BAB
IV
GAMBARAN
UMUM KOTA PEKANBARU
4.1 Sejarah Kota Pekanbaru
Perkembangan Kota Pekanbaru bermula
dari kawasan Sungai Siak. Dimana di kawasan ini terdapat sebuah mesjid tua,
yaitu Mesjid Raya Pekanbaru yang merupakan bukti sejarah Kerajaan Siak menjadi
awal pertumbuhan Kota Pekanbaru. Sejarah bermula dari masuknya era penjajahan
Belanda ke Indonesia. Pada saat
itu, Pekanbaru masih berupa dusun yang bernama Dusun Payung Sekaki, yang
terletak di tepi Sungai Siak (di seberang pelabuhan yang ada sekarang). Setelah
mengalami perkembangan pesat, kemudian pusat pemerintahan berpindah ke seberang
(ke selatan) di sekitar Pasar Bawah yang kemudian bernama Senapelan.
Pasar Bawah sendiri pada awalnya
adalah berupa sebuah pekan yang terbentuk seiring dengan perkembangan pada
sektor perdagangan. Sampai saat ini Sungai Siak masih merupakan urat nadi
perkembangan Kota Pekanbaru. Hal ini terlihat dari perkembangan aktifitas
masyarakat di sepanjang kawasan Sungai Siak dan banyaknya penduduk yang bermukim
di sepanjang Sungai Siak (Wahyudi, 2013).
4.2 Letak Geografis dan
Luas Wilayah Kota Pekanbaru
Ditinjau secara batas administrasi,
Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah total keseluruhan sebesar 632,26 Km2, yang terdiri dari 12 kecamatan
dan 58 kelurahanyaitu, Kecamatan Tampan, Payung Sekaki, Bukit Raya, Marpoyan Damai, Tenayan
Raya, Lima Puluh, Sail, Pekanbaru Kota, Sukajadi, Senapelan, Rumbai, Rumbai
Pesisir.
Kota Pekanbaru
secara geografis terletak antara 101014’ – 101034’ BT dan
0025’ – 0045’ LU, dengan batas administrasi sebagai
berikut :
a.
Sebelah
Utara : Kabupaten Siak
dan Kabupaten Kampar
b.
Sebelah
Selatan : Kabupaten Kampar
dan Kabupaten Pelalawan
c.
Sebelah
Timur : Kabupaten Siak
dan Kabupaten Pelalawan
d.
Sebelah
Barat : Kabupaten Kampar
Untuk lebih jelasnya tentang luas wilayah menurut Kecamatan
di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota PekanbaruTahun 2011
No
|
Kecamatan
|
Luas (km2)
|
Persentase (%)
|
1
|
Pekanbaru Kota
|
2,26
|
0,36
|
2
|
Sail
|
3,26
|
0,52
|
3
|
Sukajadi
|
3,76
|
0,59
|
4
|
Lima Puluh
|
4,04
|
0,64
|
5
|
Senapelan
|
6,65
|
1,05
|
6
|
Bukit Raya
|
22,05
|
3,49
|
7
|
Marpoyan Damai
|
29,74
|
4,70
|
8
|
Payung Sekaki
|
43,24
|
6,84
|
9
|
Tampan
|
59,81
|
9,46
|
10
|
Rumbai
|
128,85
|
20,38
|
11
|
Rumbai Pesisir
|
157,33
|
24,88
|
12
|
Tenayan Raya
|
171,27
|
27,09
|
Jumlah
|
632,26
|
100,00
|
Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2012
Gambar 4.1
PETA ADM KOTA PEKANBARU
4.3 Kondisi Fisik Kota Pekanbaru
4.3.1 Topografi
Kota Pekanbaru terletak pada bagian ketinggian 10 – 50 meter
di atas permukaan laut. Kawasan pusat
kota dan sekitarnya relatif datar dengan ketinggian rata-rata antara 10-20
meter di atas permukaan laut. Sedangkan
kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara 25-50 meter
di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif tinggi dan berbukit terutama
dibagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan
ketinggian rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut.
Sebagian besar wilayah Kota Pekanbaru (44%) mempunyai tingkat
kemiringan antara 0-2% atau relatif datar. Sedangkan wilayah kota yang agak
landai hanya sekitar 17%, landai (21%), dan sangat landai (13%). Sedangkan yang
relatif curam hanya sekitar 4-5% yang terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir.
4.3.2
Morfologi
Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari
dataran aluvium, selebihnya terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota
Pekanbaru dibagi menjadi:
A.
Satuan Morfologi Dataran
Sebarannya
menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi,
Sail, sebagian wilayah Rumbai, sebagian wilayah Rumbai Pesisir, Bukit Raya,
sebagian wilayah Tenayan Raya, serta wilayah Tampan, Marpoyan Damai, dan Payung
Sekaki, dengan proporsi kurang lebih 65% dari luas keseluruhan Kota Pekanbaru.
Daerah ini merupakan daerah endapan sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah
dataran banjir (flood plain),
sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian Barat Daya dan Tengah. Kemiringan
lerengnya kurang dari 5%, kecuali pada lembah-lembah, dan makin bergelombang ke
arah Utara.
B. Satuan
Morfologi Perbukitan Rendah
Satuan morfologi ini terdapat setempat di bagian Utara, sebagian daerah
Selatan, Timur dan Barat memanjang dari Barat Laut – Tenggara, umumnya tersusun
oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan, dan granit.
Ketinggian satuan ini berkisar antara 20 hingga 35 meter di atas permukaan
laut, membentuk perbukitan rendah yang ditumbuhi semak dan alang-alang dengan
kemiringan lereng kurang dari 20%.
C.
Satuan Morfologi Perbukitan Sedang
Satuan morfologi ini menempati bagian Utara daerah Kota Pekanbaru,
merupakan daerah perbukitan dengan arah punggungannya memanjang dengan arah
Barat Laut – Tenggara yang ditumbuhi oleh tanaman keras sebagai hutan lindung.
Ketinggiannya dari muka air laut adalah sekitar 40 m.
Daerah perbukitan ini disusun oleh batuan yang terdiri atas batuan lava,
lahar, dan batuan malihan yang umumnya bertonjolan kasar dan agak tajam dengan
kemiringan lereng kurang dari 40 %.
Bentuk perbukitan tersebut nampaknya telah dipengaruhi oleh adanya
struktur kekar, sesar-sesar lokal dan bidang foliasi pada batuan malihan,
sehingga struktur geologi membentuk perbukitan sedang dengan lereng yang agak
curam. Adanya pengaruh tersebut juga tercermin dari pola alirannya yang secara
umum paralel hingga sub paralel.
4.3.3 Kemiringan Lereng
Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru sebagian besar arealnya
mempunyai kelas lereng datar dengan luas 38.624 Ha, yang terdiri dari 2 (dua)
kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lerengnya 0 – 2% dengan luas 27.818 Ha
dan sekitar 10.806 Ha kemiringan lereng 2 – 8% yang sesuai untuk pengembangan
pembangunan kota. Kemiringan 0 – 2% ini terletak di daerah bagian Selatan,
sedangkan kemiringan lereng 2 – 8% terletak menyebar di bagian Tenggara Kota
Pekanbaru dan sebagian lagi di daerah Utara.
Untuk kemiringan dengan kelas kelerengan 26 – 40% yang
merupakan daerah agak curam mempunyai luasan terkecil yaitu 2.917 Ha, yang
terletak di daerah Utara dan juga daerah Tenggara Kota Pekanbaru, tepatnya di
Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Kecamatan Tenayan Raya.
Lahan dengan kondisi morfologi
demikian umumnya cenderung memiliki faktor pembatas yang cukup tinggi terutama
untuk kegiatan terbangun, oleh karena itu pada lokasi dengan tipikal kemiringan
seperti ini pengembangannya lebih diarahkan sebagai kawasan konservasi. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Luas Kelas Kemiringan Lereng Kota Pekanbaru
No
|
Kemiringan Lereng
|
Luas(Ha)
|
Persentase(%)
|
1
|
Datar 0-2 %
|
27.818
|
44,00
|
2
|
Agak Landai 2-15 %
|
10.806
|
17.09
|
3
|
Landai 15-40%
|
13.405
|
21.20
|
4
|
Sangat Landai
|
8.280
|
13.10
|
5
|
Agak Curam
|
2.917
|
4.61
|
Total
|
63.226
|
100.00
|
Sumber :RTRW Kota Pekanbaru, 2012 – 2032
4.3.4 Klimatologi
Kota Pekanbaru
mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 31,00C-33,40C
dengan suhu udara minimum berkisar antara 23,40C-24,40C. Curah hujan antara
73,9-584,1 mm/tahun. Kelembaban maksimum berkisar antara 85,5%-93,2% dan
kelembaban minimum berkisar antara 57,0-67,7%.
Untuk lebih jelas
mengenai banyaknya curah hujan Kota Pekanbaru tahun 2007-2011 dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Banyak Curah Hujan Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011 (mm)
Bulan
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Rata-Rata
|
Januari
|
317.1
|
278.9
|
245.2
|
173.9
|
375.6
|
278.1
|
Februari
|
106.9
|
206.2
|
140.1
|
148.5
|
204.6
|
161.3
|
Maret
|
173.8
|
234.2
|
410.8
|
551.4
|
434.4
|
360.9
|
April
|
203.3
|
371.1
|
341.5
|
343.2
|
379.9
|
327.8
|
Mei
|
363.8
|
307.8
|
105.0
|
216.2
|
373.3
|
273.2
|
Juni
|
233.9
|
180.7
|
263.6
|
123.4
|
271.8
|
214.7
|
Juli
|
391.1
|
181.6
|
195.2
|
73.9
|
321.8
|
232.7
|
Agustus
|
279.9
|
207.8
|
253.7
|
278.6
|
191.5
|
242.3
|
September
|
124.5
|
336.5
|
451.4
|
256.7
|
466.6
|
327.1
|
Oktober
|
195.9
|
501.7
|
197.4
|
293.7
|
120.7
|
261.9
|
Nopember
|
168.7
|
396.3
|
318.7
|
346.8
|
147.8
|
275.7
|
Desember
|
487.2
|
148.4
|
146.3
|
584.1
|
213.9
|
316.0
|
Jumlah
|
3,046.1
|
3,351.2
|
3,068.9
|
3,390.4
|
3,501.9
|
3,271.7
|
Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2012
4.3.5 Geologi
Geologi merupakan
sebaran dan sifat fisik batuan/ tanah, struktur geologi, juga geomorfologinya,
yaitu gambaran yang berkaitan dengan bentang alam dalam hubungannya dengan
jenis batuan pembentuknya.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pekanbaru dan sekitarnya (Clarke,1982.) dengan skala 1: 250.000,
wilayah Kota Pekanbaru secara umum terbentuk dari batuan sedimen berumur
Plistosen – Holosen, serta endapan aluvium yang proses pengendapannya masih
berlangsung hingga sekarang.
4.3.6 Hidrologi
Aliran Sungai di
Kota Pekanbaru di antaranya sebagai berikut :
a.
Sungai Siak,
dengan lebar rata-rata 96 meter dan kedalaman rata-rata 8 meter, dipengaruhi
oleh pasang surut air laut, kecepatan aliran rata-rata 0,75 liter/detik
b.
Sungai Senapelan, merupakan penampung utama bagi wilayah
sebelah Barat Jl. Jendral Sudirman dan sebelah utara Jalan Tuanku Tambusai,
dengan lebar rata-rata 3-4 meter
c.
Sungai Sail, merupakan penampung utama bagi wilayah
sekitar Pasar Laket yang dibatasi Jl. Pelajar di sebelah barat, Jl. Pepaya di
sebelah timur, Jl. Mangga di sebelah utara dan Jl. Tuanku Tambusai di selatan
d.
Sungai Sago, merupakan penampung bagi wilayah sebelah
barat Jl. Sudirman, Sungai Lunau,
Sungai Tanjung Datuk I dan II
Sistem drainase Kota Pekanbaru memanfaatkan saluran alami yang ada,
seperti; sungai, rawa, dan lain-lain. Sistem drainase Kota Pekanbaru mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a.
Lokasi
pembuangan utama drainase kota adalah Sungai Siak;
b.
Saluran
drainase primer adalah anak-anak Sungai Siak;
c.
Saluran
drainase sekunder dan tersier pada sub basin anak-anak Sungai Siak;
d.
Sistem
drainase Kota Pekanbaru umumnya menggunakan sistem gravitasi yang tergantung
pada kondisi topograf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar