Jumat, 03 April 2015

BAB IV PERAN MALL SEBAGAI RUANG PUBLIK TERHADAP REMAJA KOTA PEKANBARU STUDI KASUS : MALL SKA PEKANBARU



BAB IV
GAMBARAN UMUM KOTA PEKANBARU

4.1 Sejarah Kota Pekanbaru
          Perkembangan Kota Pekanbaru bermula dari kawasan Sungai Siak. Dimana di kawasan ini terdapat sebuah mesjid tua, yaitu Mesjid Raya Pekanbaru yang merupakan bukti sejarah Kerajaan Siak menjadi awal pertumbuhan Kota Pekanbaru. Sejarah bermula dari masuknya era penjajahan Belanda ke Indonesia.        Pada saat itu, Pekanbaru masih berupa dusun yang bernama Dusun Payung Sekaki, yang terletak di tepi Sungai Siak (di seberang pelabuhan yang ada sekarang). Setelah mengalami perkembangan pesat, kemudian pusat pemerintahan berpindah ke seberang (ke selatan) di sekitar Pasar Bawah yang kemudian bernama Senapelan.
          Pasar Bawah sendiri pada awalnya adalah berupa sebuah pekan yang terbentuk seiring dengan perkembangan pada sektor perdagangan. Sampai saat ini Sungai Siak masih merupakan urat nadi perkembangan Kota Pekanbaru. Hal ini terlihat dari perkembangan aktifitas masyarakat di sepanjang kawasan Sungai Siak dan banyaknya penduduk yang bermukim di sepanjang Sungai Siak (Wahyudi, 2013).




4.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota Pekanbaru
          Ditinjau secara batas administrasi, Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah total keseluruhan sebesar 632,26 Km2, yang terdiri dari 12 kecamatan dan 58 kelurahanyaitu, Kecamatan Tampan, Payung Sekaki, Bukit Raya, Marpoyan Damai, Tenayan Raya, Lima Puluh, Sail, Pekanbaru Kota, Sukajadi, Senapelan, Rumbai, Rumbai Pesisir.
          Kota Pekanbaru secara geografis terletak antara 101014’ – 101034’ BT dan 0025’ – 0045’ LU, dengan batas administrasi sebagai berikut :
a.       Sebelah Utara                   : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar
b.      Sebelah Selatan                : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan
c.       Sebelah Timur                  : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
d.      Sebelah Barat                   : Kabupaten Kampar

Untuk lebih jelasnya tentang luas wilayah menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.


















Tabel 4.1Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota PekanbaruTahun 2011

No
Kecamatan
Luas (km2)
Persentase (%)
1
Pekanbaru Kota
2,26
0,36
2
Sail
3,26
0,52
3
Sukajadi
3,76
0,59
4
Lima Puluh
4,04
0,64
5
Senapelan
6,65
1,05
6
Bukit Raya
22,05
3,49
7
Marpoyan Damai
29,74
4,70
8
Payung Sekaki
43,24
6,84
9
Tampan
59,81
9,46
10
Rumbai
128,85
20,38
11
Rumbai Pesisir
157,33
24,88
12
Tenayan Raya
171,27
27,09
Jumlah
632,26
100,00
Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2012
                                                                         








Gambar 4.1
PETA ADM KOTA PEKANBARU











































4.3 Kondisi Fisik Kota Pekanbaru
4.3.1 Topografi
Kota Pekanbaru terletak pada bagian ketinggian 10 – 50 meter di atas permukaan laut.  Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar dengan ketinggian rata-rata antara 10-20 meter di atas permukaan laut.  Sedangkan kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara 25-50 meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif tinggi dan berbukit terutama dibagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan ketinggian rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut.
Sebagian besar wilayah Kota Pekanbaru (44%) mempunyai tingkat kemiringan antara 0-2% atau relatif datar. Sedangkan wilayah kota yang agak landai hanya sekitar 17%, landai (21%), dan sangat landai (13%). Sedangkan yang relatif curam hanya sekitar 4-5% yang terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir.

4.3.2        Morfologi
          Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari dataran aluvium, selebihnya terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota Pekanbaru dibagi menjadi:
A.    Satuan Morfologi Dataran
Sebarannya menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Senapelan, Limapuluh, Sukajadi, Sail, sebagian wilayah Rumbai, sebagian wilayah Rumbai Pesisir, Bukit Raya, sebagian wilayah Tenayan Raya, serta wilayah Tampan, Marpoyan Damai, dan Payung Sekaki, dengan proporsi kurang lebih 65% dari luas keseluruhan Kota Pekanbaru. Daerah ini merupakan daerah endapan sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah dataran banjir (flood plain), sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian Barat Daya dan Tengah. Kemiringan lerengnya kurang dari 5%, kecuali pada lembah-lembah, dan makin bergelombang ke arah Utara.
B.     Satuan Morfologi Perbukitan Rendah
Satuan morfologi ini terdapat setempat di bagian Utara, sebagian daerah Selatan, Timur dan Barat memanjang dari Barat Laut – Tenggara, umumnya tersusun oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan, dan granit. Ketinggian satuan ini berkisar antara 20 hingga 35 meter di atas permukaan laut, membentuk perbukitan rendah yang ditumbuhi semak dan alang-alang dengan kemiringan lereng kurang dari 20%.
C.    Satuan Morfologi Perbukitan Sedang
Satuan morfologi ini menempati bagian Utara daerah Kota Pekanbaru, merupakan daerah perbukitan dengan arah punggungannya memanjang dengan arah Barat Laut – Tenggara yang ditumbuhi oleh tanaman keras sebagai hutan lindung. Ketinggiannya dari muka air laut adalah sekitar 40 m.
Daerah perbukitan ini disusun oleh batuan yang terdiri atas batuan lava, lahar, dan batuan malihan yang umumnya bertonjolan kasar dan agak tajam dengan kemiringan lereng kurang dari 40 %.
Bentuk perbukitan tersebut nampaknya telah dipengaruhi oleh adanya struktur kekar, sesar-sesar lokal dan bidang foliasi pada batuan malihan, sehingga struktur geologi membentuk perbukitan sedang dengan lereng yang agak curam. Adanya pengaruh tersebut juga tercermin dari pola alirannya yang secara umum paralel hingga sub paralel.

4.3.3 Kemiringan Lereng
Secara umum kondisi wilayah Kota Pekanbaru sebagian besar arealnya mempunyai kelas lereng datar dengan luas 38.624 Ha, yang terdiri dari 2 (dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lerengnya 0 – 2% dengan luas 27.818 Ha dan sekitar 10.806 Ha kemiringan lereng 2 – 8% yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota. Kemiringan 0 – 2% ini terletak di daerah bagian Selatan, sedangkan kemiringan lereng 2 – 8% terletak menyebar di bagian Tenggara Kota Pekanbaru dan sebagian lagi di daerah Utara.
Untuk kemiringan dengan kelas kelerengan 26 – 40% yang merupakan daerah agak curam mempunyai luasan terkecil yaitu 2.917 Ha, yang terletak di daerah Utara dan juga daerah Tenggara Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir, dan Kecamatan Tenayan Raya.
 Lahan dengan kondisi morfologi demikian umumnya cenderung memiliki faktor pembatas yang cukup tinggi terutama untuk kegiatan terbangun, oleh karena itu pada lokasi dengan tipikal kemiringan seperti ini pengembangannya lebih diarahkan sebagai kawasan konservasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.



Tabel 4.2 Luas Kelas Kemiringan Lereng Kota Pekanbaru

No
Kemiringan Lereng
Luas(Ha)
Persentase(%)
1
Datar 0-2 %
27.818
44,00
2
Agak Landai 2-15 %
10.806
17.09
3
Landai 15-40%
13.405
21.20
4
Sangat Landai
8.280
13.10
5
Agak Curam
2.917
4.61
Total
63.226
100.00
Sumber :RTRW Kota Pekanbaru, 2012 – 2032


4.3.4 Klimatologi
Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 31,00C-33,40C dengan suhu udara minimum berkisar antara 23,40C-24,40C. Curah hujan antara 73,9-584,1 mm/tahun. Kelembaban maksimum berkisar antara 85,5%-93,2% dan kelembaban minimum berkisar antara 57,0-67,7%.
Untuk lebih jelas mengenai banyaknya curah hujan Kota Pekanbaru tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.










Tabel 4.3 Banyak Curah Hujan Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011 (mm)

Bulan
2007
2008
2009
2010
2011
Rata-Rata
Januari
317.1
278.9
245.2
173.9
375.6
278.1
Februari
106.9
206.2
140.1
148.5
204.6
161.3
Maret
173.8
234.2
410.8
551.4
434.4
360.9
April
203.3
371.1
341.5
343.2
379.9
327.8
Mei
363.8
307.8
105.0
216.2
373.3
273.2
Juni
233.9
180.7
263.6
123.4
271.8
214.7
Juli
391.1
181.6
195.2
73.9
321.8
232.7
Agustus
279.9
207.8
253.7
278.6
191.5
242.3
September
124.5
336.5
451.4
256.7
466.6
327.1
Oktober
195.9
501.7
197.4
293.7
120.7
261.9
Nopember
168.7
396.3
318.7
346.8
147.8
275.7
Desember
487.2
148.4
146.3
584.1
213.9
316.0
Jumlah
3,046.1
3,351.2
3,068.9
3,390.4
3,501.9
3,271.7
Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2012

4.3.5 Geologi
Geologi merupakan sebaran dan sifat fisik batuan/ tanah, struktur geologi, juga geomorfologinya, yaitu gambaran yang berkaitan dengan bentang alam dalam hubungannya dengan jenis batuan pembentuknya.
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Pekanbaru dan sekitarnya (Clarke,1982.) dengan skala 1: 250.000, wilayah Kota Pekanbaru secara umum terbentuk dari batuan sedimen berumur Plistosen – Holosen, serta endapan aluvium yang proses pengendapannya masih berlangsung hingga sekarang.



4.3.6 Hidrologi
Aliran Sungai di Kota Pekanbaru di antaranya sebagai berikut :
a.    Sungai Siak, dengan lebar rata-rata 96 meter dan kedalaman rata-rata 8 meter, dipengaruhi oleh pasang surut air laut, kecepatan aliran rata-rata 0,75 liter/detik
b.    Sungai Senapelan, merupakan penampung utama bagi wilayah sebelah Barat Jl. Jendral Sudirman dan sebelah utara Jalan Tuanku Tambusai, dengan lebar rata-rata 3-4 meter
c.    Sungai Sail, merupakan penampung utama bagi wilayah sekitar Pasar Laket yang dibatasi Jl. Pelajar di sebelah barat, Jl. Pepaya di sebelah timur, Jl. Mangga di sebelah utara dan Jl. Tuanku Tambusai di selatan
d.   Sungai Sago, merupakan penampung bagi wilayah sebelah barat Jl. Sudirman, Sungai Lunau, Sungai Tanjung Datuk I dan II

Sistem drainase Kota Pekanbaru memanfaatkan saluran alami yang ada, seperti; sungai, rawa, dan lain-lain. Sistem drainase Kota Pekanbaru mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.         Lokasi pembuangan utama drainase kota adalah Sungai Siak;
b.        Saluran drainase primer adalah anak-anak Sungai Siak;
c.         Saluran drainase sekunder dan tersier pada sub basin anak-anak Sungai Siak;
d.        Sistem drainase Kota Pekanbaru umumnya menggunakan sistem gravitasi yang tergantung pada kondisi topograf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar