BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Public
Relations
Menurut Herimanto et al (2007:10) menjelaskan public relations adalah fungsi manajemen
yang khas mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi
dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama,
melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan, membantu manajemen
memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik,
menerapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan
umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu
mendahului kecendrungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi
yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Berikut ini ada beberapa definisi hubungan masyarakat atau
pemaknaan konsep Public relations menurut
beberapa pakar (baik praktisi maupun akademisi).
a.
Menurut
J.C. Seidel “Public relations adalah
proses yang berkesinambungan dari usaha-usaha pihak manajemen untuk memperoleh
sokongan (goodwill) dan pengertian
dari para pelanggan, pegawai/karyawan dan publik umumnya. Ke dalam dengan
melakukan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, dan keluar
dengan mengadakan atau menyampaikan pernyataan-pernyataan.”
b.
Menurut
Howard Booham “Public relations
adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian yang lebih baik dari khalayak
atau publik, sehingga dapat memperdalam serta meningkatkan kepercayaan
khalayak, publik terhadap seseorang, organisasi/badan perusahaan.”
c.
Menurut
British Institute Of Public relations “Public
relations adalah sutu usaha berencana dan berkesinambungan untuk membina dan
memelihara itikad baik, sokongan, serta pengertian bersama antara
organisasi/perusahaan dengan masyarakat.”
d.
Menurut
Frank Jefkins “Public relations
adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari semua bentuk komunikasi yang
berencana (baik kedalam/internal maupun keluar/eksternal) antara organisasi
dengan masyarakat, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan khusus mengenai
pencapaian pengertian bersama (common
understanding).”
e.
Menurut
pakar ilmu komunikasi Indonesia Jalaludin Rahmat dan Deddy Mulyana, “Humas atau
Public relations senantiasa berkenaan
dengan kegiatan penciptaan, pemahaman melalui pengetahuan. Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa
perubahan yang positif. Dengan demikian, Humas adalah suatu bentuk komunikasi
yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu bersifat komersial
maupun nonkomersial, pemerintah maupun pihak swasta.” (Rudy, 2005:83).
Untuk memperjelas pengertian
Public relations, ada baiknya kita
simak pula pendapat pakar lainnya. Cultip dan Center (dalam Suhandang, 2004:45)
mengemukakan bahwa : “Public relations
adalah suatu kegiatan komunikasi dan pernafsiran, serta komunikasi-komunikasi
dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian
informasi, gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi,
dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat
tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat”.
Dari definisi Cultip dan
Center itu tergambar adanya ciri khas dari public
relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan
publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publiknya yang ada di luar
lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan kegiatan terhadap lembaga itu,
sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dalam meraih kepentingan
bersama.dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui adanya sifat komunikasi
dua arah dalam public relations.
Dalam proses komunikasinya, public
relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima
informasi dari publiknya. Sifat timbal baliknya itu bukan hanya memberi, tetapi
juga menerima. Jadi, untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap publik akan
menimbulkan dua jalur penghubung karena itu pula public relations harus ditulis dan diartikan jamak (dengan
menambahkan ‘s’ pada kata relations).
Maka peneliti dapat menarik
kesimpulan dari beberapa pakar baik praktisi maupun akademis, bahwa public relations adalah suatu usaha
organisasi untuk memperoleh kerjasama dari sekelompok orang, public relations juga membantu suatu
lembaga baik pemerintah maupun swasta
untuk berinteraksi secara efektif, dan membantu suatu oragnisasi dan
publicnya untuk saling beradaptasi secara menguntungkan.
2.
Tujuan Public Relations
Menurut Oxley (dalam Iriantara,
2010:17) menyebutkan tujuan PR sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari tujuan
organisasi, mengingat PR adalah fungsi manajemen satu organisasi dan PR pun
bekerja di dalam organisasi itu. Bahkan dalam pandangan Oxley, hal ini harus
dipandang sebagai salah satu prinsip “tujuan PR jelas dan mutlak memberi
sumbangan pada objektif organisasi secara keseluruhan” harus menjadi pegangan
bagi siapa pun yang merencanakan dan menjalankan program-program PR.
Pada intinya tetap menjalin
hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang
baik tersebut bukan semata demi keuntungan dan keselamatan perusahaan,
melainkan untuk keuntungan dan keselamatan kedua belah pihak. Perusahaan
menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu dan publik perusahaan
itu pun menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut. Tidak ada
yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik
tersebut. (Iriantara,2010:18).
3.
Tugas dan Fungsi Public
Relations
Tugas humas adalah
memberikan penerangan untuk meningkatkan hubungan baik dengan mereka yang
pendapatnya berpengaruh bagi organisasi dalam menentukan kebijakan yang
terbaik. Selanjutnya berkembanglah tugas untuk meningkatkan saling pengertian
dengan kelompok masyarakat. Sedangkan fungsi atau penerangan menurut Ardianto
(2011:239) merupakan harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh
humas sesuai kedudukannya sebagai seorang humas. Jadi humas dikatakan berfungsi
apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau pun
tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik.
Tugas-tugas
public relations pada intinya adalah:
a.
Memberi
sarana kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang
mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya.
b.
Meneliti
dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik-publik utama pada
saat ini atau antisipasi sikap publik-publiknya pokok terhadap organisasi.
c.
Bekerja
sebagai penghubung antara manajemen dengan publik-publiknya.
d.
Memberi
laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi
hubungan publiknya dengan organisasi (Rasyid,2009:16).
4.
Public Relations
dan Perusahaan
PR sangat erat hubungannya
dengan perkembangan sosial, ekonomi, maupun politik yang muncul di Negara
tempat organisasi/perusahaan berbeda. PR dalam organisasi/perusahaan muncul
karena hal-hal sebagai berikut.
a.
Adanya
kebutuhan memperbaiki hubungan baik dengan publik sehingga terdapat saling
pengertian, publik bisa mengerti bagaimana organisasi tersebut, publik bisa
lebih mengenal dan mengerti lebih jelas, muncul saling mempercayai demi
keuntungan kedua belah pihak, membawa kemajuan, kontinuitas organisasi, dan
kebutuhan publik.
b.
Adanya
keinginan untuk semakin bersikap terbuka terhadap publik dengan menggunakan
komunikasi dua arah. Juga dengan menciptakan opini publik yang sangat
diperlukan untuk pengembangan dan kelangsungan organisasi/perusahaan.
c.
Adanya
kebutuhan untuk semakin memasyarakat yang merupakan proses mencapai kemenangan
dalam mempengaruhi hal-hal penting bagi kepentingan umum sehingga membuat
publik semakin mengenal organisasi/perusahaan dengan lebih baik, dan publik
semakin terbuka mengenai kebutuhan, keinginan dan keluhan. Adanya kebutuhan
untuk berkomunikasi dua arah dalam menghadapi permasalahan sosial yang
kompleks, dan semakin berkembang. Untuk itu, dibutuhkan hubungan sosial yang
sehat dan etis. (Saputra dan Rulli, 2011:33)
5.
Hubungan Public Relations
Internal dan External
Istilah perusahaan disini
mengacu pada organisasi yang dengan manajemennya yang beriorentasi untuk
memperoleh profil (keuntungan), baik yang berbentuk bussines, company, firm, agency. Oleh karena perusahaan merupakan
organisasi yang memiliki kekhasan dalam sifat, fungsi, dan tujuannya, maka
humas perusahaan mempunyai kekhasan pula, meskipun dalam aspek-aspek tertentu
terdapat persamaan dengan jenis humas lainya.
a.
Hubungan
dengan karyawan oleh humas (PR) adalah :
Salah satu penggerak atau malah penggerak utama dari perusahaan
adalah karyawan. Kesuksesan perusahaan bergantung kepada orang yang bergerak
dibelakangnya. Hubungan baik dengan karyawan dapat menciptkan iklim kerja yang
kondusif, dimana dengan iklim yang kondusif tapi produktifitas karyawan akan
meningkat. Mengkomunikasi apa yang menjadi visi perusahaan kepada karyawan akan
memberikan pemahaman bagaimana mereka bekerja dan apa yang harus dicapai adalah
tugas PR perusahaan. Dan sebaliknya PR juga memberikan pengertian kepada para
pemimpin perusahaan bersama manajemen terhadap kepentingan karyawan seperti
tingkat kesejahteraan mereka. Disamping itu motivasi karyawan akan bertambah jika
diberi reward atas prestasinya.
Konflik antara karyawan dan manajemen dan pemimpin perusahaan-pun semakin
rendah jika ada hubungan yang baik antara keduanya.
b.
Hubungan
dengan pemegang saham (stakeholder
relations)
Dalam perusahaan tertentu yang sudah go public, tugas humas juga bertambah yakni membina hubungan baik
antara pemegang saham dengan jajaran direksi selaku pelaksana kebijakan.
Penyatuan persepsi antara stakeholder dengan
direksi adalah penting, laju perkembangan perusahaan bergantung pada hal ini.
PR harus mampu mengkomunikasikan bahwa arah kebijakan direksi adalah positif,
sehingga pemegang saham percaya akan investasinya diperusahaan tersebut.
Sebaliknya jika para pemegang saham mampu mengerti dan memahami direksi,
diharapkan akan mendukung visi perusahaan dan strategi yang dibawa jajaran
manajemen dan direksi.
c.
Hubungan
dengan pelanggan (costumer relations)
Pelanggan adalah raja, demikian ungkapan ini menggambarkan begitu
pentingnya kedudukan pelanggan dimata perusahaan. Jelaslah bahwa pelangganlah
konsumen dari produk-produk perusahaan, dari merekalah perusahaan mendapatkan
angka penjualan yang tinggi yang akhirnya berpengaruh pada profil perusahaan.
Hubungan yang harus dibina antara lain; mempromosikan produk kepada mereka,
antara lain dengan publikasi, event, berita,
pendekatan komunikasi konsumen, mencitrakan, serta program-program yang
menyangkut sosial responsibility.
Disamping itu mendengar keluhan mereka akan kualitas produk kita adalah
penting, dari pada konsumen mengeluh kepada konsumen lainnya atau lebih gawat
lagi jika mereka mengeluh pada media, mendengarkan keluhan mereka lebih baik
ketimbang dua opsi sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan
kontak layanan kritik dan saran, atau pun costumer
care dengan call center untuk
menampung usaha konsumen.
d.
Hubungan
dengan komunitas khalayak sekitar (community
relations)
Perusahaan dengan target market
tertentu, harus membina hubungan baiknya dengan konsumen, apabila telah
terkumpul dalam suatu komunitas. Komunitas memiliki anggota yang pada umumnya
loyal pada organisasi dan terikat secara emosional maupun psikal. Dengan
menggandeng komunitas diharapkan perusahaan mempunyai pelanggan tetap, yang
ikut membantu penjualan produk secara langsung ataupun tidak ikut mempromosikan
produk-produk dari perusahaan kepada anggotanya. Masukan-masukan dari komunitas
juga menjadi nilai plus lagi yang didapatkan oleh perusahaan dari hubungan baik
ini.
e.
Hubungan
dengan pemerintah (government relations)
Pemerintah sebagai otoritas regulator adalah salah satu pihak yang
harus dibina hubungan baiknya. Perusahaan untuk mengkomunikasikan apa yang
dihadapi oleh kalangan pengusaha, misalnya dalam hal pajak dan bea cukai masuk.
Disamping itu pemerintah juga mendapat pemahaman tentang kalangan pengusaha,
sehingga dalam menetapkan kebijaksanaan selain menguntungkan pemerintah tetapi
juga tidak merugikan kalangan pengusaha.
f.
Hubungan dengan pers (pers relations)
Salah satu kekuatan besar yang dapat mengubah dunia adalah media,
dalam hal ini adalah pers. Pers bergerak atas nama publik dan bekerja atau
menyoroti isu-isu yang berkaitan dengan publik. Hubungan baik dengan pers
memungkinkan perusahaan dengan segala produk-produknya, untuk memberikan citra
positif perusahaan itu pada masyarakat. Hubungan baik pers juga menghindari
perusahaan dari pencitraan buruk dari pers. (Saputra dan Rulli, 2011:56)
6.
Hubungan Public Relations dengan
Community Development.
Dalam kaitannya dengan community development, public relations memiliki
hubungan erat dengan program community
development. Pada dasarnya community
development merupakan bagian dari corporate
sosial responsibility (CSR) yang mana program tersebut adalah program public relations untuk melibatkan diri
mengatasi persoalan-persoalan sosial yang ada pada lingkungan sekitar
(Kriyantono, 2008:13)
Bentuk lain dari program kegiatan community relations yang dilakukan
organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat (Community Development). Pengembangan masyarakat pada dasarnya
merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang
dimiliki masyarakat itu. Dalam pengembangan masyarakat ini, masyarakat adalah
partisipasi sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries)
dari pembangunan. Pengembangan masyarakat adakalanya dipandang sebagai
kebalikan dari pendekatan pembangunan yang top-down, yang segalanya ditentukan
dari luar komunitas tersebut. Dalam pendekatan pengembangan masyarakat, yang
biasanya membentuk organisasi-organisasi masyarakat, seperti ditulis
kindervatter (dalam Iriantara, 2010:173) memiliki komponen-komponen (a)
berorientasi pada kebutuhan baik material maupun nonmaterial, (b) memanfaatkan
kesejatian (endogenous) masyarakat
setempat termaksud visi dan misinya tentang masa depan, (c) mandiri yang
berarti mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya, (d)
bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh
kesadaran, dan (e) didasarkan pada transformasi struktural yang berarti adanya
perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan.
Metode yang biasa digunakan untuk
pengembangan masyarakat ini adalah PRA (Participatory Rual Appraisal) yang
merupakan cara untuk mengkaji atau memahami keadaan atau kondisi desa yang melibatkan
partisipasi masyarakat. Karena itu dalam prosesnya, PRA ini melibatkan masyarakat
dalam proses-proses pemikiran yang berlansung selama kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi program pembangunan masyarakat, ada
juga yang merumuskan PRA ini sebagai pendekatan dan metode yang mendorong
masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan
mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana
dan tindakan, menurut Robert Chamber, (dalam Iriantara 2010:174). PRA ini
dijalankan dengan berpegang pada prinsip-prinsip dasar berikut ini :
a.
Mengutamakan yang
terabaikan (keberpihakan), yang berarti memprioritaskan masyarakat yang
terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk berperan dan mendapat manfaat dari
pembangunan, meski tidak berarti juga mengabaikan masyarakat yang tak
terabaikan.
b.
Pemberdayaan
(penguatan) masyarakat, warga masyarakat ditingkatkan kemampuannya untuk
mengkaji keadaan, mengambil keputusan dan menentukan kebijakan, serta memberi
penilaian terhadap kegiatan yang berlansung.dengan demikian masyarakat memiliki
akses dan kontrol terhadap keadaan di seputar kehidupan nya.
c.
Masyarakat sebagai
pelaku, orang luar sebagai fasilitator, yang berarti masyarakat adalah pelaku
utama kegiatan sedangkan orang luar bukanlah guru atau penyuluh melainkan
fasilitator belaka.
d.
Saling belajar dan
menghargai perbedaan, yang berarti ada pengakuan terhadap pengalaman dan
pengetahuan tradisional masyarakat yang didayagunakan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
e.
Santai dan informal,
yang berarti kegiatan PRA ini diselenggarakan dalam suasana santai, luwes,
terbuka, tidak memaksa dan informal.
f.
Triangulasi, yang berarti melakukan
proses pemeriksaan dan pemeriksaan ulang informasi untuk mendapatkan kedalaman
atas informasi yang dikumpulkan dan dianalisa bersama masyarakat.
g.
Mengoptimalkan hasil,
yang berarti fasilitator harus menetapkan dengan jelas jenis dan tingkat
kedalaman informasi yang diperlukan.
h.
Orientasi praktis, yang
berarti PRA ini dilakukan untuk mengembangkan kegiatan yang dimaksudkan untuk
memecahkan masalah dan meningkatkan kehidupan masyarakat.
i.
Keberlanjutan dan selang waktu, dengan
mengingat PRA bukanlah paket yang selesai dilakukan setelah informasi dianggap
cukup maka PRA pada dasarnya merupakan metode berlanjutan yang mencoba
menggerakkan potensi masyarakat.
j.
Belajar dari kesalah, yang artinya bila
melakukan kesalahan adalah wajur namun yang terpenting untuk dilakukan adalah
belajar dari kesalahan.
k.
Terbuka, yang memandang
teknik PRA bukan sesuatu yang sudah selesai dan sempurna sehingga perlu
dikembangkan sesuai dengan kondisi masyarakat.
Dalam kegiatan pengembangan masyarakat
itu, banyak organisasi bisnis lebih memilih bekerja sama dengan LSM, dengan
anggapan bahwa LSM memiliki kemampuan, sumber daya dan pengalaman dalam
menjalankan program atau kegiatan pengembangan masyarakat. Namun pada intinya,
di sini ditunjukkan kepedulian organisasi bisnis pada upaya mengembangkan
masyarakat. Kehadiran organisasi bisnis bukan hanya sebagai mesin pencari
keuntungan tapi juga lembaga yang bisa memberi manfaat bagi komunitas sekitar.
(Iriantara 2010:174-175).
Perkembangan masyarakat
didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan
kondisi ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan partisipasi
aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa masyarakat itu sendiri.
7.
Proses
Public Relations dalam Community Development
Community
development pada dasarnya adalah kegiatan PR.
Maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations. PR disini lebih
dimaknai sebagai kegiatan organisasi bukan proses komunikasi yang dilakukan
organisasi dengan publiknya.
Mengingat community relations berhadapan langsung dengan persoalan-persoalan
sosial yang nyata dihadapi komunitas sekitar organisasi. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi
bersama-sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengidentifikasi,
mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas permasalahan yang dihadapi.
Dalam hal ini, fokusnya adalah yang dihadapi komunitas. Bukan permasalahan yang
dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelesaian permasalahan yang dihadapi
komunitas itu akan dirasakan juga oleh organisasi, mengingat program-program community relations pada dasarnya
dikembangkan untuk keselamatan bersama organisasi dan komunitas.
Community
relations bisa dipandang berdasarkan dua
pendekatan. Pertama, dalam konsep PR lama yang memposisikan organisasi sebagai
pemberi donasi, maka program community
relations hanyalah bagian dari aksi komunikasi dalam proses PR. Kedua, yang
memposisikan komunitas sebagai program tersendiri yang merupakan wujud dari
tanggung jawab sosial organisasi.
Berikut adalah tahapan-tahapan dari program
dan kegiatan community relations (Iriantara,
2010:80-84) :
a.
Pengumpulan fakta
Permasalah
sosial yang dihadapi masyarakat kita cukup banyak. Mulai dari permasalahan
lingkungan seperti polusi, sanitasi lingkungan, tercemarnya sumber air dan
pengundulan hutan sampai dengan permasalahan ekonomi seperti tingkat
pengangguran yang tinggi, sumber daya manusia yang tak berketerampilan, rendah
mental kewirausahaan atau tingkat produktivitas individu yang rendah.
Kita
bisa mengumpulkan fakta permasalahan sosial itu dari berbagai sumber. Misalnya
dari berita media masa, sata statistik, obrolan warga masyarakat, atau sumber
yang bisa digunakan untuk mengumpulkan fakta mengenai persoalan sosial yang
dihadapi komunitas organisasi.
b.
Perumusan masalah
Masalah
sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan
pikiran dan keterampilan secara tepat. Misalnya, kita dihadapkan semua orang
bisa mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang memadai, namun dalam
kenyataanya kita menemukan banyak orang yang tak mendapatkan pekerjaan.
Tentu
saja tidak semua permasalahan tersebut bisa diselesaikan melalaui pendekatan community relations organisasi. Masalah
tingginya angka pengangguran tidak bisa diselesaikan hanya melalui pendekatan community relations. Pendidikan dan
keluarga pun turut mempengaruhi terbentuknya sikap mental tersebut. Karena itu,
dalam rumusan masalah yang akan ditangani melalui kegiatan atau program community relations, haruslah masalah
yang diperkirakan dapat diatasi melalui kegiatan dan program tersebut.
Jadi,
dalam rumusan masalah itu kita mulai memfokuskan pada komunitas organisasi.
Bila komunitasnya dirumuskan secara sederhana, berarti komunitas berdasarkan
lokasi yakni komunitas sekitar wilayah operasi organisasi. Namun bila
komunitasnya dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas tersebut lepas
dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pada pertimbangan kesamaan
kepentingan.
c.
Perencanaan program
Menurut
pakar manajemen, bila kita membuat perencanaan yang baik kita sudah
menyelesaikan separuh pekerjaan kita. Untuk mewujudkan apa yang diperkirakan
itu, dibuatlah suatu program. Dengan demikian, program bisa kita anggap sebagai
cara untuk mewujudkan apa yang diandaikan bakal terjadi dikemudian hari.
Program merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya
diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagiain dari program merupakan
langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan.
d.
Aksi dan komunikasi
Aspek
dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan
bukan PR. Wakat Prnya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Seperti kita
ketahui, PR pada dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan
untuk membangun dan menjaga reputasi dan citra organisasi dan citra organisasi
dimata publiknya. Karena itu, dalam program community
relations selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan
kepada komunitas, serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana. Sedangkan
aksi sebagai implementasii program yang sudah direncanakan, pada dasarnya sama
saja dengan implementasi program apapun.
e.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui
efektivitas dan efisien program.
Namun
dalam konteks community relations perlu
diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelenggarakan program
kegiatan belaka. Melainkan juga evaluasi bagaimana sikap komunitas terhadap
organisasi. Evaluasi atau sikap publik itu diperlukan karena, pada dasarnya community relations ini meski merupakan
wujud tanggung jawab sosial organisasi, tetap merupakan kegiatan PR. (Iriantara,
2010:80-84).
8.
Corporate Sosial
Responsibility
Beberapa konsep tentang corporate sosial responsibility dapat
dijelaskan dengan menurut pendapat-pendapat dari beberapa ahli yang didasari
oleh beberapa penelitian terhadap kegiatan perusahaan. Salah satu konsep
menyebutkan tentang corporate sosial
responsibility adalah komitmen usaha untuk bertindak etis, beroprasi secara
legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas
secara lebih luas (Rudito, et al, 2007:209)
dari sini tersirat bahwa sasaran usaha adalah komunitas secara lebih luas
menjadi inti dari CSR, dijelaskan bahwa anggota komunitas yang lebih luas
termaksud didalamnya adalah perusahaan, anggota keluarga karyawan, serta
komunitas yang menjadi lingkungan sosial dari perusahaan itu sendiri.
Menurut The World Business Council for Sustanable Development (WBCSD)
(dalam Rudito, et al, 2007:209)
dinyatakan bahwa corporate sosial
responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontrobusi dalam pembangunan
ekonomi keberlanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga
karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (local) dan komunitas
secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Dari
pernyataan ini, terlihat adanya usaha untuk ikut terlibat dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan sehingga dengan demikian kemandirian sebuah komunitas
menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah usaha.
Menurut Chambers et al. (dalam Iriantara, 2010:49) mengidentifikasikan tanggung
jawab sosial sebagai “melakukan tindakan sosial (termaksud lingkungan hidup)
lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan”. Sedangkan
menurut Natufe menyebutkan tanggung jawab sosial sebagai “komitmen
berkelanjutan kalangan bisnis untuk berprilaku etis dan memberikan sumbangan
pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan
keluarganya serta komunitas lokal masyarakat secara keseluruhan.
9.
Community Development
Secara umum community development dapat
didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk
memperbesar akses kemasyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya
yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan
pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih
mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahtraan yang lebih baik.
Dalam arti lain, community
development (pengembangan masyarakat) suatu program yang bertujuan untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian
masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat dan
kelebagaan dalam penyelenggaraan pembangunan.
Community
development merupakan program yang sering
digunakan perusahaan dan merupakan filantropi sebagai investasi sosial
perusahaan yang bersifat jangka panjang (Iriantara,2004:49). Sehingga dengan
program yang dilaksanakan secara berangsur akan membentuk citra positif
perusahaan terhadap kegiatan sosial yang dilakukan.
Community development merupakan salah satu strategi dalam pembangunan sosial, menurut
Carry J (dalam Hasim, 2009:45) bahwa community
development pada hakekatnya adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh
warga komunitas untuk bekerja sama yang diarahkan pada masa depan komunitas itu
sendiri.
Community development juga dapat dipahami secara luas maupun sempit. Menurut Taliziduhu
(dalam Hasim, 2009:46), dalam pengertian luas community development perubahan sosial berencana dimana sasarannya
adalah perbaikan dan peningkatan ekonomi, teknologi dan bahkan sosial serta
politik. Dalam pengertian sempit community
development diartikan sebagai perubahan berencana di lokalitas tertentu,
seperti kampong, desa dan kota. Community
development dikaitan dengan berbagai kegiatan atau program yang langsung
berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan kepentingan lokalitas
atau komunitas setempat sepanjang mampu dikelola oleh komunitas itu sendiri.
Secara politis community development menurut
Bhattacharyya (dalam Hasim, 2009:46) dipahami sebagai proses yang didasarkan
atas prakarsa komunitas itu sendiri maupun oleh pemerintah dalam rangka
memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kebudayaan serta mengintegrasikannya ke
dalam kehidupan komunitas tersebut. Sekurang-kurangnya terdapat dua elemen
dasar dalam community development dimaksud,
yaitu : pertama, partisipasi dalam upaya memperbaiki taraf hidup mereka yang
didasarkan atas kekuatan dan prakarsa komunitas itu sendiri. Kedua, adanya
bantuan dan pelayanan teknis untuk membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong
diri sendiri serta kesediaan membantu orang lain dari pemerintah.
Community development memiliki fokus terhadap upaya membantu anggota masyarakat yang
memiliki kesamaan minat untuk bekerjasama dengan mengidentifikasi kebutuhan
bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Mayo bidang-bidang pembangunan meliputi tiga sektor (pendidikan,
kesehatan, dan sosial budaya) dan lingkungan (Ambadar, 2008:37)
Menurut Jim Ife & Frank Tesoriero
(2008:117), menerangkan bahwa community
development dipandang sebagai proses pembentukan ataupun pembentukkan
kembali, struktur-struktur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai cara
baru dalam mengaitkan dan mengorganisasikan kehidupan sosial serta pemenuhan
kebutuhan manusia. Dalam konteks ini kerjasama masyarakat dilihat sebagai
kegiatan atau praktek dari seseorang yang berusaha memfasilitasi proses
pengembangan masyarakat tersebut, baik dengan cara orang itu dibayar maupun
tidak dalam melakukan peran tersebut. Layanan berbasis masyarakat dilihat
sebagai struktur dan proses untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan mengarahkan
sumber daya, keahlian dan kearifan dari komunikasi itu sendiri.
10.
Aspek
keberhasilan Program Community
Development
a.
Aspek Partisipasi
Masyarakat
Partisipasi dapat terlihat dari keterlibatan masyarakat mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
b.
Aspek
Keberlanjutan.
Partisipasi dapat terlihat dari keterlibatan masyarakat mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
c.
Aspek
Kemandirian
Aspek kemandirian dilihat dari sejauhmana masyarakat dapat berdiri
sendiri tanpa campur tangan dari perusahaan. (Munir, 2010)
B.
Job Descriptions Community Development Officer :
1. Bekerja
sama dengan CDO, SGR Askep dan manager estate tentang aktivitas CD, lokasi dan
perkiraan anggaran.
2. Menyerahkan
status akhir tahun masing-masing CD program dan mempersiapka program CD untuk
tahun yang akan datang pada seminar lokal karya.
3. Merencanakan
dan memastikan semua program CD dilaksanakan dan di evaluasi dengan biaya yang
disetujui.
4. Mensosialisasikan
program CD secara umum kepada masyarakat, kepala desa dan camat.
5. Menjalankan
dan mendampingi semua kegiatan program CD di area.
6. Mengirimkan
laporan bulanan semua kegiatan program CD yang dilaksanakan di daerah kepada regional coordinator, dan SGR Askep.
(Job Descriptions Community Development PT.
RAPP 2014)
C.
Kerangka
Pemikiran
Kerangka
pemikiran ini menggunakan model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama
Schramm pada tahun 1945, model ini dinilai sebagai salah satu model yang banyak
digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi, kedua tokoh ini mencurahkan
perhatian mereka pada peranan sumber dan penerima sebagai pelaku utama
komunikasi, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
Gambar 2.1
Sumber
: Cangara (2011:46)
Model
ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, di mana pesan ditransmit melalui proses encoding dan decoding. Encoding translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah
pesan, dan deconding adalah translasi
yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber. Hubungan
antara enconding dan deconding adalah hubungan antara sumber
dan penerima secara simulat dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Sebagai
proses yang dinamis, interpreter pada model sirkular ini bisa berfungsi ganda
sebagai pengirim dan penerima pesan.
Pada
tahap awal, sumber berfungsi sebagai encoder
dan penerima sebagai decoder. Tetapi
pada tahap berikutnya penerima berfungsi sebagai (encoder) dan sumber sebagai penerima (decoder), dengan kata lain sumber pertama akan menjadi penerima
kedua dan enerima pertama akan berfungsi sebagai sumber kedua, dan seterusnya.
Maka
dalam model sirkulat Osgood dan Schramm melihat proses itu berlangsung secara
terus menerus (simultan). Pelaku
komunikasi baik sumber maupun penerima dalam model ini mempunyai kedudukan yang
sama. Oleh karena itu, proses komunikasi dapat dimulai dan berakhir di mana dan
kapan saja.
Maka
dalam penelitian ini peneliti mencoba memodifikasi model sirkular yang dibuat
oleh Osgood bersama Schramm, seperti gambar dibawah ini :
Gambar
2.2
Zodifikasi
Kerangka Pikir
Sumber : Olahan Peneliti.
Modifikasi ini dilakukan, agar peneliti bisa lebih
terarah dalam melakukan penelitian, peneliti menjadikan community development sebagai pihak encoder dan masyarakat sebagai pihak decoder, dan mereka akan terus bekerja sama melalui program dan
implementasi program dari community
development, hal ini dikarenakan kegiatan community development yang berkelanjutan atau continue.
D.
Konsep
Operasional
Analisis, merupakan
sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum
sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat
diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola
secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan
diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti. Dalam
penelitian ini pun peneliti ingin menganalisa bagaimana pelaksanaan tugas public relations bidang community development PT. Riau Andalan
Pulp and Paper, dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaannya dengan melakukan wawancara,
keikutsertaan peneliti serta dokumentasi data-data yang dapat mendukung
peneliti dalam melakukan penelitian ini, analisa yang dilakukan dengan maksud
mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan community development kepada masyarakat.
Pelaksanaan
dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara melakukan program dari community development, yang dapat
dilihat dari keberhasilan program dan beberapa aspek.
Community development atau bisa disebut
dengan pemberdayaan masyarakat adalah suatu bidang yang berpartisipasi dari
lembaga yang terencana, aktif, terus-menerus dengan masyarakat, dalam rangka
memelihara dan meningkatkan lingkungannya untuk memperoleh keuntungan, bagi
lembaga maupun komunitas atau masyarakat yang menjadi binaan dari perusahaan. Community Development merupakan bagian
dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Coorporate
Social Responsibility.
Tanggung
jawab sosial perusahaan atau Corporate
Social Responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dalam penelitian ini peneliti memilih
melihat pelaksanaan program Community
Development berdasarkan pendapat dari (Iriantara, 2010:80-84) yang telah
diuraikan penelitti di BAB II 2.1.7. Melalui program-program Community Development inilah peneliti
akan melihat bagaimana pelaksanaan tugas yang dijalankan pihak perusahaan dalam
upaya pemberdayaan masyarakat di desa Pangkalan Pisang.
E.
Tinjauan
Penelitian Terdahulu
Tabel
2.1
Penelitian Terdahulu
No
|
Nama
|
Judul
|
Hasil Penelitian
|
1.
|
Suardi Tarumun
(Jurnal)
Tahun 2005
|
Program
Pemberdayaan Masyarakat Riau PT RAPP di Desa Banjar Benai Kecamatan Benai
Kuantan Singingi.
|
Penelitian ini dilakukan selama 2
minggu, pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif, melalui penyebaran kuesioner dan dilanjutkan dengan diskusi
terbatas (focus group indepth).
Penelitian ini berfokus pada usaha tani cabe.
Usaha tani cukup menguntungkan secara
finansial bila harga cabe cukup stabil. Dengan tidak mendapatkan subsidi dan
harga input serta output menurut harga pasar usahatani
ini cukup membantu ekonomi petani. Dengan jumlah pokok sebanyak 1000 batang
petani memperoleh keuntungan finansial sebesar Rp 2.3 juta dengan BC rasio
sebesar 1.50. Dari sisi
keberlanjutan, usaha tani cabe ini bisa berlanjut dengan syarat harga cabe
stabil dengan harga minimal Rp. 9.300/kg.
|
2.
|
Aris Mazidah
(Universitas Islam Negri Sunan
Kalijaga Yogyakarta)
Skripsi
Tahun 2010
|
Peran
Public Relations dalam implementasi
Community Development PT. Telkom,
Tbk Kandatel Yogyakarta
|
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan Bagaimana peran public relations dalam implementasi community development PT. Telkom, Tbk
Kandatel Yogyakarta. Adapun hasil penelitian dari Aris ialah program community development PT. Telkom, Tbk
Kandatel Yogyakarta ditangani oleh community
developmet center (CDC) berdasarkan keputusan direksi PT. Telkom
Indonesia Tbk. Public relation tetap
memiliki andil untuk setiap kegiatan dan pelaksanaan community development. Dalam pelaksanaan community developmet, PR memiliki tanggung jawab dalam menghandel
acara, membuat random acara dan
mengkomunikasikan setiap kegiatan yang diadakan oleh community development center (CDC) kepada publik. Public relations menggunakan media relations sebagai sarana untuk
menjangkau publik.
|
F.
Perbandingan
dengan Penelitian Terdahulu
Perbandingan
penelitian peneliti dengan penelitian terdahulu, terdapat kesamaan lokasi
dengan Suardi Tamurun, peneliti dengan peneliti terdahulu sama-sama meilih
lokasi di Community Development
Departement PT. Riau Andalan Pulp and Paper, namun penelitian terdahulu
mengambil fokus didaerah Banjar benai dengan permasalahan usaha tani cabe, dan
menggunakan metode kuantitatif selama 2 minggu, berbeda dengan peneliti yang
menggunakan metode kualitatif dengan fokus penelitian di desa Pangkalan Pisang
selama 2 bulan.
Sementara dengan Aris Mazidah terdapat
kesamaan metode penelitian degan menggunakan metode kualitatif, Azis Mazidah
berfokus pada peran Community Development
namun peneliti berfokus pada Tugas Community
Development, dan terdapat perbedaan lokasi antara Azis Mazidah dan
peneliti, Azis Mazidah di PT. Telkom Tbk Kandatel Yogyakarta, sementara
peneliti melakukan penelitian di PT. Riau Andalan Pulp and Paper.
Adapun
hasil dari penelitian dari masing-masing peneliti terdahulu yaitu, Suardi
Tamurun memperoleh hasil penelitiannya adalah Usaha tani cukup menguntungkan
secara finansial bila harga cabe cukup stabil. Dengan tidak mendapatkan subsidi
dan harga input serta output menurut harga pasar usaha tani
ini cukup membantu ekonomi petani. Dengan jumlah pokok sebanyak 1000 batang
petani memperoleh keuntungan finansial sebesar Rp 2.3 juta dengan BC rasio
sebesar 1.50. Dari sisi
keberlanjutan, usaha tani cabe ini bisa berlanjut dengan syarat harga cabe
stabil dengan harga minimal Rp. 9.300/kg. Dan Aris Mazidah adalah program
community development PT. Telkom, Tbk
Kandatel Yogyakarta ditangani oleh community
developmet center (CDC) berdasarkan
keputusan direksi PT. Telkom Indonesia Tbk. Public
relation tetap memiliki andil untuk setiap kegiatan dan pelaksanaan community development. Dalam pelaksanaan
community developmet, PR memiliki
tanggung jawab dalam menghandel acara, membuat random acara dan mengkomunikasikan setiap kegiatan yang diadakan
oleh community development center (CDC) kepada
publik. Public relations menggunakan media relations sebagai sarana untuk
menjangkau publik.
Sementara
peneliti mendapatkan hasil penelitiannya adalah pelaksanaan program community development dimulai dari mereview
pelaksanaan program tahun lalu, menyusun draf perencanaan, melakukan rembuk
desa untuk melihat permasalahan dan melakukan diskusi dengan masyarakat,
menjalankan program dan melakukan pendampingan berkelanjutan serta melakukan
evaluasi pada program yang telah dijalankan di akhir tahun nantinya. Adapun
program-program yang ada di community
development, Integrated Farming System, Small Medium Entrepreneurship, Employee
Voluntering, Community and Relligiun Affair, Education, Community Health,
Social Infrastructure Program. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program
adalah sulitnya merubah maindset
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar