Minggu, 26 April 2015

PERTUNJUKAN TARI TRADISI BORIA BAB IV

4.1.1 Keadaan Geografis Daerah Penelitian

            Berdasarkan data informasi di lapangan pada tanggal 10 Juni 2014 bahwa Pulau Penyengat merupakan salah satu Pulau yang terdapat di Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi yang akan di jadikan tempat penelitian penulis adalah  pulau penyengat Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Pulau penyengat adalah salah satu tempat pariwisata ada di Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau yang letak posisi nya di sebelah barat kota tanjung pinang sejauh lebih kurang 1,50KM dari kota  Tanjung Pinang. Untuk menempuh Pulau Penyengat kita menggunakan boat yang telah di sediakan di pelabuhan Kota Tanjung Pinang. Waktu perjalanan kurang lebih 15 sampai 20 menit perjalanan dari Kota Tanjung Pinang. Berdasarkan data yang di ambil di kantor Lurah Pulau Penyengat memiliki 1 kelurahan. Di lihat dari Pertunjukan Tari Tradisi di Pulau Penyengat Tanjung Pinang ini hal yang paling menarik untuk di teliti adalah Pertunjukan Tari Tradisi Boria dalam masyarakat Pulau Penyengat Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Dengan masalah yang di ambil adalah Pertunjukan Tari Tradisi Boria tersebut.
            4.1.2 Pendidikan, Budaya, Agama, Mata pencaharian dan sistem kemasyarakatan.
                        4.1.2.1 Pendidikan
                        Berdasarkan data dan informasi dari Syavrant selaku bapak Lurah pulau penyengat tanggal 10 Juni 2014 bahwa salah satu cara yang di lakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa adalah melalui jalur pendidikan yang merupakan usaha sadar manusia untuk membentuk kepribadian yang utama dalam kehidupan.
            Dilihat dari segi pendidikan dalam Pertujukan Tari Tradisi Boria Pada Masyarakat Pulau Penyengat ini, tidak memandang baik itu tamatan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi, karena pertunjukan tersebut tidak harus yang berpendidikan tetapi semuanya sama saja.
            Tingkat pendidikan penduduk  sangat erat hubungannya dengan pembangunan yang dilaksanakan, karena tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penentu dalam melaksanakan pembangunan disuatu daerah. Untuk pendidikan tingkat dasar masih bisa di atasi untuk pendidikan atas dan tingkat umum juga lebih bagus perkembangannya.
Untuk lebih jelasnya lihat pada Table berikut:

Tabel 1.Lembaga Pendidikan yang ada di Pulau Penyengat
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (unit)
1
Taman kanak-kanak
1
2
SD Negri
2
3
SMP Negri
1
4
SMA Negri
-

Jumlah
4
Sumber : Kantor Lurah Pulau Penyengat 2014
            Orang yang menari pertunjukan tari tradisi Boria di Pulau Penyengat tidak di tentukan dari latar belakang pendidikan, semua kalangan boleh menjadi penari pertunjukan tari tradisi Boria meskipun tidak menduduki bangku sekolah.
            4.1.2.2 Budaya
            Berdasarkan data dan informasi di lapangan syafarudin  selaku pemaku adat tanggal 10 Juni 2014 bahwa masyarakat Pulau Penyengat mempunyai perinsip adat yang di turunkan di antaranya yaitu “ adat perkawinan, adap makan bersama”. Salah satu prinsip adat yang di turunkan adalah tata cara berpakaian dan berbusana melayu. Setiap ada mesyawarah bersama atau ada sebuah acara masyarakat wajib berbusana melayu yang sudah mengikuti adat sebagai orang melayu. Menumbhkan rasa gotong royong yang sangat tinggi.
            Pulau Penyengat merupakan sebagian besar penduduknya adalah orang Melayu, dalam sistem adat Pertunjukan Tari Tradisi Boria ini adalah suatu kesenian tari pertunjukan yang ada di Pulau Penyengat. Pewaris nilai- nilai luhur budaya tetep berkesinabungan, walaupun sedikit mengalami pergeseran, tetepi pewaris leluhur tidak hilang. Untuk generasi selanjutnya harus mengembangkan dan melestarikan kebudayaan yang ada di Pulau Penyengat agar lebih kuat budaya Tradisinya.
            4.1.2.3 Mata pencaharian
            Berdasarkan data dan informasi di lapangan dari syavrant selaku lurah Pulau Penyengat bahwa jumlah penduduk Pulau Penyengat pada tahun 2014 adalah  Penyengat jumlah penduduknya  2026 jiwa yang terdiri dari 1011 jiwa laki-laki dan 1015 jiwa perempuan. Di lihat dari segi mata pencaharian itu tidak melihat baik dia bekerja maupun tidak bekerja itu sama saja, karena dalam pertunjukan tari tradisi boria tidak menbeda-bedakan siapa saja yang bekerja dan siapa saja yang tidak bekerja. Untuk dapat jelas dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 2 : Daftar pekerjaan penduduk Pulau Penyengat
No
Nama pekerjaan
Jumlah jiwa
1
Pegawai Negri sipil
268
2
Pedagang
106
3
Ojek dan ojek perahu penyebrangan
278
4
nelayan
434
5
Belum bekerja
883
Sumber : kantor lurah Pulau Penyengat
Berdasarkan table di atas, dapat di ketahui bahwa dari 2026 penduduk Pulau Penyengat yang tercatat yang memiliki pekerjaan 268 Pegawai Negri Sipil, 106 jiwa pedagang,  274 jiwa pembawa becak dan perahu penyebrangan, 434 jiwa sebagai nelayan  penduduk yang tidak memilih pekerjaan berjumlah 883 jiwa,  penduduk yang tidak memiliki pekerjaan ini termasuk di dalamnya yang belum sekolah, dan masih dalam pendidikan dan belum dapat pekerjaan serta orang lanjut usia. Dilihat dari tabel diatas adalah orang yang paling dominan adalah neleyan  adalah 434  jiwa, hal ini di sebabkan sebagian besar wilayah Pulau Penyengat merupakan Nelayan.
            4.1.2.4 Agama
            Berdasarkan data dari informasi di lapangan dari syarifudin selaku pemaku adat agama adalah ajaran tentang kewajiban dsan kepatuhan terhadap aturan dan petunjuk, pemerintah yang di berikan Allah kepada manusia lewat utusan-utusannya dan Rasul-Rasulnya. Penduduk Pulau Penyengat selain dari suku asli juga sebagian besar adalah suku pendatang yang menjadi suatu masyarakat yang beragam dan mayoritas mengakibatkan masyarakat Pulau Penyengat menanut agama islam.
            Dilihat dari Agamanya dalam pertunjukan tari tradisi boria ini adalah mayoritasnya beragama islam.
            4.1.2.5 Sistem Kemasyarakatan
            Berdasarkan data dan informasi di lapangan dari syavrant selaku lurah di Pulau penyengat tanggal 10 juni 2014 masyarakat Pulau Penyengat merupakan sebagaimna di ketahui bahwa kehidupan suatu kelompok masyarakat di atur oleh kompleks aturan-aturan dan adat-istiadat yang tidak di tentukan oleh narulinya secara biologis, tetapi oleh kebudayaan. Salah satu cara terjadinya hubungan sosialnya yang kuat suatu kelompok adalah sebagai akibat perkawinan, sistem kekerabatan di Pulau Penyengat, tidak membedakan satu sama lain, karena pertunjukan Tari Tradisi Boria ini Hubungan sosialnya sangat kuat dengan sistem kemasyarakatan.
            Masyarakat yang tinggal di Pulau Penyengat sangat beragam, Karena banyaknya pendatang dan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Penyengat sehingga kehidupan masyarakat di warnai dengan berbagai kebudayaan. Walaupun berbeda beda kebudayaan tetapi mereka tetap bersatu dan saling menghormati satu sama lain.
            Dalam kehidupan sehari-hari, mereka sangat akrab dan saling bertegur sapa dan saling sopan santun apabila mereka bertemu, begitu juga dalam kepentingan umum mereka selalu melakukannya bersama-sama, seperti gotong royong, pengajian dan hari-hari besar suatu acara besar.
            Dalam menjalani kehidupan sosial, masyarakat Pulau penyengat menggunakan waktu yang ada untuk mencari nafkah melalui mata pencaharian masing-masing. Pada umumnya mereka bekerja dari pagi sampai malam hari dan ada juga sampai setengah hari.
4.1.3 Tradisi yang ada dalam masyarakat Pulau Penyengat
            Berdasarkakn data dan  informasi dari Syavrant selaku lurah Pulau Penyengat tanggal 10 juni 2014 dalam kehidupan masyarakat Pulau Penyengat terdapat 2 tradisi yaitu sebagai berikut:
            4.1.3.1 Tradisi Nikah- Kawin
            Lazimnya nikah-kawin tentu saja berasal dari sentuhan pandangan memandang. Dalam hal ini besar kemungkinan bermula dari sentuhan pandangan memendang antara laki-laki dan perempuan. Tetapi juga bisa terjadi dari pandangan ibu-bapaknya atau kaum kerabatnya yang berminat untuk mencarikan jodoh buat anaknya. Setelah laki-laki dan permpuan sama-sama suka maka pihak keluarga laki-laki mulailah melakukan semacam kegiatan merisik.
            Merurut UU Hamidy ( 2009:2003) Merisik itu merupakan semacam pekerjaan yang menyiasati sesuatu yang secara hati-hati, sehingga tidak di ketahuai oleh orang lain. Karena itu dalam merisik orang mencari keterangan secara bersembunyi, sehingga tidak di ketahuai oleh orang lain. Cara ini di lakukan agar maksud kita tidak di ketahuai oleh orang lain.
            Perkenalan antara laki-laki dan perempuan biasanya berlangsung dengan cara pihak laki-laki mengunjungi kerumah perampuan, bila mereka bedua sudah merasa cocok untuk menjalin hubungan yang lebih serius yaitu menjalin hubungan yang lebih serius yaitu menjalin kejenjang pernikahan maka pihak laki-laki beserta keluarga akan segera meminangnya. Bila telah tiba waktu perkawinan biasnya dilakukan dirumah pihak perempuan, satu atau dua hari sebelum acara pesta terlebih dahulu harus melaksanakan ijab-kabul. Pada acara nikah-kawin ini lelaki memberikan maskawin kepada perempuan yang di nikahinya berupa seperangkat alat shalat.
            Berdasarkan data lapangan adat nikah-kawin di Pulau Penyengat di lakukan dengan cara ketika sang pengantin mempelai laki-laki tiba di depan rumah orang tua pengantin perempuan sang ibu mempelai wanita keluar untuk menyambut penagntin laki-laki. Setelah itu sang ibu membuka sepatu dan menyemprotkan farfume di kaki laki-laki, tidak cukup di situ keluarga dari pihak mempelai wanita telah menyiapkan beras kuning untuk di taburkan ke arah piahak pengantin laki-laki ( wawancara, 20 juni 2014)
            4.1.3.2 Tradisi berbusana melayu
            Sesuai dengan mayoritas di Pulau penyengat beragama islam dan bersuku melayu. Maka itu setiap masyarakat yang ada di pulau penyengat menggunakan busan melayu yang sopan dalam setiap mengadakan suatu acara. Busana melayu yang digunakan pada wanita adalah baju melayu dan menggunakan selendang sebagai penutup kepala. Dan kaum lelaki menggunakan pakaian melayu dan menggunakan kain samping sebagai pelengkap, juga mengunakan peci sebagai penutup kepala. Tardisi busana melayu ini mempunyai arti kesopanan dalm berpakaian dan berbusana.
4.1.4 Kesenian Yang ada Dalam Masyarakat Pulau Penyengat
            Berdasarkan data informasi di lapangan dari syarifudin tanggal 20 juni 2014 ada dua kesenian yang ada dalam masyarakat pulau penyengat yaitu sebagai berikut:
            4.1.4.1 Kesenian Mak Yong Muda
            Kesenian  Mak yong Muda merupakan salah satu seni tradisonal yang terdapat dalam kesenian mak yong yang berkembang di Pulau Penyengat Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Mak Yong Muda sendiri sudah berada dari kalangan istana dahulu.
            Mak Yong  muda dipertunjukan ketika para petani atau nelayan pulang dari bekerja dan berkumpul dengan warga sekitar untuk melepaskan lelah. Selain itu juga mak yong muda juga sebagai rasa syukur atas panen yang telah mereka peroleh.
            Tetapi Mak Yong Muda pada saat ini kesenian ini hanya di gunakan sebagai pertunjukan sebagai hiburan rakyat semata, karena di dalam Kesenian mak Yong Muda terdapat nasehat dan kata-kata jenaka yang menghibur
            4.1.4.2 pertunjukan Tari Tradisi Boria
            Pertunjukan Tari Tradisi Boria ini merupakan salah satu kesenian tradisi yang ada di pulau penyengat dan sudah menjadi suatu tradisi pertunjukan pada saat ada suatu acara yang ada di Pulau Penyengat ini. Pertunjukan Tari Tradisi Boria ini selalu di adakan pada masyarakat melayu.
            Pertunjukan tari Tradisi Boria ini pada umumnya sudah mentradisi dalam masyarakat untuk menyambut para tamu besar, karena tari ini menceritakan tentang kolonel belanda yang sedang bekerja dan selesai bekerja meraka ingin bermain.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar