menanam kacang tanah, timun, cabe gitu mbak.” (Wawancara dengan Bapak Rasita
pada tanggal 07 Februari 2015).
Dari hasil penjabaran diatas dan wawancara,
maka peneliti akan menganalisis pelaksanaan program community development di sektor ekonomi terdapat 2 program yang ada
dalam sektor ini, yaitu IFS dan SME’s, dimana masing-masing kegiatan ini dalam
pendampingan dari pihak perusahaan, sebelum melakukan program masyarakat
terlebih dahulu diberikan training agar mereka lebih makmur dan siap untuk
menjalankan program, petani-petani yang dilatih oleh perusahaan sangat
merasakan kepuasannya terhadap bantuan-bantuan yang diberikan oleh perusahaan,
hanya saja terdapat sedikit kendala yang dirasakan petani saat panen, petani
kadang sulit mendapatkan pengepul yang mau mengambil hasil panen petani,
sehingga hasil panen sampai busuk, hal ini lah yang seharusnya lebih
diperhatikan perusahaan lagi, dan bekerja sama dengan masyarakat untuk
mendapatkan pengepul hasil panen.
3.
Sektor
Educations (Pendidikan)
a.
Beasiswa
Perusahaan sangat memperhatikan
pendidikan masyarakat yang ada di sekitar operasional perusahaan, karena
pendidikan adalah salah satu jalan menuju kesuksesan dan perbaikan bangsa ini,
untuk itu perusahaan mulai sangat memperhatikan dunia pendidikan dengan
memberikan beberapa beasiswa, bahkan sekarang beasiswa bukan hanya untuk
masyarakat derah tempatan dekat dengan operasional perusahaan, beasiswa dari perusahaan
sekarang juga bisa dinikmati masyarakat luas dengan beberapa kriteria tertentu,
ada pun bentuk bantuan pendidikan perusahaan sebagai berikut :
1.
Pemberian beasiswa
kepada siswa SMA. Beasiswa ini diprioritaskan bagi anak-anak yang berasal dari
keluarga kurang mampu tetapi berprestasi di sekolah.
2.
Pemberian beasiswa
tingkat universitas. Perusahaan memberikan beasiswa penuh kepada mereka
bibit-bibit unggul daerah untuk disekolahkan di Akademi Teknologi Pulp dan
Paper (ATPK) Bandung selama tiga tahun. Ketika penerima beasiswa lulus,
langsung dijadikan karyawan di perusahaan.
Selain di ATPK, perusahaan juga memberi beasiswa kuliah di Institut
Teknologi Pertanian (instiper) Yogyakarta.
3.
Pelatihan guru
4.
Seminar pendidikan.
(Data Program-program dari Community Development
PT.RAPP 2014 didukung dengan hasil observasi peneliti).
“Pendidikan
merupakan hal terpenting ya buat kita, terutama untuk perusahaan ingin membantu
masyarakat, agar bisa mendapatkan pendidikan, ini juga merupakan fokus owner kita, makanya kita dibentuk tanoto
foundations.” (Wawancara dengan Bapak Said Yusman Pada tanggal 19 Januari
2015).
Salah satu masyakat yang merima bantuan
perusahaan juga menyampaikan rasa senang dan harapannya saat peneliti melakukan
wawancara.
“Alhamdulillah
kami bisa dibantu sama perusahaan terutama dalam bidang pendidikan anak saya,
dia dapat beasiswa seperti ini, bersyukur sekali, beban saya bisa berkurang,
anak saya bisa sekolah dengan baik, kalau bisa saya berharap kuliahnya nanti
tetap dapat beasiswa dari perusahaan, biar anak saya bisa menggapai
cita-citanya setinggi mungkin. (Ujar ibu Fauziah saat wawancara pada tanggal 11
Februari 2015).
Dari hasil wawancara diatas maka
peneliti dapat menganalisis bahwa bidang pendidikan merupakan prioritas perusahaan
juga, untuk membantu masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang lebih layak
dan tidak putus sekolah, perusahaan membantu masyarakat desa dimulai dari
beasiswa SD, SMP, SMA bahkan kuliah dan bantuan pendidikan dalam bentuk ikatan
dinas, dimana anak tersebut disekolahkan dan setelah selesai maka dia akan
langsung dipekerjakan diperusahaan. Hanya saja tentu ada syarat-syarat yang
harus dilalui.
4.
Sektor
Health (Kesehatan)
Program kesehatan masyarakat ini
bertujuan unutk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya di
sekitar operasional perusahaan. Seperti dipaparkan sebelumnya, kesehatan juga
merupakan tanggung jawab pemerintah, namun dengan adanya sinergi dengan perusahaan,
maka tujuan akan lebih cepat dicapai. Dalam menjalankan program, perusahaan
bekerja sama dengan puskesmas
setempat. Beberapa kegiatan dalam bidang kesehatan yang
dilakukan, seperti
pengobatan masal, sunatan masal, penyuluhan kesehatan, pemberian paket gizi,
penyuluhan kesehatan ibu dan anak, pemberian paket gizi untuk balita dan ibu
hamil, serta pelatihan kader ibu hamil.
Hingga saat ini
beberapa informan dari masyarakat desa Pangkalan Pisang yang peneliti tanyakan
memiliki pandangan sendiri tentang pelaksanaan program community development yang dijalankan perusahaan, seperti halnya
yang dikatakan oleh kepala desa Pangkalan Pisang Bapak Hendro Setioko.
“Saya
senang dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan terhadap desa
Pangkalan Pisang ini, perusahaan memperhatikan masyarakat-masyarakat desa, dan
secara keseluruhan perusahaan turut membantu program pemerintah, dimana kami
juga bisa bermitra ataupun bekerja sama dalam pembangunan desa untuk
peningkatan IPM desa, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.” (Wawancara dengan
Kepala Desa Pangkalan Pisang Bapak Hendro Setioko pada tanggal 27 Januari
2015).
Senada dengan Kepala Desa Pangkalan
Pisang seorang petani binaan perusahaan dari Desa Pangkalan Pisang dan masyarakat lainnya yang menerima bantuan
program community development PT.
RAPP menyatakan rasa senangnya terhadap perusahaan yang membantu dan dapat
meningkatkan taraf hidupnya sebagai petani.
“Program
perusahaan ini sangat bagus, kayak perhatian kesehatan, infrastruktur,
semuanyalah, memperhatikan masyarakat kecil seperti kami, Cuma kalau bisa
perusahaan melakukannya terus, berkelanjutan tidak hanya sampai sini saja,
seterusnya kami tetap diperhatikan, kalau bisa tidak ada konflik lagi, dan
hidup berdampingan terus antara perusahaan dan masyarakat.” (Wawancara dengan
Bapak Yudhi pada tanggal 27 Januari 2015).
Berdasarkan hasil wawancara diatas
peneliti dapat menganlisis tentang pelaksanaan program community development di mata masyarakat, bahwa pelaksanaan program
community development yang dijalankan oleh perusahaan sudah sangat
banyak bermanfaat untuk mereka, perusahaan memperhatikan masyarakat yang
benar-benar kurang mampu dan pantas untuk dibantu dan dapat bantuan sehingga
mereka bisa menjadi lebih baik lagi, namun walaupun begitu masih banyak
harapan-harapan masyarakat terhadap pelaksanaan program ini, terutama tentang
kebrlanjutan program dan mereka dapat terus diperhatikan dan dibantu oleh
perusahaan.
I.
Faktor
Penghambat dan Pendukung Program Community
Development
1.
Faktor
Pendukung
Hampir semua faktor menjadi pendukung
dalam pelaksanaan program community
development PT. Riau Andalan Pulp
and Paper, terutama dari pihak perusahaan, pemerintah dan stakeholder, terutama
dari kesiapan pihak community development
dan kesediaan kelengkapan peralatan, akomodasi, serta dana yang dibutuhkan.
“Salah
satu faktor yang mendukung keberhasilan program, dengan melakukan hubungan
kerjasama yang harmonis dengan pemerintah, masyarakat, LSM dll ataupun stakeholder, kita tidak bisa bekerja
sendiri, jadi kita bekerja sama bergandengan tangan, kita membantu masyarakat untuk mensuport
program pemerintah.” (Wawancara dengan Bapak Hartjahjo Ariawan pada tanggal 22
Januari 2015).
Dan
dipertegas juga dengan pendapat pak Lukman selaku Manager CD.
“Kita
selalu berkoordinasi dengan pemerintah, walaupun prioritas pemerintah sama
dengan kita, kita akan berkoordinasi, kalau misalnya pemerintah mau membantu
pupuk, maka kita akan memilih untuk membantu bibit, seperti itu, karena kita
tidak mau over, dan kalau dari pihak
perusahaan sendiri kita sudah dilengkapi dan difasilitasi oleh perusahaan”.
(Wawancara dengan Bapak Lukman pada tanggal 02 Februari 2015).
2.
Faktor
Penghambat
Yang menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan program community development
PT. Riau Andalan Pulp and Paper
adalah sulitnya merubah maindset awal
masyarakat, dan terkendala dana yang terkadang terlambat cairnya.
“Merubah
maindset dan presepsi masyarakat,
merubah presepsi masyarakat kepada program masyarakat yang secara continue sering dinilai ada kepentingan
tertentu oleh orang tertentu, ini yang perlu kita jelaskan. Maindset untuk merubah presepsi
masyarakat terhadap program perusahaan.” (Wawancara dengan Bapak Mahmud pada
tanggal 19 Januari 2015).
Pendapat Bapak Mahmud ditambahkan lagi
dan dipertegas oleh Bapak Lukman selaku Manager CD.
“Seperti
contohnya pada program IFS, kendala itu lebih kepada maindset masyarakat,
masyarakat lebih spekulasi, mereka lebih kepda mata pencarian mereka selama
ini, seperti masih ingin menebang pohon, menangkap ikan, dan hasilnya bisa
langsung mereka rasakan, sementara kalau IFS kan, masyarakat harus menanam
dulu, menunggu panen, dan itu juga membutuhkan waktu yang lama, dan belum tentu
bisa dapat langsung dimakan, masyarakat sekitarpun tidak terbiasa dengan bertani,
itu yang harus kami rubah dari pola pikir masyarakat, dan mungkin soal dana
juga, kadang terlambat cair, ya karena perusahaan juga harus memperhitungkannya
dengan baik, mungkin itu yang menjadi kendalanya.” (Wawancara dengan Bapak
Lukman pada tanggal 02 Februari 2015).
Dari hasil wawancara diatas dan seluruh
penjabaran peneliti dapat menyimbulkan bahwa dana yang terkadang terlambat cair
menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan program serta sulitnya merubah maindset masyarakatlah yang menjadi
faktor penghambat pelaksanaan program community
development PT. Riau Andalan Pulp and Paper, dan terkadang tidak menemukan
tempat pengepul atau yang membeli hasil panen dari petani, hal ini perlu
diperhatikan kembali oleh perusahaan. Namun untuk secara keseluruhan tidak ada
faktor lain yang menjadi penghambat dalam pelaksanaannya, dan sekarang pihak community development pun mulai mencoba
meminimalisi faktor penghambat dengan memilih CDO yang berasal dari daerah
ataupun desa binaan, sehingga membuat perusahaan lebih mudah berkomunikasi dan
menjelaskan tentang program yang dilakukan perusahaan melalui CDO kepada
masyarakat.