BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
A.
Telaah
Pustaka
A.
Pengertian
dan Fungsi Akuntansi
Dalam
dunia usaha, ilmu akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam
menjalankan operasi perusahaan tersebut. Dengan demikian apabila perusahaan
menggunakan ilmu akuntansi yang baik, maka dapat menyediakan informasi yang
baik pula yang dapat dipergunakan baik itu dari pihak intern maupun pihak
ekstern dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengertian Akuntansi menurut Evi
Maria (2007:1) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah seni
pencatatan, penggolongan dan peringkasan kejadian dan transaksi yang bersifat
keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian
hasil proses tersebut.
Pengertian
akuntansi menurut Accounting Principle
Board (APB) Statement No. 4 dikutip dari Evi Maria (2007:2) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah suatu kegiatan
jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran
uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih keputusan terbaik diantara
beberapa alternatif keputusan.
Sedangkan
menurut Rudianto (2009:4) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi
adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu
perusahaan.
Sedangkan
menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fess
(1999:6) akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi
adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak
berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Pengertian
akuntansi menurut American institute Of
Certified Public Accounting (AICPA) dikutip dari Zaki Baridwan (2000:1) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi
adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif,
terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih
alternatif-alternatif dari suatu keadaan.
Definisi
lain juga dapat dipakai untuk memahami lebih mendalam mengenai pengertian
akuntansi tersebut. Dalam buku A
statement Of Basic Accounting Theory (ASOBAT), dikutip dari sofyan syafri
Harahap (2007:5) akuntansi diartikan sebagai berikut:
Akuntansi
adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi
sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam
mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.
Dari
definisi diatas akuntansi mengandung dua hal. Pertama, akuntansi memberikan
jasa, maksudnya kita harus memanfaatkan sumber-sumber yang ada (misalnya:
sumber daya alam, tenaga kerja, dan kekayaan keuangan) dengan bijaksana
sehingga kita dapat memaksimalkan
manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, semakin baik sistem akuntansi yang
mengukur dan melaporkan biaya penggunaan sumber daya tersebut, maka akan
semakin baik juga keputusan yang diambil untuk mengalokasikannya. Kedua,
akuntansi menyediakan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif yang
digunakan dalam kaitannya dengan evaluasi kualitatif dalam perhitungan.
Sehingga informasi masa lalu yang disediakan akan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan ekonomi masa mendatang.
Umumnya
tujuan utama dari pada akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari satu
kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan hasil dari
proses akuntansi yang berbentuk laporan keuangan diharapkan dapat membantu bagi
pemakai informasi keuangan.
B.
Siklus
Akuntansi
Urutan-urutan
prosedur penyusunan laporan keuangan seringkali disebut dengan siklus
akuntansi.
Pengertian siklus
akuntansi menurut Rudianto (2009:
14) sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah
aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,
mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan sktivitas/transaksi
perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.
Adapun
siklus-siklus akuntansi meliputi:
1.
Transaksi/Bukti
Bukti
merupakan surat tanda yang dipergunakan sebagai acuan dalam pembuatan laporan
keuangan juga di dipergunakan sebagai
pelengkap untuk mempertanggung jawabkan laporan tersebut. Setiap proses
transaksi harus mempunyai bukti (evidence) dan pembukuan. Dalam akuntansi
dikenal sifat-sifat bukti yang harus ada didalamnya. Tanpa mengandung sifat ini
bukti tersebut tidak sah. Bukti yang mendukung laporan keuangan dapat
digolongkan dalam berbagai jenis. Bukti dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a. Corroborative
Evidence
Corroborative evidence
adalah seluruh dokumen yang sah termasuk dokumen seperti cek, faktur, kontrak,
hasil rapat, konfirmasi, pernyataan, hasil tanya jawab, laporan pengamatan, dan
hasil inspeksi.
b. Underlying
Accounting Data
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:20) Underlying Accounting Data sebagai berikut:
Underlying accounting
data adalah seluruh catatan dalam bentuk buku-buku, jurnal, neraca lajur,
laporan keuangan, dan lain-lain yang disajikan sebagai tempat mencatat
transaksi sampai penyajian laporan keuangan.
2.
Jurnal
Jurnal
merupakan langkah awal dari siklus akuntansi. Pembuatan jurnal merupakan salah
satu wujud dari penerapan akuntansi dimana dalam pembuatan jurnal dilakukan
pencatatan-pencatatan terhadap transaksi-transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan. Pengertian jurnal menurut Al Haryono Jusup (2005:120) adalah sebagai berikut:
Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis
(berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus
didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.
Setiap
transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan kebuku besar, harus
dicatat terlebih dahulu dalam jurnal. Oleh karena itu buku jurnal sering
disebut sebagai buku catatan pertama (book of original entry) mempunyai
beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut: (1) Jurnal memberikan suatu
catatan sejarah transaksi perusahaan sesuai dengan urutan kejadiannya, (2)
Jurnal memberikan suatu catatan transaksi keseluruhan, termasuk dampaknya
terhadap rekening atau pos tertentu, (3) Jurnal dapat membantu meyakinkan
kesamaan nilai debet dan kredit. Ada dua macam bentuk jurnal, yaitu: (1) Jurnal
umum, jurnal umum digunakan untuk mencatat segala macam transaksi dan kejadian,
(2) Jurnal khusus, jurnal khusus hanya digunakan untuk mencatat transaksi yang
bersifat khusus, misalnya jurnal untuk mencatat penerimaan uang, mencatat
penegeluaraan uang, mencatat pembelian secara kredit, dan lain-lain.
3.
Buku
besar
Setelah
jurnal tersebut dibuat maka jurnal-jurnal tersebut dimasukkan kedalam buku
besar. Menurut Rudianto (2009:14) yang
dimaksud dengan buku besar adalah sebagai berikut:
Buku besar adalah
kumpulan dari semua akun/perkiraan yang dimiliki suatu perusahaan yang saling
berhubungan satu dengan lainnya dan merupakan suatu kesatuan.
Pada dasarnya buku besar dapat
dibedakan menjadi dua bentuk antara lain:
a. Bentuk
skontro, biasa disebut juga bentuk dua kolom dan bentuk T, yang artinya sebelah
menyebelah, sisi kiri disebut debet dan sisi kanan disebut kredit.
b. Bentuk
bersaldo, disebut juga bentuk empat kolom.
Fungsi buku besar antara lain sebagai
berikut:
a. Mencatat
secara terperinci setiap jenis harta, uang dan modal beserta perubahannya
(transaksi/kejadian).
b. Menggolongkan
aspek transaksi atau kejadian sesuai dengan jenis akun masing-masing.
c. Menghitung
jumlah atau nilai dari tiap-tiap jenis akun.
d. Mengikhtisarkan
transaksi kedalam akun yang terkait sehingga dapat menyusun laporan keuangan.
4.
Neraca
saldo
Setelah
buku besar maka langkah selanjutnya dalam penyelesaian siklus akuntansi adalah
membuat neraca saldo. Pengertian neraca saldo menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:23) pengertian neraca
saldo dalam bukunya teori akuntansi adalah sebagai berikut:
Neraca saldo adalah
neraca yang memuat semua perkiraan, tetapi yang dimasukkan hanya saldo akhirnya
saja.
Adapun
fungsi neraca saldo adalah untuk:
1. Neraca
saldo berfungsi memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dan saldo
kredit akun buku besar. Neraca saldo bukan untuk memeriksa kebenaran proses
pencatatan. Jadi, keseimbangan jumlah neraca saldo belum menjamin kebenaran
pencatatan akuntansi.
2. Neraca
saldo sebagai langkah awal penyusunan kertas kerja.
5.
Jurnal
penyesuaian
Setelah
neraca saldo tersusun maka proses
selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah membuat jurnal penyesuaian. Ayat
jurnal penyesuaian biasanya
dibuat pada akhir periode akuntansi. Adapun tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian
adalah untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pengakuan pendapatan pada
akuntansi tidak dilanggar.
6.
Laporan
keuangan
Setelah
transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi demikian itulah yang dinamakan laporan
keuangan.
Laporan
keuangan ini biasanya dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung
jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.
Disamping itu laporan keuangan dapat juga memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu
sebagai laporankepada phak-pihak ekstern lainnya.
a.
Laporan
laba-Rugi
Laporan
laba-rugi merupakan laporan yang menggambarkan keberhasilan maupun kegagalan
dalam operasi atau aktivitas perusahaan selama satu periode waktu tertentu.
Pengertian laporan laba-rugi menurut Zaki baridwan (2000:30) adalah sebagai
berikut:
Laporan
laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode
tertentu.
Unsur
laporan Laba-Rugi meliputi:
1. Pendapatan,
yaitu aliran masuk atau kenaikkan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
utangnya (kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan
atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan
kegiatan utama badan usaha.
2. Beban,
yaitu arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau
penambahan kewajibannya selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman
atau produksi barang.
Bentuk
penyajian laba rugi dikenal:
1. Current
Operating Income, yang dimaksud dengan Current Operating Income System adalah
suatu cara penyajian yang mencantumkan pendapatan yang berasal dari kegiatan
normal, sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan
dalam laporan laba ditahan.
2. All
Inclusive Income, yang dimaksud dengan All Inclusive Income adalah suatu cara
penyajian yang mencantumkan income yang berasal dari kegiatan normal dan
kegiatan insendentil dicantumkan dalam laporan laba-rugi dan hasil akhirnya
saja yang dilaporkan kelaporan laba ditahan.
Kegunaan
laporan laba-rugi adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi
kinerja masa lalu perusahaan
2. Memberikan
dasar untuk memprediksi kinerja masa depan
3. Membantu
menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.
b.
Laporan
Ekuitas Pemilik
Yang
dimaksud dengan laporan ekuitas pemilik menurut Rudianto (2009:16) adalah sebagai berikut:
Suatu laporan yang
menunjukkan perubahan ekuitas pemilik atau laba yang tidak dibagikan dalam
suatu periode akuntansi akibat transaksi usaha terjadi selama periode tersebut.
c.
Neraca
Neraca
merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal
tertentu biasanya pada akhir bulan atau pada akhir tahun.
Unsur-unsur
neraca meliputi:
1. Aktiva,
yaitu manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dimasa depan atau dikendalikan
oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
a. Kas
Kas merupakan suatu
alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam
neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar atau paling sering berubah,
karena hampir setiap transaksi yang terjadi selalu mempengaruhi kas. Pengertian
kas menurut Mardiasmo (2002:1) adalah
sebagai berikut:
Kas adalah uang tunai,
baik uang kertas maupun uang logam, simpanan uang di Bank yang setiap saat
dapat diambil (simpanan giro), dalam bentuk alat pembayaran lainnya yang
mempunyai sifat seperti mata uang.
b. Piutang
Piutang adalah suatu
tagihan (klaim) perusahaan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa kepada
pihak lainnya. Piutang digolongkan menjadi piutang usaha dan piutang dagang.
Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang dan jasa yang
dijual.
c. Persedian
Persediaan meliputi
barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, barang yang
masih dalam proses produksi, barang yang masih dalam perjalanan dan yang akan
digunakan dalam proses produksi. Menurut Slamet Sugiri persediaan terdiri atas:
1) Persediaan
barang dagangan, adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, yang
diperoleh dari pemasok, tanpa diubah bentuknya dan dimaksudkan untuk dijual
kembali kepada pelanggan dalam kegiatan normal perusahaan.
2) Persediaan
bahan baku, adalah persediaan yang akan digunakan dalam proses produksi dan
akan menjadi substansi utama dari barang (produk) jadi.
3) Barang
dalam proses, adalah bahan baku yang sudah mengalami proses produksi tetapi
belum selesai.
4) Barang
jadi, adalah barang yang telah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual.
2. Kewajiban,
yaitu pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan yang
berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau
menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil dari
transaksi atau kejadin masa lalu.
3. Ekuitas,
yaitu kepentingan residu oleh aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan
kewajiban-kewajibannya, dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas inilah yang
merupakan kepentingan kepemilikannya.
Neraca
dapat disajikan dalam tiga bentuk:
1. Bentuk
Skontro, yaitu bentuk neraca yang disusun sebelah menyebelah, yaitu sisi kiri
disebut aktiva, sedangkan disisi kanan disebut pasiva. Sisi aktiva dan pasiva harus
seimbang.
2. Bentuk
Satafel, yaitu bentuk neraca yang disusun dalam bentuk laporan, yaitu bagian
atas untuk mencatat aktiva dan bagian bawah untuk mencatat passiva. Jumlah
aktiva dan passiva harus sama.
3. Bentuk
yang menyajikan posisi keuangan, dalam bentuk ini posisi keuangan tidak
dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan
akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi
utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah
aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka
akan diperoleh modal pemilik.
d.
Laporan
Arus Kas
Laporan
arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan
digunakan perusahaan didalam satu periode akuntansi.
Tujuan
dari penyajian laporan arus kas ini adalah untuk memberikan informasi yang
relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran arus kas atau setara dengan kas
dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Meningkatkan
penjualan dengan mengurangi biaya merupakan tugas yang penting bagi perusahaan.
Namun demikian, mendapat laba yang memadai belumlah cukup. Pengelolaan kas juga
merupakan hal yang penting, karena harus selalu tersedia kas yang cukup pada
saat dibutuhkan.
e.
Catatan
Atas Laporan Keuangan
Catatan
atas laporan keuangan adalah catatan-catatan yang dianggap penting dalam
penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan perusahaan berkepentingan.
Catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan:
a. Informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam
PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan
laporan perubahan ekuitas.
c. Informasi
tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar.
C.
Konsep
Dasar Akuntansi
Dalam
hal penerapan akuntansi ini ada hal-hal yan perlu diperhatikan mengenai
konsep-konsep dan prinsip dasar akuntansi tersebut. Adapun konsep-konsep dan
prinsip dasar akuntansi tersebut antara lain:
1.
Kesatuan usaha, yaitu
pemisahan transaksi usaha dengan transaksi non usaha. Sedangkan menurut
Sugianto dan Suwadjono (1999:4) konsep
kesatuan usaha adalah: konsep yang mengatakan bahwa dari akuntansi unit usaha
atau perusahaan harus dianggap sebagai orang atau badan atau organisasi yang
berdiri sendiri, bertindak atas nama dirinya sendiri, dan terpisah dari
pemiliknya.
2.
Dasar-dasar pencatatan, ada dua
macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang dipakai dalam mencatat transaksi
yaitu:
a. Dasar
kas (cash basis), yaitu pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba-rugi pada periode
dimana kas diterima dan dibayar. Laba atau rugi bersih merupakan selisih antara
penerimaan kas/pendapatan dengan pengeluaran kas/beban.
Misalnya: penghasilan
dicatat ketika kas diterima dari klien dan upah dicatat ketika kas dibayar
kepada karyawan.
b. Dasar
akrual (accrual basis), yaitu pendapatan dilaporkan dalam laporan laba-rugi
pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan (pendapatan dilaporkan pada
saat jasa diberikan lepada pelanggan tanpa melihat apakah kas telah
diterima/belum dari pelanggan selama periode ini, dan upah karyawan dilaporkan
sebagai beban pada periode dimana karyawan memberikan jasa dan bukan pada
saat upah dibayar).
3.
Sistem pembukuan yaitu
buku-buku yang digunakan dalam cara mencatat transaksi kedalam buku-buku
tersebut.
4.
Perhitungan laba rugi
ialah perhitungan keuntungan atau kerugian akibat dari semua transaksi usaha
niaga atau suatu periode waktu tertentu.
5.
Matching konsep, yaitu
menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan
pendapatan. Laporan keuangan sebagai alat untuk memberikan informasi keuangan
haruslah disusun berdasarkan suatu standar atau pedoman tertentu, agar
informasi-informasi yang terjadi dalam laporan keuangan tersebut merupakan
informasi yang terjamin kewajarannya dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga
dapat dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.
D.
Pengertian
dan Kriteria Usaha Kecil
Banyak
para penulis dan para ahli mendefinisikan perusahaan kecil yang sedikit berbeda
secara konseptual dan teknik bahasa, karena pengertian atau definisi dari usaha
kecil sampai saat ini masih sangat beragam sesuai dengan sudut pandang
masing-masing yang mendefinisikannya. Tetapi pada prinsipnya adalah sama.
Bahkan ada juga yang mendefinisikannya dari sudut pandang tenaga kerja dan
sifatnya. Mohammad Jafar Hafsah (2000:10)
menulis,
bahwa usaha kecil adalah sebagai berikut:
Kegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar.
Sedangkan
menurut Adler Haymans Manurung (2005:3) definisi
usaha kecil adalah sebagai berikut:
Usaha
mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional
dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan
hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak 100 juta.
Sedangkan
menurut Alila Pramiyanti (2008: 6) UKM adalah:
Kegiatan
ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1 milyar dan
memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling
banyak Rp. 200 juta.
Berikutnya,
menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS) definisi usaha kecil adalah sebagai
berikut:
Usaha
kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS
mengklasifikasikan
industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu:
1. Industri
rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang.
2. Industri
kecil dengan pekerja 5-19 orang.
3. Industri
menengah dengan pekerja 20-99 orang.
4. Industri
besar dengan pekerja 100 orang lebih.
Untuk
mempermudah pembinaan usaha kecil, maka ditetapkan kriteria perusahaan kecil.
Kriteria perusahaan kecil menurut UU No. 9 Tahun 1995 adalah sebagai berikut:
a. Memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau,
b. Memiliki
hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000.000 (satu miliar rupiah).
c. Milik
warga negara indonesia.
d. Berdiri
sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah
atau usaha besar.
e. Berbentuk
usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha
yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
E.
Konsep
Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil
Standar
akuntansi keuangan perusahaan kecil sama dengan standar akuntansi keuangan
perusahaan besar. Artinya keharusan yang diatur dalam standar keuangan di
Amerika yaitu GAAP (General Accepted Accounting Principle) yang tertuang dalam FASB (Financial
Accounting Standart Boards) statement juga harus diterapkan pada perusahaan kecil
jika laporan keuangannya dapat disebut wajar.
1.
Pembukuan
dan Akuntansi
Sebelum
kita menjelaskan lebih lanjut konsep akuntansi yang diterapkan perusahaan kecil
ada baiknya kita mengenal dan mengulas perbedaan antara pembukuan dan akuntansi
yang dimiliki suatu persamaan yaitu sama-sama melaksanakan suatu pencatatan
dalam menjalankan usaha.
Ada
kebingungan atas perbedaan antara pembukuan dan akuntansi. Ini disebabkan oleh
kedaan bahwa keduanya saling berhubungan. Pembukuan tersebut merupakan
pencatatan data perusahaan jadi setiap terjadinya transaksi hanya dicatat oleh
perusahaan tanpa menjelaskan laporan keuangan atas transaksi tersebut.
Sedangkan akuntansi tersebut merencanakan system pencatatan, penyajian laporan
yang didasarkan atas data yang dicatat dan menginterprestasikan laporan
keuangan yang telah dibuat.
Berkenaan
dengan hal ini kebanyakan perusahaan kecil hanya menerapkan akuntansi dalam
bidang pencatatan pembukuan saja tanpa interprestasi dalam bentuk laporan
keuangan. Sedangkan dalam perusahaan besar penerapan akuntansi sudah sempurna
dilakukan sampai dengan laporan keuangan dan telah sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
Jadi,
dalam hal ini perbedaan akuntansi perusahaan kecil dan perusahaan besar hanya
terletak dari segi pencatatan akuntansinya saja, akan tetapi secara keseluruhan
pengelolaan antara perusahaan kecil dan besar tersebut hampir sama dengan pada
setiap perusahaan.
2.
Sistem
dan Prinsip Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil
System
yang dilakukan oleh perusahaan kecil masih bersifat sederhana dan system
akuntansi yang digunakan yaitu dengan menggunakan system akuntansi tunggal
(Single Entry System).
Standar
akuntansi keuangan perusahaan kecil dan perusahaan besar selalu mengundang
kontroversi diberbagai pihak dikarenakan perusahaan kecil banyak memiliki
kelemahan-kelemahan dibandingkan dengan perusahaan besar. Salah satunya adalah
perusahaan kecil memiliki pembukuan yang kurang teratur dan tidak memiliki neraca
dan laba rugi, sehingga dalam hal itu mereka akan kalah bersaing dengan
perusahaan-perusahaan besar lainnya. Dan tentunya standar akuntansi keuangan
yang dipergunakan juga sangat lemah dan tidak bisa disamakan dengan perusahaan
besar yang selayaknya telah memiliki pembukuan yang teratur.
3.
Akuntansi
Untuk Perusahaan Kecil
a.
Pencatatan
Transaksi dan System Akuntansi Tunggal
Transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan kecil pada dasarnya sama dengan transaksi yang
dilakukan perusahaan besar. Seandainya ada pebedaan hanya terletak dalam jurnal
dan besarnya transaksi.
Setiap
perusahaan bertujuan memperoleh laba, sedangkan laba dicapai melalui penjualan,
baik penjualan-penjualan barang-barang maupun penjualan jasa. Untuk menunjang
penjualan sebagai kegiatan utama, perusahaan harus melakukan kegiatan-kegiatan
lain.
Adapun
kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Mengeluarkan
uang
b. Menerima
uang
c. Menjual
barang atau jasa atas dasar kredit
d. Transaksi-transaksi
non kas lainnya.
Dalam
system akuntansi tunggal (single entry system) transaksi tersebut dicatat dalam
buku-buku harian dan buku-buku pembantu. Untuk perusahaan-perusahaan kecil atau
menengah dapat dipergunakan buku-buku berikut ini:
1. Buku
pengeluaran uang
2. Buku
penerimaan uang
3. Buku
penjualan
4. Buku
pembelian buku memorial
Buku-buku pembantu antara lain:
1. Buku
piutang
2. Buku
hutang
3. Buku
persediaan
Dalam
system akuntansi tunggal transaksi-transaksi yang dicatat dalam buku-buku
harian tidak diolah lebih lanjut dalam buku-buku lain. System akuntansi tunggal
tidak mengenal buku besar. System akuntansi tunggal tidak secara kontinu
mencatat dan mengikuti perubahan-perubahan dalam susunan harta, hutang dan
modal perusahaan. Ini tidak berarti bahwa dalam system akuntansi tunggal tidak
diperlukan neraca dan perkiraan laba-rugi. Laporan keuangan yang antara lain
terdiri atas neraca dan
perhitungan laba-rugi tetap merupakan bagian yang penting dalam system
akuntansi tunggal.
b.
Jurnal
dan Buku Besar
Jurnal
yang dipakai dalam perusahaan kecil adalah bentuk jurnal yang paling sederhana
yaitu jurnal umum untuk mencatat segala macam transaksi perusahaan yang
berurutan waktu dan hanya ada dua kolom jumlah.
Bentuk standar jurnal umum adalah
sebagai berikut:
1. Penulisan
perkataan jurnal umum.
2. Pengisian
nomor halaman jurnal.
3. Penulisan
tahun dikiri atas yang selanjutnya tidak perlu ditulis lagi kecuali perubahan
tahun.
4. Penulisan
bulan atas terjadinya transaksi yang seterusnya ditulis pertransaksi.
5. Penulisn
tanggal atas terjadinya transaksi yang seterusnya ditulis pertransaksi.
6. Pencatatan
akun yang didebetkan dengan jumlahnya dikolom debet
7. Pencatatan
akun yang dikreditkan dengan jumlah dikolom kredit (pencatatannya agak maju
kedepan).
8. Penulisan
penjelasan pada garis yang berikutnya (juga ditulis agak maju kedepan).
Memasukkan
kedalam perkiraan tertentu (posting) dimaksudkan untuk memindahkan pembukuan
dalam jurnal kemasing-masing akun yang telah disediakan. Untuk perusahaan kecil
biasanya kegiatan posting dikerjakan dengan tangan (manual) dan bukan secara
komputerisasi.
Apabila kegiatan posting
dikerjakan dengan tangan, maka langkah dalam posting dapat dilakukan dengan
proses sebagai berikut:
1. Membuka
buku besar pada akun sesuai dengan judul akun dari jurnal.
2. Memasukkan jumlah dan
tanggal kedalam akun sesuai dengan debet atau kreditnya pada jurnal.
3. Menuliskan
kedalam posting referensi dari akun berupa nomor halaman jurnal atas posting
yang dikerjakan.
4. Menuliskan
kedalam posting referensi dari jurnal berupa nomor akun tempat posting itu
telah dikerjakan.
c.
Neraca
Saldo
Neraca
saldo ini digunakan untuk memeriksa kebenaran pencatatan dalam jurnal dan buku
besar dengan melihat apakah
jumlah debet sama besar dengan jumlah kredit.
Menurut Anak Suryo (2006:44) langkah-langkah dalam
proses neraca saldo adalah sebagai berikut:
1. Jumlahkan
dengan pensil lajur debet dan kredit setiap perkiraan dalam buku besar.
2. Hitung
saldo setiap perkiraan dalam buku besar yakni selisih antara jumlah kredit
dengan jumlah debet.
3. Tuliskan
(dengan pensil) saldo setiap perkiraan dalam neraca lajur uraian pada sisi
perkiraan yang mempunyai jumlah besar.
4. Apabila
jumlah debet lebih besar maka saldonya adalah saldo debet. Cantumkanlah saldo
tersebut dalam lajur uraian pada sisi debet.
5. Hal yang
sama dilakukan pada jumlah kredit. Apabila jumlah kredit besar saldonya adalah
saldo kredit. Cantumkanlah saldo tersebut dalam lajur uraian pada sisi kredit.
6. Pindahkan
saldo-saldo setiap perkiraan keneraca sisa sebaris dengan judul yang
bersangkutan dalam neraca saldo. Saldo debet cantumkanlah dalam lajur debet,
saldo kredit cantumkanlah dalam lajur kredit.
d.
Ayat
penyesuaian
Berbicara
soal ayat penyesuaian, kita juga harus
menyinggung masalah periode
akuntansi. Periode ini didalam sebuah perusahaan biasanya disebut tahun fiscal,
begitu juga halnya dengan perusahaan kecil.
Pada
dasarnya penyesuaian dibedakan menjadi dua berdasarkan alasan penyesuaian yaitu
antara lain:
a. Penetapan
penghasilan
Jika perusahaan kecil
mendapatkan penghasilan, biasanya ada dua hal yang harus diperhatikan
menyangkut waktu yang berbeda yaitu menyangkut persetujuan penjualan dan
penyerahan barang atau jasa.
b. Penetapan
beban biaya
Dalam akuntansi biaya
yang harus dibebankan adalah biaya yang telah digunakan untuk usaha memperoleh
penghasilan.
e.
Ayat
Penutup
Selain
ayat penyesuain, akuntansi juga mengenal ayat penutup (closing entries). Untuk
akuntansi perusahaan kecil, akuntansi kecil, akuntansi biasanya menyamakannya
dengan system perusahaan perseorangan
dikarenakan penerapannya sama-sama tidak rumit.
Ada
empat tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan kecil dalam menerapkan ayat
penutup antara lain sebagai berikut:
1. Tahap
mendebet pendapatan
Tahapan
ini adalah dimana perusahaan kecil perlu membuat jurnal untuk mendebet
perkiraan pendapatan sebesar masing-masing saldo akhir dan mengkredit perkiraan
laba-rugi sebesar jumlah saldo akhir perkiraan-perkiraan tersebut.
2. Tahap
mengkredit biaya
Tahapan ini berguna untuk
mengkredit perkiraan biaya sebesar masing-masing saldo akhir dan mengkredit
perkiraan laba rugi sebesar jumlah saldo akhir perkiraan-perkiraan tersebut.
3. Tahap
memindahkan keperkiraan laba-rugi
Dari
dua tahapan sebelumnya perusahaan kecil bisa menutupnya dalam tahapan ketiga
ini dengan cara memindahkan selisih jumlah debet dengan jumlah kredit perkiraan
lab-rugi keperkiraan modal.
4. Tahap
mengkredit prive
Yang
dimaksud dengan prive adalah pengambilan uang untuk keperluan pribadi. Dalam
perusahaan kecil hal ini akan sering terjadi dikarenakan perusahaan kecil
selalu mengambil kas untuk keperluan pribadinya.
f.
Neraca
Lajur
Neraca
lajur dibuat dengan tujuan untuk mempermudah laporan keuangan perusahaan.
Neraca lajur adalah sebuah bentuk kertas dalam bentuk kolom-kolom atau lajur
yang berisi sama dengan perusahaan besar yaitu kolom neraca saldo. Kolom ayat
penyesuaian, kolom neraca saldo yang disesuaikan, menyelesaikan kolom laba-rugi
dan kolom neraca.
g.
Membuat
Neraca
Setiap
akhir periode akuntansi, laporan keuangan yang dibuat meliputi neraca (Balance
Sheet), yaitu sebuah laporan yang menjelaskan posisi harta, hutang dan modal
sebuah perusahaan pada waktu tertentu. Dari laporan inilah perusahaan kecil
dapat mengetahui dan mengembangkan usaha dari laporan tersebut.
Laporan
neraca berisikan perkiraan-perkiraan riil yaitu perkiraan harta, hutang dan
modal, dan perkiraan ini harus digolongkan untuk mempermudah pemeriksaan dan
menafsirkan laporan keuangan tersebut.
h.
Laporan
Laba-Rugi dan Perubahan Modal
a. Laporan
Laba-Rugi
Tujuan
laporan laba-rugi untuk perusahaan kecil yaitu agar kita mengetahui pendapatan
hasil usaha dan pendapatan dari luar usaha pada setiap periode, selain itu kita
dapat mengidentifikasi biaya-biaya yang telah kita keluarkan, bila dalam
laporan tersebut biaya lebih besar dari pada penghasilan maka dinamakan rugi
bersih. Sedangkan jika biaya lebih kecil dari penghasilan maka dinamakan laba
bersih.
b. Laporan
Perubahan Modal
Tujuan
dari perubahan modal untuk perusahaan kecil yaitu untuk melihat perkembangan
modal yang ditanamkan sekaligus dapat dibandingkan modal awal dengan modal
akhir.
B.
Hipotesis
Berdasarkan
perumusan masalah dan landasan teori diatas, maka dapatlah penulis kemukakan
hipotesis sebagai berikut:
Diduga penerapan
akuntansi yang dilakukan pengusaha ternak puyuh petelur di Kecamatan Tenayan
Raya Pekanbaru belum sesuai dengan konsep-konsep dasar akuntansi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar