Pertunjukan tari Tradisi Boria ini pada umumnya sudah mentradisi
dalam masyarakat untuk menyambut para tamu besar, karena tari ini menceritakan
tentang kolonel belanda yang sedang bekerja dan selesai bekerja meraka ingin
bermain.
4.2
Temuan Khusus
4.2.1.
Pertunjukan Tari Tradisi Boria pada Masyarakat Pulau Penyengat
Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau
Seni
pertunjukan memiliki unsur seni sesuai dengan pendapat
sudarsono (1977 : 41) yang mengatakan bahwa, apabila diperinci ada cukup banyak
elemen-elemen komposisi yang harus di ketahui : Gerak tari, Desain lantai, desain musik, Desain Dramatik, Dinamika,
koreografi kelompok, tema, rias dan kostum, Pementasan, Tata lampu, penyusunan acara, penonton.
Berdasarkan
data dan informasi dilapangan tanggal 20 juni 2014 mengenai pertunjukan tari
tradisi Boria ini merupakan hal yang
tidak dapat dihilangkan karena sudah menjadi suatu tradisi penyambutan tamu
yang ada di Pulau penyengat. Dengan demikian jelas bahwa tari tradisi Boria sebagian dari kebudayaan berfungsi
dan mempunyai arti tersendiri dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Pertunjukan
Tari Tradisi Boria ini dilaksanakan
pada saat ada suatu ada acara besar sebagai tari penyambutan tamu setelah tari
persembahan. Setelah tari persembahan dipertunjukan selang beberapa kata
sambutan setelah itu baru tari Boria
ini dipertunjukan. Pertunjukan tari trdaisi Boria
ini di tarikan dalam waktu lebih kurang
10 menit pertunjukan berlangsung.
Tari tardisi Boria
ini di tarikan oleh kaum laki-laki.
Jumlah penari adalah 20 orang. Ditambah 1 orang komandan yang di sebut kapten.
Tugasnya adalah mengatur perbarisan dan menjadi sentral cerita di dalamnya
sedangkan anak buah dipimpin oleh sarjen.
Pakaian yang digunakan dalam pertunjukan Tari Tradisi Boria saat pertunjukan adalah memakai baju kolonel Belanda dengan
menggunakan sepatu dan aksesoris dan menggunakan topi tarbus. Untuk lebih jelas
nya lihat gambar berikut ini:
Gambar 1
Pertunjukan tari tradisi Boria
(Dokumentasi penulis 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar