energi cahaya (radian flux), kerapatan aliran
energi cahaya (radiant flux density), intensitas terpaan
(irradiance) dan intensitas pancaran cahaya (emmitance).
Tenaga surya pada dasarnya adalah
sinar matahari yang merupakan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang
yang tampak dan yang tidak tampak, yakni mencakup spectrum cahaya inframerah
sampai dengan cahaya ultraviolet. Masingmasingmasing spektrum cahaya matahari
memiliki penjang gelombang , frekkuensi dan energi yang berbeda. Uraian rinci
tentang hal ini dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Karakteristik Cahaya Penyusun Sinar Matahari
Jenis Cahaya
|
Kisaran
Panjang
Gelombang
(nm)
|
Panjang
gelombang
representative
(nm)
|
Frekuensi
(1014 Hertz)
|
Energi
(kJ mol -1)
|
Ultraviolet
|
<400
|
254
|
11,80
|
471
|
Violet
|
400-425
|
410
|
7,31
|
292
|
Biru
|
425-490
|
460
|
6,52
|
260
|
Hijau
|
490-560
|
520
|
5,77
|
230
|
Kuning
|
560-585
|
570
|
5,26
|
210
|
Jingga
|
585-640
|
620
|
4,84
|
193
|
Merah
|
640-740
|
680
|
4,41
|
176
|
Inframerah
|
>740
|
1400
|
2,14
|
85
|
Sumber : Lakitan, B. (2002, Dasar-dasar Klimatologi )
Wisnubroto, S. (2004) mengatakan bahwa sinar matahari
memiliki panjang gelombang ( λ ) antara 0,15 – 4 μm, dan hanya panjang
gelombang ( λ ) antara 0,32 –2 μm yang mampu menembus
kaca transparan.
2.4 Radiasi Matahari
Radiasi
matahari adalah sinar yang dipancarkan dari matahari kepermukaan bumi, yang
disebabkan oleh adanya emisi bumi dan gas pijar panas matahari. Radiasi dan
sinar matahari dipengaruhi oleh berbagai hal sehingga pancarannya yang sampai
dipermukaan bumi sangat bervariasi. Penyebabnya adalah kedudukan matahari yang
berubah-ubah, revolusi bumi, dan lain sebagainya. Walaupun cuaca cerah dan
sinar matahari tersedia banyak, besarnya radiasi supaya tiap harinya selalu
berubah-ubah.
2.5 Geometri
Radiasi Matahari
Aspek geometri berpengaruh langsung terhadap
penerimaan radiasi surya pada suatu permukaan pengumpul panas ( kolektor).
Aspek geometri berhubungan dengan orientasi letak dari bidang pengumpul panas,
dimana arah radiasi tegak lurus permukaan pengumpul (kolektor plat surya).
Pengaruh geometri terpenting dimana jumlah dari radiasi surya diterima pada
permukaan kolektor yaitu sudut dimana sinar menyentuh bidang penyerapan dengan
arah tegak lurus bidang permukaan penyerapan.
Untuk mengetahui energi radiasi yang jatuh pada permukaan
bumi dibutuhkan beberapa parameter letak kedudukan dan posisi matahari, hal ini
perlu untuk mengkonversikan harga fluks berkas yang diterima dari arah matahari
menjadi hubungan harga ekivalen ke arah normal permukaan. Dalam hal ini akan
timbul hubungan-hubungan sudut seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.6 Geometri
matahari
Berikut ini adalah beberapa definisi yang digunakan,
antara lain :
1. Sudut
datang θ adalah sudut antara sinar
datang dengan normal pada permukaan pada sebuah bidang.
2. Sudut latitude Φ pada suatu tempat adalah sudut yang dibentuk oleh garis radial ke
pusat bumi pada suatu lokasi dengan proyeksi garis pada bidang equator. Sudut
deklinasi berubah harga maksimum +23,450 pada tanggal 21 juni ke
harga minimum -23,4500 pada tanggal 21 desember. Deklinasi 00
terjadi pada tanggal 21 Maret dan 22 Desember.
3. Sudut Zenit θZ adalah sudut yang dibuat
oleh garis vertikal ke arah zenit dengan garis ke arah titik pusat matahari.
4. Sudut Azimuth δZ adalah sudut yang dibuat oleh garis
bidang horizontal antara garis selatan dengan proyeksi garis normal pada bidang
horizontal. Sudut azimut positif jika normal adalah sebelah timur dari selatan
dan negatif pada sebelah barat dan selatan.
5. Sudut latitude α adalah sudut yang di buat oleh garis ke titik pusat matahari
dengan garis proyeksinya pada bidang horizontal.
6. Sudut
kemiringan (slope) β adalah
sudut kemiringan yang di buat oleh permukaan bidang dengan horizontal.
2.6 Intensitas
Radiasi Surya
Karena adanya perubahan letak matahari
terhadap bumi maka intensitas radiasi surya yang tiba di permukaan bumi juga
berubah-ubah. Maka berkaitan dengan hal
tersebut di atas radiasi surya yang tiba pada suatu tempat di permukaan bumi
dapat kita bedakan menjadi 3 jenis. Ketiga jenis radiasi itu adalah :
1. Radiasi
Langsung (direct radiation)
Intensitas radiasi langsung atau sorotan per jam pada
sudut masuk normal Ibn dari persamaan berikut ini:

dimana Ib
adalah radiasi sorotan pada sumbu permukaan horisontal dan cosθz
adalah sudut zenit. Dengan demikian, untuk suatu permukaan yang dimiringkan
dengan sudut β terhadap bidang
horisontal, intensitas dari komponen sorotan adalah:

Dimana
disebut sudut masuk, dan didefinisikan sebagai sudut antara
arah sorotan pada sudut masuk normal dan arah komponen tegak lurus (900)
pada permukaan bidang miring.

2. Radiasi
Sebaran (diffuse radiation)
Radiasi sebaran yang disebut juga radiasi langit (sky
radiation), adalah radiasi yang dipancarkan ke permukaan penerima oleh
atmosfer dan karena itu berasal dari seluruh bagian hemisfer langit. Radiasi
sebaran (langit) didistribusikan merata pada hemisfer (disebut distribusi
isotropik), maka radiasi sebaran pada permukaan miring dinyatakan dengan :

Dimana
adalah sudut miring
dari permukaan miring dan Id menunjukan
besarnya radiasi sebaran per jam pada suatu permukaan horisontal.

3. Radiasi
Pantulan
Selain komponen radiasi langsung dan sebaran, permukaan
penerima juga mendapatkan radiasi yang dipantulkan dari permukaan yang
berdekatan, jumlah radiasi yang dipantulkan tergantung dari reflektansi
(albeldo) dari
permukaan yang berdekatan itu, dan kemiringan permukaan yang menerima radiasi
yang dipantulkan per jam, juga disebut radiasi pantulan.


Dimana reflektansi
dianggap 0,20 – 0,25
untuk permukaan-permukaan tanpa salju dan 0,7 untuk lapisan salju yang baru
turun, kecuali jika tersedia data yang lain.




Gambar 2.7 Jenis-Jenis radiasi
Lapisan luar dari matahari yang disebut fotosfer
memancarkan suatu spektrum radiasi yang kontinue. Untuk pembahasan ini cukup
dianggap matahari sebagai benda hitam, sebuah radiator sempurna pada 5762 K. Dalam
ilmu Fotovoltaik dan studi mengenai permukaan tertentu, distribusi spektral
adalah penting.

Gambar 2.8 Bola Surya
Dimana:
ds = Diameter Matahari
R = Jarak rata-rata matahari - bumi
Radiasi yang
dipancarkan oleh permukaan matahari, Es adalah sama dengan hasil
perkalian konstanta Stefan-Bolzman
, pangkat empat temperatur permukaan absolut TS4
dan luas permukaan A= πds2,


Dimana
= 5,67 x 10-8
W/(m2.K4), temperatur permukaan Ts dalam K, dan diameter matahari ds dalam
meter dari gambar di atas dapat dilihat jari-jari R adalah sama dengan jarak
rata-rata antara matahari dan bumi. Luas permukaan bumi adalah sama dengan 4π
R2, dan fluksa radiasi pada satu satuan luas dari permukaan bola
tersebut yang dinamakan iradiansi, menjadi


Dengan garis tengah matahari 1,39 x 109 m,
temperatur permukaan matahari 5762 0K, dan jarak rata-rata antara
matahari dan bumi sebesar 1,5 x 1011 m, maka fluksa radiasi
persatuan luas dalam arah yang tegak lurus pada radiasi tepat diluar atmosfer
bumi adalah:

= 1353 W/m2
Radiasi surya yang diterima pada satuan luasan di luar
atmosfer tegak lurus permukan matahari pada jarak rata-rata antara matahari
dengan bumi disebut konstanta surya adalah 1353 W/m2 dikurangi
intensitasnya oleh penyerapan dan pemantulan atmosfer sebelum mencapai
permukaan bumi. Ozon di atmosfer menyerap radiasi dengan panjang gelombang
pendek (ultraviolet), karbondioksida dan uap air menyerap sebagian radiasi
dengan panjang gelombang yang lebih panjang (inframerah). Selain pengurangan
radiasi bumi yang lansung atau sorotan oleh penyerapan tersebut, masih ada
radiasi yang dipancarkan oleh molekul-molekul gas, debu, dan uap air dalam
atmosfer sebelum mencapai bumi sebagai radiasi sebaran. Pengukuran berikutnya
terjadi apabila permukaan penerima radiasi itu tidak pada kedudukan tegak-lurus
sorotan radiasi yang masuk.
Tabel 2.2 Satuan lain untuk Konstanta Surya
Konstanta Surya (
Gsc )
|
1353 W/m2
|
429 Btu/(hr.ft2)
|
116.4 Langley/hr
|
4.871 MJ/m2.hr
|
(sumber “Teknologi Rekayasa Surya”, Diterjemahkan oleh
Prof. Wiranto Arismunandar)
Konstanta surya (G)
adalah konstanta yang digunakan sebagai dasar acuan untuk mengetahui besarnya
intensitas radiasi surya sebelum mengalami penurunan karena berbagai macam
hambatan dalam perjalanannya menuju permukaan bumi. Hambatan yang timbul itu
adalah seperti, ketika radiasi surya melewati lapisan-lapisan atmosfir, itu
terjadinya yang mempengaruhi posisi matahari, posisi dan letak permukaan pada
bumi dan kondisi-kondisi lainnya.
Dari tabel diatas memuat konstanta surya dalam satuan
lain. Satuan langley sama dengan 1 kalori/cm2, adalah satuan
yang umumnya dapat dijumpai dalam literatur mengenai radiasi surya, dimana 1
kalori = 4,187 Joule, maka 1 langley = 1 kalori/cm2 = 0,04187 MJ/m2,
suatu faktor konversi yang sering digunakan.
2.6.1 Intensitas Radiasi Surya Pada Bidang
Permukaan
Bumi berevolusi pada sumbunya selama 365 hari,
bumi juga berotasi pada sumbunya selama satu hari. Selama berevolusi dan
berotasi pada sumbunya bumi mengalami kemiringan terhadap sumbu vertikalnya
sebesar 23,5 0.

Gambar 2.9 Deklinasi matahari, posisi pada musim panas
Pada
gambar diatas dapat dinyatakan didalam suatu hubungan persamaan sebagai berikut
:
cosϴ = sinδ (
α-β ) + cosδ.cos ( α-β ). cosω.............Pers ( 2.12 ) lit 2 hal 29
Dimana :
ϴ = Sudut sinar datang terhadap
garis normal permukaan
δ =
Sudut Deklinasi
α =
Garis lintang dari posisi alat
β =
kemiringan sudut permukaan dan alat
ω =
Sudut datang
Besarnya sudut yang dialami bumi terhadap sumbu
vertikalnya di sebut deklinasi. Dan deklinasi inilah yang mempengaruhi
terjadinya distribusi sinar matahari dan energi panas surya pada bidang
permukaan bumi.
Bila hasil perkalian intensitas surya yang diterima bumi
dengan cosinus sudut sinar datang, maka besarnya laju energi yang diterima oleh
suatu permukaan di bumi dengan luasan persegi dapat ditulis dengan persamaan :

Dimana :
q : Laju energi, (W)
A : Satuan luas pada bidang, (m2)
GT : Intensitas radiasi surya yang diterima
oleh permukaan bumi, (W/m2)
θ : Sudut sinar datang
Penggunaan kolektor sangat
tergantung pada intensitas cahaya matahari.
Intensitas cahaya matahari tersebut adalah besaran yang menunjukkan
banyak energi radiasi surya pada suatu daerah. Intensitas cahaya matahari
sangat dipengaruhi oleh sudut datang cahaya matahari, semakin tegak lurus arah
sudut datang cahaya matahari terhadap bidang serap maka intensitasnya akan semakin
tinggi. Gerak relatif matahari terhadap bumi akibat rotasi bumi pada poros
mengakibatkan posisi atau sudut datang cahaya berubah setiap saat sepanjang
hari pada daerah tertentu di permukaan bumi. Begitu juga dengan gerak revolusi
bumi berubah setiap saat berkisar antara -23,45 derajat sampai + 23,45 atau
disebut juga sudut deklinasi matahari (δ). Dalam menentukan intensitas cahaya
matahari pada kolektor dapat dipergunakan suatu alat khusus “solarimeter” dengan dektor sensor “Pyrranometer” atau dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :









(Sumber : Duffie. Solar Engineering of thermal
processes, Hal 11-16)
Dimana:
δ = Sudut deklinasi radiasi sinar matahari terhadap
bumi
N = Nomor hari, dari tahun yang bersangkutan
α = Sudut ketinggian surya (matahari)
Φ = Sudut lintang setempat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar