Kamis, 30 April 2015

ANALISA KUALITAS DAN KUANTITAS HASIL DISTILASI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR TENAGA SURYA DENGAN PIPA SALURAN UAP TIPE DUA PERMUKAAN KACA MIRING Sambungan BAB II



energi cahaya (radian flux), kerapatan aliran energi cahaya (radiant flux density), intensitas terpaan (irradiance) dan intensitas pancaran cahaya (emmitance).
            Tenaga surya pada dasarnya adalah sinar matahari yang merupakan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang yang tampak dan yang tidak tampak, yakni mencakup spectrum cahaya inframerah sampai dengan cahaya ultraviolet. Masingmasingmasing spektrum cahaya matahari memiliki penjang gelombang , frekkuensi dan energi yang berbeda. Uraian rinci tentang hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Karakteristik Cahaya Penyusun Sinar Matahari
Jenis Cahaya
Kisaran
Panjang
Gelombang
(nm)
Panjang
gelombang
representative
(nm)
Frekuensi
(1014 Hertz)
Energi
(kJ mol -1)
Ultraviolet
<400
254
11,80
471
Violet
400-425
410
7,31
292
Biru
425-490
460
6,52
260
Hijau
490-560
520
5,77
230
Kuning
560-585
570
5,26
210
Jingga
585-640
620
4,84
193
Merah
640-740
680
4,41
176
Inframerah
>740
1400
2,14
85
Sumber : Lakitan, B. (2002, Dasar-dasar Klimatologi )
Wisnubroto, S. (2004) mengatakan bahwa sinar matahari memiliki panjang gelombang ( λ ) antara 0,15 – 4 μm, dan hanya panjang gelombang ( λ ) antara 0,32 –2 μm yang mampu menembus kaca transparan.
2.4       Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah sinar yang dipancarkan dari matahari kepermukaan bumi, yang disebabkan oleh adanya emisi bumi dan gas pijar panas matahari. Radiasi dan sinar matahari dipengaruhi oleh berbagai hal sehingga pancarannya yang sampai dipermukaan bumi sangat bervariasi. Penyebabnya adalah kedudukan matahari yang berubah-ubah, revolusi bumi, dan lain sebagainya. Walaupun cuaca cerah dan sinar matahari tersedia banyak, besarnya radiasi supaya tiap harinya selalu berubah-ubah.
2.5       Geometri Radiasi Matahari
           Aspek geometri berpengaruh langsung terhadap penerimaan radiasi surya pada suatu permukaan pengumpul panas ( kolektor). Aspek geometri berhubungan dengan orientasi letak dari bidang pengumpul panas, dimana arah radiasi tegak lurus permukaan pengumpul (kolektor plat surya). Pengaruh geometri terpenting dimana jumlah dari radiasi surya diterima pada permukaan kolektor yaitu sudut dimana sinar menyentuh bidang penyerapan dengan arah tegak lurus bidang permukaan penyerapan.
Untuk mengetahui energi radiasi yang jatuh pada permukaan bumi dibutuhkan beberapa parameter letak kedudukan dan posisi matahari, hal ini perlu untuk mengkonversikan harga fluks berkas yang diterima dari arah matahari menjadi hubungan harga ekivalen ke arah normal permukaan. Dalam hal ini akan timbul hubungan-hubungan sudut seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.6 Geometri matahari
Berikut ini adalah beberapa definisi yang digunakan, antara lain :
1. Sudut datang θ adalah sudut antara sinar datang dengan normal pada permukaan pada sebuah bidang.
2.   Sudut latitude Φ pada suatu tempat adalah sudut yang dibentuk oleh garis radial ke pusat bumi pada suatu lokasi dengan proyeksi garis pada bidang equator. Sudut deklinasi berubah harga maksimum +23,450 pada tanggal 21 juni ke harga minimum -23,4500 pada tanggal 21 desember. Deklinasi 00 terjadi pada tanggal 21 Maret dan 22 Desember.
3.  Sudut Zenit θZ  adalah sudut yang dibuat oleh garis vertikal ke arah zenit dengan garis ke arah titik pusat matahari.
4.   Sudut Azimuth δZ  adalah sudut yang dibuat oleh garis bidang horizontal antara garis selatan dengan proyeksi garis normal pada bidang horizontal. Sudut azimut positif jika normal adalah sebelah timur dari selatan dan negatif pada sebelah barat dan selatan.
5.  Sudut latitude α adalah sudut yang di buat oleh garis ke titik pusat matahari dengan garis proyeksinya pada bidang horizontal.
6. Sudut kemiringan (slope) β adalah sudut kemiringan yang di buat oleh permukaan bidang dengan horizontal.
2.6       Intensitas Radiasi Surya
            Karena adanya perubahan letak matahari terhadap bumi maka intensitas radiasi surya yang tiba di permukaan bumi juga berubah-ubah. Maka berkaitan  dengan hal tersebut di atas radiasi surya yang tiba pada suatu tempat di permukaan bumi dapat kita bedakan menjadi 3 jenis. Ketiga jenis radiasi itu adalah :
1.   Radiasi Langsung (direct radiation)
Intensitas radiasi langsung atau sorotan per jam pada sudut masuk normal Ibn dari persamaan berikut ini:
       ……………………………...……Pers (2.6) lit 2 hal 30
dimana Ib adalah radiasi sorotan pada sumbu permukaan horisontal dan cosθz adalah sudut zenit. Dengan demikian, untuk suatu permukaan yang dimiringkan dengan sudut β terhadap bidang horisontal, intensitas dari komponen sorotan adalah:
………………..Pers (2.7) lit 2 hal 31
Dimana disebut sudut masuk, dan didefinisikan sebagai sudut antara arah sorotan pada sudut masuk normal dan arah komponen tegak lurus (900) pada permukaan bidang miring.
2.   Radiasi Sebaran (diffuse radiation)
Radiasi sebaran yang disebut juga radiasi langit (sky radiation), adalah radiasi yang dipancarkan ke permukaan penerima oleh atmosfer dan karena itu berasal dari seluruh bagian hemisfer langit. Radiasi sebaran (langit) didistribusikan merata pada hemisfer (disebut distribusi isotropik), maka radiasi sebaran pada permukaan miring dinyatakan dengan :
………………………Pers (2.8) lit 2 hal 34
Dimana  adalah sudut miring dari permukaan miring dan Id menunjukan besarnya radiasi sebaran per jam pada suatu permukaan horisontal.
3.   Radiasi Pantulan
Selain komponen radiasi langsung dan sebaran, permukaan penerima juga mendapatkan radiasi yang dipantulkan dari permukaan yang berdekatan, jumlah radiasi yang dipantulkan tergantung dari reflektansi  (albeldo) dari permukaan yang berdekatan itu, dan kemiringan permukaan yang menerima radiasi yang dipantulkan per jam, juga disebut radiasi pantulan.
        …………………….Pers (2.9) lit 2 hal 37
Dimana reflektansi  dianggap 0,20 – 0,25 untuk permukaan-permukaan tanpa salju dan 0,7 untuk lapisan salju yang baru turun, kecuali jika tersedia data yang lain.
Gambar 2.7 Jenis-Jenis radiasi
Lapisan luar dari matahari yang disebut fotosfer memancarkan suatu spektrum radiasi yang kontinue. Untuk pembahasan ini cukup dianggap matahari sebagai benda hitam, sebuah radiator sempurna pada 5762 K. Dalam ilmu Fotovoltaik dan studi mengenai permukaan tertentu, distribusi spektral adalah penting.
Gambar 2.8 Bola Surya
Dimana:
ds        = Diameter Matahari
R         = Jarak rata-rata matahari - bumi
Radiasi yang dipancarkan oleh permukaan matahari, Es adalah sama dengan hasil perkalian konstanta Stefan-Bolzman , pangkat empat temperatur permukaan absolut TS4 dan luas permukaan A= πds2,
…………………………………Pers (2.10) lit 2 hal 16  
Dimana  = 5,67 x 10-8 W/(m2.K4), temperatur permukaan Ts dalam K, dan diameter matahari ds dalam meter dari gambar di atas dapat dilihat jari-jari R adalah sama dengan jarak rata-rata antara matahari dan bumi. Luas permukaan bumi adalah sama dengan 4π R2, dan fluksa radiasi pada satu satuan luas dari permukaan bola tersebut yang dinamakan iradiansi, menjadi
………….……………………Pers (2.11) lit 2 hal 16
Dengan garis tengah matahari 1,39 x 109 m, temperatur permukaan matahari 5762 0K, dan jarak rata-rata antara matahari dan bumi sebesar 1,5 x 1011 m, maka fluksa radiasi persatuan luas dalam arah yang tegak lurus pada radiasi tepat diluar atmosfer bumi adalah:
                 = 1353 W/m2
Radiasi surya yang diterima pada satuan luasan di luar atmosfer tegak lurus permukan matahari pada jarak rata-rata antara matahari dengan bumi disebut konstanta surya adalah 1353 W/m2 dikurangi intensitasnya oleh penyerapan dan pemantulan atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi. Ozon di atmosfer menyerap radiasi dengan panjang gelombang pendek (ultraviolet), karbondioksida dan uap air menyerap sebagian radiasi dengan panjang gelombang yang lebih panjang (inframerah). Selain pengurangan radiasi bumi yang lansung atau sorotan oleh penyerapan tersebut, masih ada radiasi yang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu, dan uap air dalam atmosfer sebelum mencapai bumi sebagai radiasi sebaran. Pengukuran berikutnya terjadi apabila permukaan penerima radiasi itu tidak pada kedudukan tegak-lurus sorotan radiasi yang masuk.



Tabel 2.2 Satuan lain untuk Konstanta Surya
Konstanta Surya ( Gsc )
1353 W/m2
429 Btu/(hr.ft2)
116.4 Langley/hr
4.871 MJ/m2.hr
(sumber “Teknologi Rekayasa Surya”, Diterjemahkan oleh Prof. Wiranto Arismunandar)
Konstanta surya (G) adalah konstanta yang digunakan sebagai dasar acuan untuk mengetahui besarnya intensitas radiasi surya sebelum mengalami penurunan karena berbagai macam hambatan dalam perjalanannya menuju permukaan bumi. Hambatan yang timbul itu adalah seperti, ketika radiasi surya melewati lapisan-lapisan atmosfir, itu terjadinya yang mempengaruhi posisi matahari, posisi dan letak permukaan pada bumi dan kondisi-kondisi lainnya.
Dari tabel diatas memuat konstanta surya dalam satuan lain. Satuan langley sama dengan 1 kalori/cm2, adalah satuan yang umumnya dapat dijumpai dalam literatur mengenai radiasi surya, dimana 1 kalori = 4,187 Joule, maka 1 langley = 1 kalori/cm2 = 0,04187 MJ/m2, suatu faktor konversi yang sering digunakan.
            2.6.1    Intensitas Radiasi Surya Pada Bidang Permukaan
            Bumi berevolusi pada sumbunya selama 365 hari, bumi juga berotasi pada sumbunya selama satu hari. Selama berevolusi dan berotasi pada sumbunya bumi mengalami kemiringan terhadap sumbu vertikalnya sebesar 23,5 0.
Gambar 2.9 Deklinasi matahari, posisi pada musim panas
            Pada gambar diatas dapat dinyatakan didalam suatu hubungan persamaan sebagai berikut :
cosϴ = sinδ ( α-β ) + cosδ.cos ( α-β ). cosω.............Pers ( 2.12 ) lit 2 hal 29
Dimana :
ϴ         = Sudut sinar datang terhadap garis normal permukaan
δ          = Sudut Deklinasi
α          = Garis lintang dari posisi alat
β          = kemiringan sudut permukaan dan alat
ω         = Sudut datang
Besarnya sudut yang dialami bumi terhadap sumbu vertikalnya di sebut deklinasi. Dan deklinasi inilah yang mempengaruhi terjadinya distribusi sinar matahari dan energi panas surya pada bidang permukaan bumi.
Bila hasil perkalian intensitas surya yang diterima bumi dengan cosinus sudut sinar datang, maka besarnya laju energi yang diterima oleh suatu permukaan di bumi dengan luasan persegi dapat ditulis dengan persamaan :
…………………………………..Pers (2.13) lit 2 hal 29
Dimana :
q : Laju energi, (W)
A : Satuan luas pada bidang, (m2)
GT : Intensitas radiasi surya yang diterima oleh permukaan bumi, (W/m2)
θ : Sudut sinar datang
            Penggunaan kolektor sangat tergantung pada intensitas cahaya matahari.  Intensitas cahaya matahari tersebut adalah besaran yang menunjukkan banyak energi radiasi surya pada suatu daerah. Intensitas cahaya matahari sangat dipengaruhi oleh sudut datang cahaya matahari, semakin tegak lurus arah sudut datang cahaya matahari terhadap bidang serap maka intensitasnya akan semakin tinggi. Gerak relatif matahari terhadap bumi akibat rotasi bumi pada poros mengakibatkan posisi atau sudut datang cahaya berubah setiap saat sepanjang hari pada daerah tertentu di permukaan bumi. Begitu juga dengan gerak revolusi bumi berubah setiap saat berkisar antara -23,45 derajat sampai + 23,45 atau disebut juga sudut deklinasi matahari (δ). Dalam menentukan intensitas cahaya matahari pada kolektor dapat dipergunakan suatu alat khusus “solarimeter” dengan dektor sensor “Pyrranometer” atau dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
……………………………..Pers (2.14) lit 4 hal 28
……………………………………..…Pers (2.15) li t4 hal 28
……………..……..Pers (2.16) lit 4 hal 15
Pers (2.17)
....................................... ...........................Pers (2.18) lit 4 hal 15
................... ..........................Pers (2.19) lit 4 hal 15
...................................................... ..........................Pers (2.20) lit 4 hal 15
.............................................................. .........................Pers (2.21) lit 4 hal 15
. (2.22) lit 4 hal 15
(Sumber : Duffie. Solar Engineering of thermal processes, Hal 11-16)

Dimana:
δ          = Sudut deklinasi radiasi sinar matahari terhadap bumi
N         = Nomor hari, dari tahun yang bersangkutan
α          = Sudut ketinggian surya (matahari)
Φ         = Sudut lintang setempat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar