Rabu, 27 Mei 2015

ANALISIS PELAKSANAAN TUGAS COMMUNITY DEVELOPMENT PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.           Landasan Teori
1.             Public Relations
Menurut Herimanto et al (2007:10) menjelaskan public relations adalah fungsi manajemen yang khas mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik, menerapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecendrungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
     Berikut ini ada beberapa definisi hubungan masyarakat atau pemaknaan konsep Public relations menurut beberapa pakar (baik praktisi maupun akademisi).
a.              Menurut J.C. Seidel “Public relations adalah proses yang berkesinambungan dari usaha-usaha pihak manajemen untuk memperoleh sokongan (goodwill) dan pengertian dari para pelanggan, pegawai/karyawan dan publik umumnya. Ke dalam dengan melakukan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, dan keluar dengan mengadakan atau menyampaikan pernyataan-pernyataan.”
b.             Menurut Howard Booham “Public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian yang lebih baik dari khalayak atau publik, sehingga dapat memperdalam serta meningkatkan kepercayaan khalayak, publik terhadap seseorang, organisasi/badan perusahaan.”
c.              Menurut British Institute Of Public relations  Public relations adalah sutu usaha berencana dan berkesinambungan untuk membina dan memelihara itikad baik, sokongan, serta pengertian bersama antara organisasi/perusahaan dengan masyarakat.”
d.             Menurut Frank Jefkins “Public relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari semua bentuk komunikasi yang berencana (baik kedalam/internal maupun keluar/eksternal) antara organisasi dengan masyarakat, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan khusus mengenai pencapaian pengertian bersama (common understanding).”
e.              Menurut pakar ilmu komunikasi Indonesia Jalaludin Rahmat dan Deddy Mulyana, “Humas atau Public relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan, pemahaman melalui pengetahuan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, Humas adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu bersifat komersial maupun nonkomersial, pemerintah maupun pihak swasta.” (Rudy, 2005:83).
Untuk memperjelas pengertian Public relations, ada baiknya kita simak pula pendapat pakar lainnya. Cultip dan Center (dalam Suhandang, 2004:45) mengemukakan bahwa : “Public relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan pernafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat”.
Dari definisi Cultip dan Center itu tergambar adanya ciri khas dari public relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publiknya yang ada di luar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dalam meraih kepentingan bersama.dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui adanya sifat komunikasi dua arah dalam public relations. Dalam proses komunikasinya, public relations tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima informasi dari publiknya. Sifat timbal baliknya itu bukan hanya memberi, tetapi juga menerima. Jadi, untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap publik akan menimbulkan dua jalur penghubung karena itu pula public relations harus ditulis dan diartikan jamak (dengan menambahkan ‘s’ pada kata relations).
Maka peneliti dapat menarik kesimpulan dari beberapa pakar baik praktisi maupun akademis, bahwa public relations adalah suatu usaha organisasi untuk memperoleh kerjasama dari sekelompok orang, public relations juga membantu suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta  untuk berinteraksi secara efektif, dan membantu suatu oragnisasi dan publicnya untuk saling beradaptasi secara menguntungkan.
2.             Tujuan Public Relations
Menurut Oxley (dalam Iriantara, 2010:17) menyebutkan tujuan PR sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari tujuan organisasi, mengingat PR adalah fungsi manajemen satu organisasi dan PR pun bekerja di dalam organisasi itu. Bahkan dalam pandangan Oxley, hal ini harus dipandang sebagai salah satu prinsip “tujuan PR jelas dan mutlak memberi sumbangan pada objektif organisasi secara keseluruhan” harus menjadi pegangan bagi siapa pun yang merencanakan dan menjalankan program-program PR.
Pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan para pihak atau publik-publik organisasi. Hubungan yang baik tersebut bukan semata demi keuntungan dan keselamatan perusahaan, melainkan untuk keuntungan dan keselamatan kedua belah pihak. Perusahaan menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik itu dan publik perusahaan itu pun menikmati keuntungan dan manfaat dari hubungan baik tersebut. Tidak ada yang ditinggalkan atau diperalat dalam hubungan yang terjalin dengan baik tersebut. (Iriantara,2010:18).
3.             Tugas dan Fungsi Public Relations
Tugas humas adalah memberikan penerangan untuk meningkatkan hubungan baik dengan mereka yang pendapatnya berpengaruh bagi organisasi dalam menentukan kebijakan yang terbaik. Selanjutnya berkembanglah tugas untuk meningkatkan saling pengertian dengan kelompok masyarakat. Sedangkan fungsi atau penerangan menurut Ardianto (2011:239) merupakan harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh humas sesuai kedudukannya sebagai seorang humas. Jadi humas dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau pun tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik.
Tugas-tugas public relations pada intinya adalah:
a.              Memberi sarana kepada manajemen tentang semua perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-publiknya.
b.             Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik-publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publiknya pokok terhadap organisasi.
c.              Bekerja sebagai penghubung antara manajemen dengan publik-publiknya.
d.             Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publiknya dengan organisasi (Rasyid,2009:16).
4.             Public Relations dan Perusahaan
PR sangat erat hubungannya dengan perkembangan sosial, ekonomi, maupun politik yang muncul di Negara tempat organisasi/perusahaan berbeda. PR dalam organisasi/perusahaan muncul karena hal-hal sebagai berikut.
a.              Adanya kebutuhan memperbaiki hubungan baik dengan publik sehingga terdapat saling pengertian, publik bisa mengerti bagaimana organisasi tersebut, publik bisa lebih mengenal dan mengerti lebih jelas, muncul saling mempercayai demi keuntungan kedua belah pihak, membawa kemajuan, kontinuitas organisasi, dan kebutuhan publik.
b.             Adanya keinginan untuk semakin bersikap terbuka terhadap publik dengan menggunakan komunikasi dua arah. Juga dengan menciptakan opini publik yang sangat diperlukan untuk pengembangan dan kelangsungan organisasi/perusahaan.
c.              Adanya kebutuhan untuk semakin memasyarakat yang merupakan proses mencapai kemenangan dalam mempengaruhi hal-hal penting bagi kepentingan umum sehingga membuat publik semakin mengenal organisasi/perusahaan dengan lebih baik, dan publik semakin terbuka mengenai kebutuhan, keinginan dan keluhan. Adanya kebutuhan untuk berkomunikasi dua arah dalam menghadapi permasalahan sosial yang kompleks, dan semakin berkembang. Untuk itu, dibutuhkan hubungan sosial yang sehat dan etis. (Saputra dan Rulli, 2011:33)
5.              Hubungan Public Relations Internal dan External
Istilah perusahaan disini mengacu pada organisasi yang dengan manajemennya yang beriorentasi untuk memperoleh profil (keuntungan), baik yang berbentuk bussines, company, firm, agency. Oleh karena perusahaan merupakan organisasi yang memiliki kekhasan dalam sifat, fungsi, dan tujuannya, maka humas perusahaan mempunyai kekhasan pula, meskipun dalam aspek-aspek tertentu terdapat persamaan dengan jenis humas lainya.
a.              Hubungan dengan karyawan oleh humas (PR) adalah :
Salah satu penggerak atau malah penggerak utama dari perusahaan adalah karyawan. Kesuksesan perusahaan bergantung kepada orang yang bergerak dibelakangnya. Hubungan baik dengan karyawan dapat menciptkan iklim kerja yang kondusif, dimana dengan iklim yang kondusif tapi produktifitas karyawan akan meningkat. Mengkomunikasi apa yang menjadi visi perusahaan kepada karyawan akan memberikan pemahaman bagaimana mereka bekerja dan apa yang harus dicapai adalah tugas PR perusahaan. Dan sebaliknya PR juga memberikan pengertian kepada para pemimpin perusahaan bersama manajemen terhadap kepentingan karyawan seperti tingkat kesejahteraan mereka. Disamping itu motivasi karyawan akan bertambah jika diberi reward atas prestasinya. Konflik antara karyawan dan manajemen dan pemimpin perusahaan-pun semakin rendah jika ada hubungan yang baik antara keduanya.
b.             Hubungan dengan pemegang saham (stakeholder relations)
Dalam perusahaan tertentu yang sudah go public, tugas humas juga bertambah yakni membina hubungan baik antara pemegang saham dengan jajaran direksi selaku pelaksana kebijakan. Penyatuan persepsi antara stakeholder dengan direksi adalah penting, laju perkembangan perusahaan bergantung pada hal ini. PR harus mampu mengkomunikasikan bahwa arah kebijakan direksi adalah positif, sehingga pemegang saham percaya akan investasinya diperusahaan tersebut. Sebaliknya jika para pemegang saham mampu mengerti dan memahami direksi, diharapkan akan mendukung visi perusahaan dan strategi yang dibawa jajaran manajemen dan direksi.
c.              Hubungan dengan pelanggan (costumer relations)
Pelanggan adalah raja, demikian ungkapan ini menggambarkan begitu pentingnya kedudukan pelanggan dimata perusahaan. Jelaslah bahwa pelangganlah konsumen dari produk-produk perusahaan, dari merekalah perusahaan mendapatkan angka penjualan yang tinggi yang akhirnya berpengaruh pada profil perusahaan. Hubungan yang harus dibina antara lain; mempromosikan produk kepada mereka, antara lain dengan publikasi, event, berita, pendekatan komunikasi konsumen, mencitrakan, serta program-program yang menyangkut sosial responsibility. Disamping itu mendengar keluhan mereka akan kualitas produk kita adalah penting, dari pada konsumen mengeluh kepada konsumen lainnya atau lebih gawat lagi jika mereka mengeluh pada media, mendengarkan keluhan mereka lebih baik ketimbang dua opsi sebelumnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan kontak layanan kritik dan saran, atau pun costumer care dengan call center untuk menampung usaha konsumen.
d.             Hubungan dengan komunitas khalayak sekitar (community relations)
Perusahaan dengan target market tertentu, harus membina hubungan baiknya dengan konsumen, apabila telah terkumpul dalam suatu komunitas. Komunitas memiliki anggota yang pada umumnya loyal pada organisasi dan terikat secara emosional maupun psikal. Dengan menggandeng komunitas diharapkan perusahaan mempunyai pelanggan tetap, yang ikut membantu penjualan produk secara langsung ataupun tidak ikut mempromosikan produk-produk dari perusahaan kepada anggotanya. Masukan-masukan dari komunitas juga menjadi nilai plus lagi yang didapatkan oleh perusahaan dari hubungan baik ini.
e.              Hubungan dengan pemerintah (government relations)
Pemerintah sebagai otoritas regulator adalah salah satu pihak yang harus dibina hubungan baiknya. Perusahaan untuk mengkomunikasikan apa yang dihadapi oleh kalangan pengusaha, misalnya dalam hal pajak dan bea cukai masuk. Disamping itu pemerintah juga mendapat pemahaman tentang kalangan pengusaha, sehingga dalam menetapkan kebijaksanaan selain menguntungkan pemerintah tetapi juga tidak merugikan kalangan pengusaha.
f.                     Hubungan dengan pers (pers relations)
Salah satu kekuatan besar yang dapat mengubah dunia adalah media, dalam hal ini adalah pers. Pers bergerak atas nama publik dan bekerja atau menyoroti isu-isu yang berkaitan dengan publik. Hubungan baik dengan pers memungkinkan perusahaan dengan segala produk-produknya, untuk memberikan citra positif perusahaan itu pada masyarakat. Hubungan baik pers juga menghindari perusahaan dari pencitraan buruk dari pers. (Saputra dan Rulli, 2011:56)
6.             Hubungan Public Relations dengan Community Development.
Dalam kaitannya dengan community development, public relations memiliki hubungan erat dengan program community development. Pada dasarnya community development merupakan bagian dari corporate sosial responsibility (CSR) yang mana program tersebut adalah program public relations untuk melibatkan diri mengatasi persoalan-persoalan sosial yang ada pada lingkungan sekitar (Kriyantono, 2008:13)
Bentuk lain dari program kegiatan community relations yang dilakukan organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat (Community Development). Pengembangan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. Dalam pengembangan masyarakat ini, masyarakat adalah partisipasi sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. Pengembangan masyarakat adakalanya dipandang sebagai kebalikan dari pendekatan pembangunan yang top-down, yang segalanya ditentukan dari luar komunitas tersebut. Dalam pendekatan pengembangan masyarakat, yang biasanya membentuk organisasi-organisasi masyarakat, seperti ditulis kindervatter (dalam Iriantara, 2010:173) memiliki komponen-komponen (a) berorientasi pada kebutuhan baik material maupun nonmaterial, (b) memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat setempat termaksud visi dan misinya tentang masa depan, (c) mandiri yang berarti mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya, (d) bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran, dan (e) didasarkan pada transformasi struktural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan.
Metode yang biasa digunakan untuk pengembangan masyarakat ini adalah PRA (Participatory Rual Appraisal) yang merupakan cara untuk mengkaji atau memahami keadaan atau kondisi desa yang melibatkan partisipasi masyarakat. Karena itu dalam prosesnya, PRA ini melibatkan masyarakat dalam proses-proses pemikiran yang berlansung selama kegiatan perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi program pembangunan masyarakat, ada juga yang merumuskan PRA ini sebagai pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana dan tindakan, menurut Robert Chamber, (dalam Iriantara 2010:174). PRA ini dijalankan dengan berpegang pada prinsip-prinsip dasar berikut ini :
a.              Mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan), yang berarti memprioritaskan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk berperan dan mendapat manfaat dari pembangunan, meski tidak berarti juga mengabaikan masyarakat yang tak terabaikan.
b.             Pemberdayaan (penguatan) masyarakat, warga masyarakat ditingkatkan kemampuannya untuk mengkaji keadaan, mengambil keputusan dan menentukan kebijakan, serta memberi penilaian terhadap kegiatan yang berlansung.dengan demikian masyarakat memiliki akses dan kontrol terhadap keadaan di seputar kehidupan nya.
c.              Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator, yang berarti masyarakat adalah pelaku utama kegiatan sedangkan orang luar bukanlah guru atau penyuluh melainkan fasilitator belaka.
d.             Saling belajar dan menghargai perbedaan, yang berarti ada pengakuan terhadap pengalaman dan pengetahuan tradisional masyarakat yang didayagunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
e.              Santai dan informal, yang berarti kegiatan PRA ini diselenggarakan dalam suasana santai, luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal.
f.                     Triangulasi, yang berarti melakukan proses pemeriksaan dan pemeriksaan ulang informasi untuk mendapatkan kedalaman atas informasi yang dikumpulkan dan dianalisa bersama masyarakat.
g.             Mengoptimalkan hasil, yang berarti fasilitator harus menetapkan dengan jelas jenis dan tingkat kedalaman informasi yang diperlukan.
h.             Orientasi praktis, yang berarti PRA ini dilakukan untuk mengembangkan kegiatan yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kehidupan masyarakat.
i.                     Keberlanjutan dan selang waktu, dengan mengingat PRA bukanlah paket yang selesai dilakukan setelah informasi dianggap cukup maka PRA pada dasarnya merupakan metode berlanjutan yang mencoba menggerakkan potensi masyarakat.
j.                     Belajar dari kesalah, yang artinya bila melakukan kesalahan adalah wajur namun yang terpenting untuk dilakukan adalah belajar dari kesalahan.
k.             Terbuka, yang memandang teknik PRA bukan sesuatu yang sudah selesai dan sempurna sehingga perlu dikembangkan sesuai dengan kondisi masyarakat.
Dalam kegiatan pengembangan masyarakat itu, banyak organisasi bisnis lebih memilih bekerja sama dengan LSM, dengan anggapan bahwa LSM memiliki kemampuan, sumber daya dan pengalaman dalam menjalankan program atau kegiatan pengembangan masyarakat. Namun pada intinya, di sini ditunjukkan kepedulian organisasi bisnis pada upaya mengembangkan masyarakat. Kehadiran organisasi bisnis bukan hanya sebagai mesin pencari keuntungan tapi juga lembaga yang bisa memberi manfaat bagi komunitas sekitar. (Iriantara 2010:174-175).
Perkembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa masyarakat itu sendiri.
7.              Proses Public Relations dalam Community Development
Community development pada dasarnya adalah kegiatan PR. Maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam community relations. PR disini lebih dimaknai sebagai kegiatan organisasi bukan proses komunikasi yang dilakukan organisasi dengan publiknya.
Mengingat community relations berhadapan langsung dengan persoalan-persoalan sosial yang nyata dihadapi komunitas sekitar organisasi. Melalui pendekatan community relations itu, organisasi bersama-sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengidentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindak atas permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini, fokusnya adalah yang dihadapi komunitas. Bukan permasalahan yang dihadapi organisasi. Namun dampak dari penyelesaian permasalahan yang dihadapi komunitas itu akan dirasakan juga oleh organisasi, mengingat program-program community relations pada dasarnya dikembangkan untuk keselamatan bersama organisasi dan komunitas.
Community relations bisa dipandang berdasarkan dua pendekatan. Pertama, dalam konsep PR lama yang memposisikan organisasi sebagai pemberi donasi, maka program community relations hanyalah bagian dari aksi komunikasi dalam proses PR. Kedua, yang memposisikan komunitas sebagai program tersendiri yang merupakan wujud dari tanggung jawab sosial organisasi.
 Berikut adalah tahapan-tahapan dari program dan kegiatan community relations (Iriantara, 2010:80-84) :
a.              Pengumpulan fakta
Permasalah sosial yang dihadapi masyarakat kita cukup banyak. Mulai dari permasalahan lingkungan seperti polusi, sanitasi lingkungan, tercemarnya sumber air dan pengundulan hutan sampai dengan permasalahan ekonomi seperti tingkat pengangguran yang tinggi, sumber daya manusia yang tak berketerampilan, rendah mental kewirausahaan atau tingkat produktivitas individu yang rendah.
Kita bisa mengumpulkan fakta permasalahan sosial itu dari berbagai sumber. Misalnya dari berita media masa, sata statistik, obrolan warga masyarakat, atau sumber yang bisa digunakan untuk mengumpulkan fakta mengenai persoalan sosial yang dihadapi komunitas organisasi.
b.             Perumusan masalah
Masalah sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran dan keterampilan secara tepat. Misalnya, kita dihadapkan semua orang bisa mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang memadai, namun dalam kenyataanya kita menemukan banyak orang yang tak mendapatkan pekerjaan.
Tentu saja tidak semua permasalahan tersebut bisa diselesaikan melalaui pendekatan community relations organisasi. Masalah tingginya angka pengangguran tidak bisa diselesaikan hanya melalui pendekatan community relations. Pendidikan dan keluarga pun turut mempengaruhi terbentuknya sikap mental tersebut. Karena itu, dalam rumusan masalah yang akan ditangani melalui kegiatan atau program community relations, haruslah masalah yang diperkirakan dapat diatasi melalui kegiatan dan program tersebut.
Jadi, dalam rumusan masalah itu kita mulai memfokuskan pada komunitas organisasi. Bila komunitasnya dirumuskan secara sederhana, berarti komunitas berdasarkan lokasi yakni komunitas sekitar wilayah operasi organisasi. Namun bila komunitasnya dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas tersebut lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pada pertimbangan kesamaan kepentingan.
c.              Perencanaan program
Menurut pakar manajemen, bila kita membuat perencanaan yang baik kita sudah menyelesaikan separuh pekerjaan kita. Untuk mewujudkan apa yang diperkirakan itu, dibuatlah suatu program. Dengan demikian, program bisa kita anggap sebagai cara untuk mewujudkan apa yang diandaikan bakal terjadi dikemudian hari. Program merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagiain dari program merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
d.             Aksi dan komunikasi
Aspek dan komunikasi inilah yang menjadi watak yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR. Wakat Prnya ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. Seperti kita ketahui, PR pada dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk membangun dan menjaga reputasi dan citra organisasi dan citra organisasi dimata publiknya. Karena itu, dalam program community relations selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa dan dengan cara bagaimana. Sedangkan aksi sebagai implementasii program yang sudah direncanakan, pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apapun.
e.              Evaluasi
Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisien program.
Namun dalam konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelenggarakan program kegiatan belaka. Melainkan juga evaluasi bagaimana sikap komunitas terhadap organisasi. Evaluasi atau sikap publik itu diperlukan karena, pada dasarnya community relations ini meski merupakan wujud tanggung jawab sosial organisasi, tetap merupakan kegiatan PR. (Iriantara, 2010:80-84).
8.             Corporate Sosial Responsibility
Beberapa konsep tentang corporate sosial responsibility dapat dijelaskan dengan menurut pendapat-pendapat dari beberapa ahli yang didasari oleh beberapa penelitian terhadap kegiatan perusahaan. Salah satu konsep menyebutkan tentang corporate sosial responsibility adalah komitmen usaha untuk bertindak etis, beroprasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas (Rudito, et al, 2007:209) dari sini tersirat bahwa sasaran usaha adalah komunitas secara lebih luas menjadi inti dari CSR, dijelaskan bahwa anggota komunitas yang lebih luas termaksud didalamnya adalah perusahaan, anggota keluarga karyawan, serta komunitas yang menjadi lingkungan sosial dari perusahaan itu sendiri.
Menurut The World Business Council for Sustanable Development (WBCSD) (dalam Rudito, et al, 2007:209) dinyatakan bahwa corporate sosial responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontrobusi dalam pembangunan ekonomi keberlanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (local) dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Dari pernyataan ini, terlihat adanya usaha untuk ikut terlibat dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan sehingga dengan demikian kemandirian sebuah komunitas menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah usaha.
Menurut Chambers et al. (dalam Iriantara, 2010:49) mengidentifikasikan tanggung jawab sosial sebagai “melakukan tindakan sosial (termaksud lingkungan hidup) lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan”. Sedangkan menurut Natufe menyebutkan tanggung jawab sosial sebagai “komitmen berkelanjutan kalangan bisnis untuk berprilaku etis dan memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja dan keluarganya serta komunitas lokal masyarakat secara keseluruhan.
9.             Community Development
Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses kemasyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahtraan yang lebih baik.
Dalam arti lain, community development (pengembangan masyarakat) suatu program yang bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat dan kelebagaan dalam penyelenggaraan pembangunan.
Community development merupakan program yang sering digunakan perusahaan dan merupakan filantropi sebagai investasi sosial perusahaan yang bersifat jangka panjang (Iriantara,2004:49). Sehingga dengan program yang dilaksanakan secara berangsur akan membentuk citra positif perusahaan terhadap kegiatan sosial yang dilakukan.
Community development merupakan salah satu strategi dalam pembangunan sosial, menurut Carry J (dalam Hasim, 2009:45) bahwa community development pada hakekatnya adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh warga komunitas untuk bekerja sama yang diarahkan pada masa depan komunitas itu sendiri.
Community development juga dapat dipahami secara luas maupun sempit. Menurut Taliziduhu (dalam Hasim, 2009:46), dalam pengertian luas community development perubahan sosial berencana dimana sasarannya adalah perbaikan dan peningkatan ekonomi, teknologi dan bahkan sosial serta politik. Dalam pengertian sempit community development diartikan sebagai perubahan berencana di lokalitas tertentu, seperti kampong, desa dan kota. Community development dikaitan dengan berbagai kegiatan atau program yang langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan kepentingan lokalitas atau komunitas setempat sepanjang mampu dikelola oleh komunitas itu sendiri.
Secara politis community development menurut Bhattacharyya (dalam Hasim, 2009:46) dipahami sebagai proses yang didasarkan atas prakarsa komunitas itu sendiri maupun oleh pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kebudayaan serta mengintegrasikannya ke dalam kehidupan komunitas tersebut. Sekurang-kurangnya terdapat dua elemen dasar dalam community development dimaksud, yaitu : pertama, partisipasi dalam upaya memperbaiki taraf hidup mereka yang didasarkan atas kekuatan dan prakarsa komunitas itu sendiri. Kedua, adanya bantuan dan pelayanan teknis untuk membangkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri sendiri serta kesediaan membantu orang lain dari pemerintah.
Community development memiliki fokus terhadap upaya membantu anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerjasama dengan mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Mayo bidang-bidang pembangunan meliputi tiga sektor (pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya) dan lingkungan (Ambadar, 2008:37)
Menurut Jim Ife & Frank Tesoriero (2008:117), menerangkan bahwa community development dipandang sebagai proses pembentukan ataupun pembentukkan kembali, struktur-struktur masyarakat manusia yang memungkinkan berbagai cara baru dalam mengaitkan dan mengorganisasikan kehidupan sosial serta pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam konteks ini kerjasama masyarakat dilihat sebagai kegiatan atau praktek dari seseorang yang berusaha memfasilitasi proses pengembangan masyarakat tersebut, baik dengan cara orang itu dibayar maupun tidak dalam melakukan peran tersebut. Layanan berbasis masyarakat dilihat sebagai struktur dan proses untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan mengarahkan sumber daya, keahlian dan kearifan dari komunikasi itu sendiri.
10.         Aspek keberhasilan Program Community Development
a.              Aspek Partisipasi Masyarakat
Partisipasi dapat terlihat dari keterlibatan masyarakat mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
b.      Aspek Keberlanjutan.
Partisipasi dapat terlihat dari keterlibatan masyarakat mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
c.       Aspek Kemandirian
Aspek kemandirian dilihat dari sejauhmana masyarakat dapat berdiri sendiri tanpa campur tangan dari perusahaan. (Munir, 2010)

B.            Job Descriptions Community Development Officer :
1.      Bekerja sama dengan CDO, SGR Askep dan manager estate tentang aktivitas CD, lokasi dan perkiraan anggaran.
2.      Menyerahkan status akhir tahun masing-masing CD program dan mempersiapka program CD untuk tahun yang akan datang pada seminar lokal karya.
3.      Merencanakan dan memastikan semua program CD dilaksanakan dan di evaluasi dengan biaya yang disetujui.
4.      Mensosialisasikan program CD secara umum kepada masyarakat, kepala desa dan camat.
5.      Menjalankan dan mendampingi semua kegiatan program CD di area.
6.      Mengirimkan laporan bulanan semua kegiatan program CD yang dilaksanakan di daerah kepada regional coordinator, dan SGR Askep. (Job Descriptions Community Development PT. RAPP 2014)


C.           Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini menggunakan model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm pada tahun 1945, model ini dinilai sebagai salah satu model yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses komunikasi, kedua tokoh ini mencurahkan perhatian mereka pada peranan sumber dan penerima sebagai pelaku utama komunikasi, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
Gambar 2.1


 
Sumber : Cangara (2011:46)
Model ini menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, di mana pesan ditransmit melalui proses encoding dan decoding. Encoding translasi yang dilakukan oleh sumber atas sebuah pesan, dan deconding adalah translasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari sumber. Hubungan antara enconding dan deconding adalah hubungan antara sumber dan penerima secara simulat dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Sebagai proses yang dinamis, interpreter pada model sirkular ini bisa berfungsi ganda sebagai pengirim dan penerima pesan.
Pada tahap awal, sumber berfungsi sebagai encoder dan penerima sebagai decoder. Tetapi pada tahap berikutnya penerima berfungsi sebagai (encoder) dan sumber sebagai penerima (decoder), dengan kata lain sumber pertama akan menjadi penerima kedua dan enerima pertama akan berfungsi sebagai sumber kedua, dan seterusnya.
Maka dalam model sirkulat Osgood dan Schramm melihat proses itu berlangsung secara terus menerus (simultan). Pelaku komunikasi baik sumber maupun penerima dalam model ini mempunyai kedudukan yang sama. Oleh karena itu, proses komunikasi dapat dimulai dan berakhir di mana dan kapan saja.
Maka dalam penelitian ini peneliti mencoba memodifikasi model sirkular yang dibuat oleh Osgood bersama Schramm, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 2.2
Zodifikasi Kerangka Pikir



 
Sumber : Olahan Peneliti.
Modifikasi ini dilakukan, agar peneliti bisa lebih terarah dalam melakukan penelitian, peneliti menjadikan community development sebagai pihak encoder dan masyarakat sebagai pihak decoder, dan mereka akan terus bekerja sama melalui program dan implementasi program dari community development, hal ini dikarenakan kegiatan community development yang berkelanjutan atau continue.

D.           Konsep Operasional
Analisis, merupakan sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti. Dalam penelitian ini pun peneliti ingin menganalisa bagaimana pelaksanaan tugas public relations bidang community development PT. Riau Andalan Pulp and Paper, dan mendeskripsikan bagaimana pelaksanaannya dengan melakukan wawancara, keikutsertaan peneliti serta dokumentasi data-data yang dapat mendukung peneliti dalam melakukan penelitian ini, analisa yang dilakukan dengan maksud mengetahui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan community development kepada masyarakat.
Pelaksanaan dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara melakukan program dari community development, yang dapat dilihat dari keberhasilan program dan beberapa aspek.
Community development atau bisa disebut dengan pemberdayaan masyarakat adalah suatu bidang yang berpartisipasi dari lembaga yang terencana, aktif, terus-menerus dengan masyarakat, dalam rangka memelihara dan meningkatkan lingkungannya untuk memperoleh keuntungan, bagi lembaga maupun komunitas atau masyarakat yang menjadi binaan dari perusahaan. Community Development merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Coorporate Social Responsibility.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dalam penelitian ini peneliti memilih melihat pelaksanaan program Community Development berdasarkan pendapat dari (Iriantara, 2010:80-84) yang telah diuraikan penelitti di BAB II 2.1.7. Melalui program-program Community Development inilah peneliti akan melihat bagaimana pelaksanaan tugas yang dijalankan pihak perusahaan dalam upaya pemberdayaan masyarakat di desa Pangkalan Pisang.

E.            Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama
Judul
Hasil Penelitian
1.
Suardi Tarumun
(Jurnal)
Tahun 2005
Program Pemberdayaan Masyarakat Riau PT RAPP di Desa Banjar Benai Kecamatan Benai Kuantan Singingi.
Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu, pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, melalui penyebaran kuesioner dan dilanjutkan dengan diskusi terbatas (focus group indepth). Penelitian ini berfokus pada usaha tani cabe.
Usaha tani cukup menguntungkan secara finansial bila harga cabe cukup stabil. Dengan tidak mendapatkan subsidi dan harga input serta output menurut harga pasar usahatani ini cukup membantu ekonomi petani. Dengan jumlah pokok sebanyak 1000 batang petani memperoleh keuntungan finansial sebesar Rp 2.3 juta dengan BC rasio sebesar 1.50. Dari sisi keberlanjutan, usaha tani cabe ini bisa berlanjut dengan syarat harga cabe stabil dengan harga minimal Rp. 9.300/kg.
2.
Aris Mazidah
(Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Skripsi
Tahun 2010
Peran Public Relations dalam implementasi Community Development PT. Telkom, Tbk Kandatel Yogyakarta
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan Bagaimana peran public relations dalam implementasi community development PT. Telkom, Tbk Kandatel Yogyakarta. Adapun hasil penelitian dari Aris ialah program community development PT. Telkom, Tbk Kandatel Yogyakarta ditangani oleh community developmet center (CDC) berdasarkan keputusan direksi PT. Telkom Indonesia Tbk. Public relation tetap memiliki andil untuk setiap kegiatan dan pelaksanaan community development. Dalam pelaksanaan community developmet, PR memiliki tanggung jawab dalam menghandel acara, membuat random acara dan mengkomunikasikan setiap kegiatan yang diadakan oleh community development center (CDC) kepada publik. Public relations menggunakan media relations sebagai sarana untuk menjangkau publik.





F.            Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu
Perbandingan penelitian peneliti dengan penelitian terdahulu, terdapat kesamaan lokasi dengan Suardi Tamurun, peneliti dengan peneliti terdahulu sama-sama meilih lokasi di Community Development Departement PT. Riau Andalan Pulp and Paper, namun penelitian terdahulu mengambil fokus didaerah Banjar benai dengan permasalahan usaha tani cabe, dan menggunakan metode kuantitatif selama 2 minggu, berbeda dengan peneliti yang menggunakan metode kualitatif dengan fokus penelitian di desa Pangkalan Pisang selama 2 bulan.
 Sementara dengan Aris Mazidah terdapat kesamaan metode penelitian degan menggunakan metode kualitatif, Azis Mazidah berfokus pada peran Community Development namun peneliti berfokus pada Tugas Community Development, dan terdapat perbedaan lokasi antara Azis Mazidah dan peneliti, Azis Mazidah di PT. Telkom Tbk Kandatel Yogyakarta, sementara peneliti melakukan penelitian di PT. Riau Andalan Pulp and Paper.
Adapun hasil dari penelitian dari masing-masing peneliti terdahulu yaitu, Suardi Tamurun memperoleh hasil penelitiannya adalah Usaha tani cukup menguntungkan secara finansial bila harga cabe cukup stabil. Dengan tidak mendapatkan subsidi dan harga input serta output menurut harga pasar usaha tani ini cukup membantu ekonomi petani. Dengan jumlah pokok sebanyak 1000 batang petani memperoleh keuntungan finansial sebesar Rp 2.3 juta dengan BC rasio sebesar 1.50. Dari sisi keberlanjutan, usaha tani cabe ini bisa berlanjut dengan syarat harga cabe stabil dengan harga minimal Rp. 9.300/kg. Dan Aris Mazidah adalah program community development PT. Telkom, Tbk Kandatel Yogyakarta ditangani oleh community developmet center (CDC) berdasarkan keputusan direksi PT. Telkom Indonesia Tbk. Public relation tetap memiliki andil untuk setiap kegiatan dan pelaksanaan community development. Dalam pelaksanaan community developmet, PR memiliki tanggung jawab dalam menghandel acara, membuat random acara dan mengkomunikasikan setiap kegiatan yang diadakan oleh community development center (CDC) kepada publik. Public relations menggunakan media relations sebagai sarana untuk menjangkau publik.
Sementara peneliti mendapatkan hasil penelitiannya adalah pelaksanaan program community development dimulai dari mereview pelaksanaan program tahun lalu, menyusun draf perencanaan, melakukan rembuk desa untuk melihat permasalahan dan melakukan diskusi dengan masyarakat, menjalankan program dan melakukan pendampingan berkelanjutan serta melakukan evaluasi pada program yang telah dijalankan di akhir tahun nantinya. Adapun program-program yang ada di community development, Integrated Farming System, Small Medium Entrepreneurship, Employee Voluntering, Community and Relligiun Affair, Education, Community Health, Social Infrastructure Program. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program adalah sulitnya merubah maindset masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar