4.5.2
Sarana
Perekonomian
Untuk menunjang
kegiatan perekonomian di Kota Pekanbaru, maka pemerintah telah menyediakan
berbagi macam fasilitas-fasilitas perekonomian bagi masyarakatnya seperti
adanya pasar, warung, kios, toko dan shopping mall untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Berdasarkan data statistik
tahun 2011 jumlah sarana perekonomian yang paling banyak adalah kios/warung
sejumlah 20.392 unit, kemudian toko sejumlah 9.946 unit, bank sejumlah 114
unit, pasar sejumlah 25 unit dan KUD sejumlah 16 unit. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel
4.7 Jumlah Sarana Perekonomian di Kota
PekanbaruTahun 2011
No
|
Kecamatan
|
Penduduk
|
Luas / km²
|
Pasar
|
KUD / BUUD
|
Bank
|
Toko
|
Kios / Warung
|
1
|
Tampan
|
179.470
|
3,26
|
3
|
1
|
22
|
1.438
|
2.224
|
2
|
Payung Sekaki
|
90.991
|
59,81
|
1
|
12
|
9
|
2.186
|
6.117
|
3
|
Bukit Raya
|
97.094
|
6,65
|
3
|
0
|
3
|
1.347
|
2.606
|
4
|
Marpoyan Damai
|
130.244
|
4,04
|
2
|
0
|
9
|
1.859
|
2.912
|
5
|
Tenayan Raya
|
130.236
|
43,24
|
2
|
2
|
1
|
401
|
2.346
|
6
|
Limapuluh
|
41.971
|
157,33
|
1
|
0
|
4
|
323
|
440
|
7
|
Sail
|
21.796
|
128,85
|
1
|
0
|
4
|
170
|
107
|
8
|
Pekanbaru Kota
|
25.765
|
171,27
|
3
|
1
|
28
|
909
|
1.536
|
9
|
Sukajadi
|
47.791
|
29,74
|
2
|
0
|
8
|
295
|
456
|
10
|
Senapelan
|
37.004
|
22,05
|
2
|
0
|
18
|
576
|
217
|
11
|
Rumbai
|
67.915
|
3,76
|
2
|
0
|
1
|
200
|
581
|
12
|
Rumbai Pesisir
|
67.663
|
2,26
|
3
|
0
|
7
|
242
|
850
|
Jumlah
|
937.939
|
632.26
|
25
|
16
|
114
|
9.946
|
20.392
|
Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2012
Sumber : Data Sekunder, 2013
Gambar 4.4 Grafik Jumlah Sarana Perekonomian di Kota Pekanbaru
Sumber : Hasil Survei, 2013
Gambar 4.5
Foto Sarana Perekonomian di Kota Pekanbaru Tahun 2011
4.5.3
Pusat Perbelanjaan Sebagai
Perekonomian Pekanbaru
Penduduk di Kota
Pekanbaru sekarang ini sudah sangat akrab dengan yang namanya pusat
perbelanjaan karena demi memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat melakukan
aktifitas perdagangan dan jasa untuk kelangsungan hidupnya, aktifitas jual beli
ini tentunya memerlukan tempat yang mampu memenuhi segala keutuhan masyarakat
Kota Pekanbaru.
Pemerintah
Pekanbaru sendiri banyak memberikan fasilitas-fasilitas perekonomian seperti
pusat perbelanjaan tradisional atau pasar tradisional yang dapat ditemukan
disetiap sudut Kota Pekanbaru, dan demi kenyamanan pengunjung yang datang untuk
berbelanja pemerintah terus melakukan peremajaan disetiap pasar tradisional di
Pekanbaru seperti salah satu contohnya
pembangunan yang di lakukan di Pasar Cik puan Pekanbaru.
Tidak
hanya pusat perbelanjaan tradisional saja, tetapi pemerintah juga membuka
peluang usaha bagi para investor yang tertarik melakukan pembangunan pusat
perbelanjaan modern di Pekanbaru. Terbukti dari tahun 1993 banyak pusat
perbelanjaan yang berdiri di Pekanbaru sebagai salah satu contohnya adalah
Plaza Citra Pekanbaru. Tidak hanya berhenti disana saja seing berkembangnya
zaman dan teknologi di Pekanbaru dari awal tahun 2001 hadirlah mall yang
memberikan kenyamanan berbelanja bagi pengunjungnya, lalu tidak hanya berfungsi
sebagai pusat perbelanjaan mall yang sekarang beralih fungsi sebagai ruang
publik bagi masyarakat Kota Pekanbaru dapat dilihat dari tingginya minat
masyarakat yang berkunjung ke mall dari pada ke ruang publik lainnya di
Pekanbaru. Mall yang ada di Pekanbaru antara lain Mall SKA, Mall Pekanbaru, dan
Mall Ciputra Seraya.
Untuk lebih jelas tentang mall yang ada di Pekanbaru dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
Sumber : Hasil Survei
2013
Gambar 4.6 Foto
Mall di Kota Pekanbaru
4.5.4
Pasar
Tradisional dan Mall
Semakin
menjamurnya mall tak pelak telah mengancam keberadaan pasar tradisional. Ada
beberapa alasan mendasar mengapa masyarakat lebih memilih berbelanja di mall
ketimbang di pasar tradisional. Mall yang dilengkapi beragam fasilitas yang
memberikan kenyamanan sama sekali bertolak belakang dengan pasar tradisional
yang panas dan becek. Keterbatasan dana yang ada membuat pengelola pasar tidak
bisa memberikan fasilitas seperti mall. Perubahan gaya hidup masyarakat juga
telah memberi andil dalam membuat keberadaan pasar tradisional semakin
terjepit. Label gaya hidup modern yang dilekatkan pada mall membuat masyarakat
lebih tertarik untuk berkunjung dan berbelanja ke mall.
Selain itu asumsi bahwa barang yang dijual di mall lebih berkualitas dibanding barang yang dijual di pasar tradisional kian memperburuk keadaan. Padahal sebenarnya pasar tradisional juga menyediakan barang berkualitas pembeli hanya dituntut untuk pandai memilih. Pembeli yang pandai memilih barang dagangan di pasar tradisional acapkali malah mendapatkan barang yang sama kualitasnya dengan yang di mall namun dengan harga yang lebih murah.
Di tengah gencarnya gempuran mall, pembangunan pasar tradisional justru semakin memperburuk keadaan pasar tradisional itu sendiri. Pembangunan pasar tradisional yang biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah tidak melibatkan stakeholder sepenuhnya. Bangunan pasar baru biasanya kurang mengakomodir kebutuhan real sehingga bukan membuat pasar tradisional semakin eksis malah makin terpuruk sekalipun usaha yang dilakukan pemerintah dalam melakukan perbaikan pada infrastruktur pasar-pasar tradisional di Pekanbaru.
Dengan kondisi seperti sekarang ini bukan tidak mungkin suatu saat nanti pasar tradisional tidak bisa ditemui lagi. Mungkin suatu saat kita akan merindukan interaksi hangat antara penjual dan pembeli di pasar tradisional yang digantikan oleh interaksi hambar penjaga mall dan mesin penghitung. Tidak ada lagi seni tawar menawar, tidak ada lagi tumpukan bahan mentah segar berganti dengan makanan kemasan dan bahan mentah yang ada di mall. Berikut merupakan perbandingan antara aktifitas jual beli di pasar tradisional dan mall dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut.
Selain itu asumsi bahwa barang yang dijual di mall lebih berkualitas dibanding barang yang dijual di pasar tradisional kian memperburuk keadaan. Padahal sebenarnya pasar tradisional juga menyediakan barang berkualitas pembeli hanya dituntut untuk pandai memilih. Pembeli yang pandai memilih barang dagangan di pasar tradisional acapkali malah mendapatkan barang yang sama kualitasnya dengan yang di mall namun dengan harga yang lebih murah.
Di tengah gencarnya gempuran mall, pembangunan pasar tradisional justru semakin memperburuk keadaan pasar tradisional itu sendiri. Pembangunan pasar tradisional yang biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah tidak melibatkan stakeholder sepenuhnya. Bangunan pasar baru biasanya kurang mengakomodir kebutuhan real sehingga bukan membuat pasar tradisional semakin eksis malah makin terpuruk sekalipun usaha yang dilakukan pemerintah dalam melakukan perbaikan pada infrastruktur pasar-pasar tradisional di Pekanbaru.
Dengan kondisi seperti sekarang ini bukan tidak mungkin suatu saat nanti pasar tradisional tidak bisa ditemui lagi. Mungkin suatu saat kita akan merindukan interaksi hangat antara penjual dan pembeli di pasar tradisional yang digantikan oleh interaksi hambar penjaga mall dan mesin penghitung. Tidak ada lagi seni tawar menawar, tidak ada lagi tumpukan bahan mentah segar berganti dengan makanan kemasan dan bahan mentah yang ada di mall. Berikut merupakan perbandingan antara aktifitas jual beli di pasar tradisional dan mall dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut.
Sumber : Hasil Survei
2013
Gambar 4.7
Perbandingan Mall dan Pasar Tradisional
4.6 Jaringan Jalan Kota
Pekanbaru
Prasarana jalan
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan wilayah terutama di
Kota Pekanbaru. Disamping itu, jaringan jalan yang ada berfungsi dalam
menciptakan arus pergerakan lalu-lintas dan menunjang perekonomian suatu daerah
dalam mendistribusikan hasil-hasil produksi sumberdaya alam.
Pada tahun 2011,
panjang jalan di Kota Pekanbaru adalah 2.578,22 km. Sebagian besar, kondisi
jalan yang ada di Kota Pekanbaru sudah beraspal yaitu sepanjang 1.371,11 km
dengan kondisi jalannya yang baik yaitu
sebesar 46,76% dari total panjang jalan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel
4.11 dan 4.12 berikut.
Tabel 4.8 Panjang Jalan di Kota Pekanbaru
Menurut Jenis Permukaan,
Kondisi
dan Kelas jalan Tahun 2011
No
|
Keadaan
|
Panjang Jalan
|
|
I
|
Jenis Permukaan
|
Km
|
%
|
a.
Diaspal
b.
Kerikil
c.
Tanah
d.
Cor Beton
|
1.371,11
303,44
903,67
-
|
53,18
11,77
35,05
-
|
|
Jumlah
|
2.578,22
|
100
|
|
II
|
Kondisi Jalan
a.
Baik
b.
Sedang
c.
Rusak
|
1.205,60
551,70
820,92
-
|
46,76
21,40
41,84
-
|
Jumlah
|
2.578,22
|
100
|
Sumber: BPS Kota Pekanbaru, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar