Kamis, 30 April 2015

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA PETERNAKAN TELUR PUYUH BAB II



BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.    Telaah Pustaka
A.      Pengertian dan Fungsi Akuntansi
Dalam dunia usaha, ilmu akuntansi memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan operasi perusahaan tersebut. Dengan demikian apabila perusahaan menggunakan ilmu akuntansi yang baik, maka dapat menyediakan informasi yang baik pula yang dapat dipergunakan baik itu dari pihak intern maupun pihak ekstern dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengertian Akuntansi menurut Evi Maria (2007:1) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan kejadian dan transaksi yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.

Pengertian akuntansi menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No. 4 dikutip dari Evi Maria (2007:2) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam memilih keputusan terbaik diantara beberapa alternatif keputusan.
Sedangkan menurut Rudianto (2009:4) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fess (1999:6) akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.
Pengertian akuntansi menurut American institute Of Certified Public Accounting (AICPA) dikutip dari Zaki Baridwan (2000:1) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.
Definisi lain juga dapat dipakai untuk memahami lebih mendalam mengenai pengertian akuntansi tersebut. Dalam buku A statement Of Basic Accounting Theory (ASOBAT), dikutip dari sofyan syafri Harahap (2007:5) akuntansi diartikan sebagai berikut:
Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.
Dari definisi diatas akuntansi mengandung dua hal. Pertama, akuntansi memberikan jasa, maksudnya kita harus memanfaatkan sumber-sumber yang ada (misalnya: sumber daya alam, tenaga kerja, dan kekayaan keuangan) dengan bijaksana sehingga kita dapat memaksimalkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, semakin baik sistem akuntansi yang mengukur dan melaporkan biaya penggunaan sumber daya tersebut, maka akan semakin baik juga keputusan yang diambil untuk mengalokasikannya. Kedua, akuntansi menyediakan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif yang digunakan dalam kaitannya dengan evaluasi kualitatif dalam perhitungan. Sehingga informasi masa lalu yang disediakan akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi masa mendatang.
Umumnya tujuan utama dari pada akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari satu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan hasil dari proses akuntansi yang berbentuk laporan keuangan diharapkan dapat membantu bagi pemakai informasi keuangan.
B.       Siklus Akuntansi
Urutan-urutan prosedur penyusunan laporan keuangan seringkali disebut dengan siklus akuntansi.
Pengertian siklus akuntansi menurut Rudianto (2009: 14) sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan sktivitas/transaksi perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.
Adapun siklus-siklus akuntansi meliputi:
1.    Transaksi/Bukti
Bukti merupakan surat tanda yang dipergunakan sebagai acuan dalam pembuatan laporan keuangan  juga di dipergunakan sebagai pelengkap untuk mempertanggung jawabkan laporan tersebut. Setiap proses transaksi harus mempunyai bukti (evidence) dan pembukuan. Dalam akuntansi dikenal sifat-sifat bukti yang harus ada didalamnya. Tanpa mengandung sifat ini bukti tersebut tidak sah. Bukti yang mendukung laporan keuangan dapat digolongkan dalam berbagai jenis. Bukti dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a.    Corroborative Evidence
Corroborative evidence adalah seluruh dokumen yang sah termasuk dokumen seperti cek, faktur, kontrak, hasil rapat, konfirmasi, pernyataan, hasil tanya jawab, laporan pengamatan, dan hasil inspeksi.
b.    Underlying Accounting Data
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:20) Underlying Accounting Data sebagai berikut:

Underlying accounting data adalah seluruh catatan dalam bentuk buku-buku, jurnal, neraca lajur, laporan keuangan, dan lain-lain yang disajikan sebagai tempat mencatat transaksi sampai penyajian laporan keuangan.
2.    Jurnal
Jurnal merupakan langkah awal dari siklus akuntansi. Pembuatan jurnal merupakan salah satu wujud dari penerapan akuntansi dimana dalam pembuatan jurnal dilakukan pencatatan-pencatatan terhadap transaksi-transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Pengertian jurnal menurut Al Haryono Jusup (2005:120) adalah sebagai berikut:
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu terjadinya) dengan menunjukkan rekening yang harus didebet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing.
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan, sebelum dibukukan kebuku besar, harus dicatat terlebih dahulu dalam jurnal. Oleh karena itu buku jurnal sering disebut sebagai buku catatan pertama (book of original entry) mempunyai beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut: (1) Jurnal memberikan suatu catatan sejarah transaksi perusahaan sesuai dengan urutan kejadiannya, (2) Jurnal memberikan suatu catatan transaksi keseluruhan, termasuk dampaknya terhadap rekening atau pos tertentu, (3) Jurnal dapat membantu meyakinkan kesamaan nilai debet dan kredit. Ada dua macam bentuk jurnal, yaitu: (1) Jurnal umum, jurnal umum digunakan untuk mencatat segala macam transaksi dan kejadian, (2) Jurnal khusus, jurnal khusus hanya digunakan untuk mencatat transaksi yang bersifat khusus, misalnya jurnal untuk mencatat penerimaan uang, mencatat penegeluaraan uang, mencatat pembelian secara kredit, dan lain-lain.
3.    Buku besar
Setelah jurnal tersebut dibuat maka jurnal-jurnal tersebut dimasukkan kedalam buku besar. Menurut Rudianto (2009:14) yang dimaksud dengan buku besar adalah sebagai berikut:
Buku besar adalah kumpulan dari semua akun/perkiraan yang dimiliki suatu perusahaan yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan merupakan suatu kesatuan.
Pada dasarnya buku besar dapat dibedakan menjadi dua bentuk antara lain:
a.    Bentuk skontro, biasa disebut juga bentuk dua kolom dan bentuk T, yang artinya sebelah menyebelah, sisi kiri disebut debet dan sisi kanan disebut kredit.
b.    Bentuk bersaldo, disebut juga bentuk empat kolom.
Fungsi buku besar antara lain sebagai berikut:
a.    Mencatat secara terperinci setiap jenis harta, uang dan modal beserta perubahannya (transaksi/kejadian).
b.    Menggolongkan aspek transaksi atau kejadian sesuai dengan jenis akun masing-masing.
c.    Menghitung jumlah atau nilai dari tiap-tiap jenis akun.
d.   Mengikhtisarkan transaksi kedalam akun yang terkait sehingga dapat menyusun laporan keuangan.
4.    Neraca saldo
Setelah buku besar maka langkah selanjutnya dalam penyelesaian siklus akuntansi adalah membuat neraca saldo. Pengertian neraca saldo menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:23) pengertian neraca saldo dalam bukunya teori akuntansi adalah sebagai berikut:
Neraca saldo adalah neraca yang memuat semua perkiraan, tetapi yang dimasukkan hanya saldo akhirnya saja.
Adapun fungsi neraca saldo adalah untuk:
1.    Neraca saldo berfungsi memeriksa keseimbangan antara jumlah saldo debet dan saldo kredit akun buku besar. Neraca saldo bukan untuk memeriksa kebenaran proses pencatatan. Jadi, keseimbangan jumlah neraca saldo belum menjamin kebenaran pencatatan akuntansi.
2.    Neraca saldo sebagai langkah awal penyusunan kertas kerja.
5.    Jurnal penyesuaian
Setelah neraca saldo tersusun maka proses selanjutnya dalam siklus akuntansi adalah membuat jurnal penyesuaian. Ayat jurnal penyesuaian biasanya dibuat pada akhir periode akuntansi. Adapun tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pengakuan pendapatan pada akuntansi tidak dilanggar.


6.    Laporan keuangan
Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi demikian itulah yang dinamakan laporan keuangan.
Laporan keuangan ini biasanya dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporankepada phak-pihak ekstern lainnya.
a.    Laporan laba-Rugi
Laporan laba-rugi merupakan laporan yang menggambarkan keberhasilan maupun kegagalan dalam operasi atau aktivitas perusahaan selama satu periode waktu tertentu. Pengertian laporan laba-rugi menurut Zaki baridwan (2000:30) adalah sebagai berikut:
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.
Unsur laporan Laba-Rugi meliputi:
1.    Pendapatan, yaitu aliran masuk atau kenaikkan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
2.    Beban, yaitu arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang.
Bentuk penyajian laba rugi dikenal:
1.    Current Operating Income, yang dimaksud dengan Current Operating Income System adalah suatu cara penyajian yang mencantumkan pendapatan yang berasal dari kegiatan normal, sedangkan pos yang berasal dari kegiatan yang tidak biasa dicantumkan dalam laporan laba ditahan.
2.    All Inclusive Income, yang dimaksud dengan All Inclusive Income adalah suatu cara penyajian yang mencantumkan income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan insendentil dicantumkan dalam laporan laba-rugi dan hasil akhirnya saja yang dilaporkan kelaporan laba ditahan.
Kegunaan laporan laba-rugi adalah sebagai berikut:
1.    Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
2.    Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan
3.    Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.
b.   Laporan Ekuitas Pemilik
Yang dimaksud dengan laporan ekuitas pemilik menurut Rudianto (2009:16) adalah sebagai berikut:
Suatu laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas pemilik atau laba yang tidak dibagikan dalam suatu periode akuntansi akibat transaksi usaha terjadi selama periode tersebut.
c.    Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu biasanya pada akhir bulan atau pada akhir tahun.
Unsur-unsur neraca meliputi:
1.    Aktiva, yaitu manfaat ekonomi yang mungkin diperoleh dimasa depan atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.
a.    Kas
Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar atau paling sering berubah, karena hampir setiap transaksi yang terjadi selalu mempengaruhi kas. Pengertian kas menurut Mardiasmo (2002:1) adalah sebagai berikut:
Kas adalah uang tunai, baik uang kertas maupun uang logam, simpanan uang di Bank yang setiap saat dapat diambil (simpanan giro), dalam bentuk alat pembayaran lainnya yang mempunyai sifat seperti mata uang.
b.    Piutang
Piutang adalah suatu tagihan (klaim) perusahaan kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa kepada pihak lainnya. Piutang digolongkan menjadi piutang usaha dan piutang dagang. Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang dan jasa yang dijual.
c.    Persedian
Persediaan meliputi barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, barang yang masih dalam proses produksi, barang yang masih dalam perjalanan dan yang akan digunakan dalam proses produksi. Menurut Slamet Sugiri persediaan terdiri atas:
1)   Persediaan barang dagangan, adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, yang diperoleh dari pemasok, tanpa diubah bentuknya dan dimaksudkan untuk dijual kembali kepada pelanggan dalam kegiatan normal perusahaan.
2)   Persediaan bahan baku, adalah persediaan yang akan digunakan dalam proses produksi dan akan menjadi substansi utama dari barang (produk) jadi.
3)   Barang dalam proses, adalah bahan baku yang sudah mengalami proses produksi tetapi belum selesai.
4)   Barang jadi, adalah barang yang telah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual.
2.    Kewajiban, yaitu pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan yang berasal dari kewajiban berjalan entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadin masa lalu.
3.    Ekuitas, yaitu kepentingan residu oleh aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya, dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas inilah yang merupakan kepentingan kepemilikannya.
Neraca dapat disajikan dalam tiga bentuk:
1.    Bentuk Skontro, yaitu bentuk neraca yang disusun sebelah menyebelah, yaitu sisi kiri disebut aktiva, sedangkan disisi kanan disebut pasiva. Sisi aktiva dan pasiva harus seimbang.
2.    Bentuk Satafel, yaitu bentuk neraca yang disusun dalam bentuk laporan, yaitu bagian atas untuk mencatat aktiva dan bagian bawah untuk mencatat passiva. Jumlah aktiva dan passiva harus sama.
3.    Bentuk yang menyajikan posisi keuangan, dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh modal pemilik.
d.   Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan didalam satu periode akuntansi.
Tujuan dari penyajian laporan arus kas ini adalah untuk memberikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran arus kas atau setara dengan kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Meningkatkan penjualan dengan mengurangi biaya merupakan tugas yang penting bagi perusahaan. Namun demikian, mendapat laba yang memadai belumlah cukup. Pengelolaan kas juga merupakan hal yang penting, karena harus selalu tersedia kas yang cukup pada saat dibutuhkan.
e.    Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan-catatan yang dianggap penting dalam penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan perusahaan berkepentingan.
Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
a.    Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b.    Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
c.    Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
C.      Konsep Dasar Akuntansi
Dalam hal penerapan akuntansi ini ada hal-hal yan perlu diperhatikan mengenai konsep-konsep dan prinsip dasar akuntansi tersebut. Adapun konsep-konsep dan prinsip dasar akuntansi tersebut antara lain:
1.        Kesatuan usaha, yaitu pemisahan transaksi usaha dengan transaksi non usaha. Sedangkan menurut Sugianto dan Suwadjono (1999:4) konsep kesatuan usaha adalah: konsep yang mengatakan bahwa dari akuntansi unit usaha atau perusahaan harus dianggap sebagai orang atau badan atau organisasi yang berdiri sendiri, bertindak atas nama dirinya sendiri, dan terpisah dari pemiliknya.
2.        Dasar-dasar pencatatan, ada dua macam dasar pencatatan dalam akuntansi yang dipakai dalam mencatat transaksi yaitu:
a.    Dasar kas (cash basis), yaitu pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan laba-rugi pada periode dimana kas diterima dan dibayar. Laba atau rugi bersih merupakan selisih antara penerimaan kas/pendapatan dengan pengeluaran kas/beban.
Misalnya: penghasilan dicatat ketika kas diterima dari klien dan upah dicatat ketika kas dibayar kepada karyawan.
b.    Dasar akrual (accrual basis), yaitu pendapatan dilaporkan dalam laporan laba-rugi pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan (pendapatan dilaporkan pada saat jasa diberikan lepada pelanggan tanpa melihat apakah kas telah diterima/belum dari pelanggan selama periode ini, dan upah karyawan dilaporkan sebagai beban pada periode dimana karyawan memberikan jasa dan bukan pada saat upah dibayar).
3.        Sistem pembukuan yaitu buku-buku yang digunakan dalam cara mencatat transaksi kedalam buku-buku tersebut.
4.        Perhitungan laba rugi ialah perhitungan keuntungan atau kerugian akibat dari semua transaksi usaha niaga atau suatu periode waktu tertentu.
5.        Matching konsep, yaitu menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan. Laporan keuangan sebagai alat untuk memberikan informasi keuangan haruslah disusun berdasarkan suatu standar atau pedoman tertentu, agar informasi-informasi yang terjadi dalam laporan keuangan tersebut merupakan informasi yang terjamin kewajarannya dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga dapat dipergunakan oleh pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.
D.      Pengertian dan Kriteria Usaha Kecil
Banyak para penulis dan para ahli mendefinisikan perusahaan kecil yang sedikit berbeda secara konseptual dan teknik bahasa, karena pengertian atau definisi dari usaha kecil sampai saat ini masih sangat beragam sesuai dengan sudut pandang masing-masing yang mendefinisikannya. Tetapi pada prinsipnya adalah sama. Bahkan ada juga yang mendefinisikannya dari sudut pandang tenaga kerja dan sifatnya. Mohammad Jafar Hafsah (2000:10) menulis, bahwa usaha kecil adalah sebagai berikut:
Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar.
Sedangkan menurut Adler Haymans Manurung (2005:3) definisi usaha kecil adalah sebagai berikut:
Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak 100 juta.
Sedangkan menurut Alila Pramiyanti (2008: 6) UKM adalah:
Kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta.
Berikutnya, menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS) definisi usaha kecil adalah sebagai berikut:
Usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu:
1.    Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang.
2.    Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang.
3.    Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang.
4.    Industri besar dengan pekerja 100 orang lebih.
Untuk mempermudah pembinaan usaha kecil, maka ditetapkan kriteria perusahaan kecil. Kriteria perusahaan kecil menurut UU No. 9 Tahun 1995 adalah sebagai berikut:
a.    Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau,
b.    Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000.000  (satu miliar rupiah).
c.    Milik warga negara indonesia.
d.   Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
e.    Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
E.       Konsep Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil
Standar akuntansi keuangan perusahaan kecil sama dengan standar akuntansi keuangan perusahaan besar. Artinya keharusan yang diatur dalam standar keuangan di Amerika yaitu GAAP (General Accepted Accounting Principle) yang tertuang dalam FASB (Financial Accounting Standart Boards) statement juga harus diterapkan pada perusahaan kecil jika laporan keuangannya dapat disebut wajar.
1.        Pembukuan dan Akuntansi
Sebelum kita menjelaskan lebih lanjut konsep akuntansi yang diterapkan perusahaan kecil ada baiknya kita mengenal dan mengulas perbedaan antara pembukuan dan akuntansi yang dimiliki suatu persamaan yaitu sama-sama melaksanakan suatu pencatatan dalam menjalankan usaha.
Ada kebingungan atas perbedaan antara pembukuan dan akuntansi. Ini disebabkan oleh kedaan bahwa keduanya saling berhubungan. Pembukuan tersebut merupakan pencatatan data perusahaan jadi setiap terjadinya transaksi hanya dicatat oleh perusahaan tanpa menjelaskan laporan keuangan atas transaksi tersebut. Sedangkan akuntansi tersebut merencanakan system pencatatan, penyajian laporan yang didasarkan atas data yang dicatat dan menginterprestasikan laporan keuangan yang telah dibuat.
Berkenaan dengan hal ini kebanyakan perusahaan kecil hanya menerapkan akuntansi dalam bidang pencatatan pembukuan saja tanpa interprestasi dalam bentuk laporan keuangan. Sedangkan dalam perusahaan besar penerapan akuntansi sudah sempurna dilakukan sampai dengan laporan keuangan dan telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Jadi, dalam hal ini perbedaan akuntansi perusahaan kecil dan perusahaan besar hanya terletak dari segi pencatatan akuntansinya saja, akan tetapi secara keseluruhan pengelolaan antara perusahaan kecil dan besar tersebut hampir sama dengan pada setiap perusahaan.
2.        Sistem dan Prinsip Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil
System yang dilakukan oleh perusahaan kecil masih bersifat sederhana dan system akuntansi yang digunakan yaitu dengan menggunakan system akuntansi tunggal (Single Entry System).
Standar akuntansi keuangan perusahaan kecil dan perusahaan besar selalu mengundang kontroversi diberbagai pihak dikarenakan perusahaan kecil banyak memiliki kelemahan-kelemahan dibandingkan dengan perusahaan besar. Salah satunya adalah perusahaan kecil memiliki pembukuan yang kurang teratur dan tidak memiliki neraca dan laba rugi, sehingga dalam hal itu mereka akan kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Dan tentunya standar akuntansi keuangan yang dipergunakan juga sangat lemah dan tidak bisa disamakan dengan perusahaan besar yang selayaknya telah memiliki pembukuan yang teratur.
3.        Akuntansi Untuk Perusahaan Kecil
a.    Pencatatan Transaksi dan System Akuntansi Tunggal
Transaksi yang dilakukan oleh perusahaan kecil pada dasarnya sama dengan transaksi yang dilakukan perusahaan besar. Seandainya ada pebedaan hanya terletak dalam jurnal dan besarnya transaksi.
Setiap perusahaan bertujuan memperoleh laba, sedangkan laba dicapai melalui penjualan, baik penjualan-penjualan barang-barang maupun penjualan jasa. Untuk menunjang penjualan sebagai kegiatan utama, perusahaan harus melakukan kegiatan-kegiatan lain.
Adapun kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.    Mengeluarkan uang
b.    Menerima uang
c.    Menjual barang atau jasa atas dasar kredit
d.   Transaksi-transaksi non kas lainnya.
Dalam system akuntansi tunggal (single entry system) transaksi tersebut dicatat dalam buku-buku harian dan buku-buku pembantu. Untuk perusahaan-perusahaan kecil atau menengah dapat dipergunakan buku-buku berikut ini:
1.    Buku pengeluaran uang
2.    Buku penerimaan uang
3.    Buku penjualan
4.    Buku pembelian buku memorial
Buku-buku pembantu antara lain:
1.    Buku piutang
2.    Buku hutang
3.    Buku persediaan
Dalam system akuntansi tunggal transaksi-transaksi yang dicatat dalam buku-buku harian tidak diolah lebih lanjut dalam buku-buku lain. System akuntansi tunggal tidak mengenal buku besar. System akuntansi tunggal tidak secara kontinu mencatat dan mengikuti perubahan-perubahan dalam susunan harta, hutang dan modal perusahaan. Ini tidak berarti bahwa dalam system akuntansi tunggal tidak diperlukan neraca dan perkiraan laba-rugi. Laporan keuangan yang antara lain terdiri atas neraca dan perhitungan laba-rugi tetap merupakan bagian yang penting dalam system akuntansi tunggal.


b.   Jurnal dan Buku Besar
Jurnal yang dipakai dalam perusahaan kecil adalah bentuk jurnal yang paling sederhana yaitu jurnal umum untuk mencatat segala macam transaksi perusahaan yang berurutan waktu dan hanya ada dua kolom jumlah.
Bentuk standar jurnal umum adalah sebagai berikut:
1.    Penulisan perkataan jurnal umum.
2.    Pengisian nomor halaman jurnal.
3.    Penulisan tahun dikiri atas yang selanjutnya tidak perlu ditulis lagi kecuali perubahan tahun.
4.    Penulisan bulan atas terjadinya transaksi yang seterusnya ditulis pertransaksi.
5.    Penulisn tanggal atas terjadinya transaksi yang seterusnya ditulis pertransaksi.
6.    Pencatatan akun yang didebetkan dengan jumlahnya dikolom debet
7.    Pencatatan akun yang dikreditkan dengan jumlah dikolom kredit (pencatatannya agak maju kedepan).
8.    Penulisan penjelasan pada garis yang berikutnya (juga ditulis agak maju kedepan).
Memasukkan kedalam perkiraan tertentu (posting) dimaksudkan untuk memindahkan pembukuan dalam jurnal kemasing-masing akun yang telah disediakan. Untuk perusahaan kecil biasanya kegiatan posting dikerjakan dengan tangan (manual) dan bukan secara komputerisasi.
Apabila kegiatan posting dikerjakan dengan tangan, maka langkah dalam posting dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut:
1.    Membuka buku besar pada akun sesuai dengan judul akun dari jurnal.
2.    Memasukkan jumlah dan tanggal kedalam akun sesuai dengan debet atau kreditnya pada jurnal.
3.    Menuliskan kedalam posting referensi dari akun berupa nomor halaman jurnal atas posting yang dikerjakan.
4.    Menuliskan kedalam posting referensi dari jurnal berupa nomor akun tempat posting itu telah dikerjakan.
c.    Neraca Saldo
Neraca saldo ini digunakan untuk memeriksa kebenaran pencatatan dalam jurnal dan buku besar dengan melihat apakah jumlah debet sama besar dengan jumlah kredit.
Menurut Anak Suryo (2006:44) langkah-langkah dalam proses neraca saldo adalah sebagai berikut:
1.    Jumlahkan dengan pensil lajur debet dan kredit setiap perkiraan dalam buku besar.
2.    Hitung saldo setiap perkiraan dalam buku besar yakni selisih antara jumlah kredit dengan jumlah debet.
3.    Tuliskan (dengan pensil) saldo setiap perkiraan dalam neraca lajur uraian pada sisi perkiraan yang mempunyai jumlah besar.
4.    Apabila jumlah debet lebih besar maka saldonya adalah saldo debet. Cantumkanlah saldo tersebut dalam lajur uraian pada sisi debet.
5.    Hal yang sama dilakukan pada jumlah kredit. Apabila jumlah kredit besar saldonya adalah saldo kredit. Cantumkanlah saldo tersebut dalam lajur uraian pada sisi kredit.
6.    Pindahkan saldo-saldo setiap perkiraan keneraca sisa sebaris dengan judul yang bersangkutan dalam neraca saldo. Saldo debet cantumkanlah dalam lajur debet, saldo kredit cantumkanlah dalam lajur kredit.

d.   Ayat penyesuaian
Berbicara soal ayat penyesuaian, kita juga harus  menyinggung masalah periode akuntansi. Periode ini didalam sebuah perusahaan biasanya disebut tahun fiscal, begitu juga halnya dengan perusahaan kecil.
Pada dasarnya penyesuaian dibedakan menjadi dua berdasarkan alasan penyesuaian yaitu antara lain:
a.    Penetapan penghasilan
Jika perusahaan kecil mendapatkan penghasilan, biasanya ada dua hal yang harus diperhatikan menyangkut waktu yang berbeda yaitu menyangkut persetujuan penjualan dan penyerahan barang atau jasa.
b.    Penetapan beban biaya
Dalam akuntansi biaya yang harus dibebankan adalah biaya yang telah digunakan untuk usaha memperoleh penghasilan.
e.    Ayat Penutup
Selain ayat penyesuain, akuntansi juga mengenal ayat penutup (closing entries). Untuk akuntansi perusahaan kecil, akuntansi kecil, akuntansi biasanya menyamakannya dengan system perusahaan perseorangan  dikarenakan penerapannya sama-sama tidak rumit.
Ada empat tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan kecil dalam menerapkan ayat penutup antara lain sebagai berikut:


1.    Tahap mendebet pendapatan
Tahapan ini adalah dimana perusahaan kecil perlu membuat jurnal untuk mendebet perkiraan pendapatan sebesar masing-masing saldo akhir dan mengkredit perkiraan laba-rugi sebesar jumlah saldo akhir perkiraan-perkiraan tersebut.
2.    Tahap mengkredit biaya
Tahapan ini berguna untuk mengkredit perkiraan biaya sebesar masing-masing saldo akhir dan mengkredit perkiraan laba rugi sebesar jumlah saldo akhir perkiraan-perkiraan tersebut.
3.    Tahap memindahkan keperkiraan laba-rugi
Dari dua tahapan sebelumnya perusahaan kecil bisa menutupnya dalam tahapan ketiga ini dengan cara memindahkan selisih jumlah debet dengan jumlah kredit perkiraan lab-rugi keperkiraan modal.
4.    Tahap mengkredit prive
Yang dimaksud dengan prive adalah pengambilan uang untuk keperluan pribadi. Dalam perusahaan kecil hal ini akan sering terjadi dikarenakan perusahaan kecil selalu mengambil kas untuk keperluan pribadinya.
f.     Neraca Lajur
Neraca lajur dibuat dengan tujuan untuk mempermudah laporan keuangan perusahaan. Neraca lajur adalah sebuah bentuk kertas dalam bentuk kolom-kolom atau lajur yang berisi sama dengan perusahaan besar yaitu kolom neraca saldo. Kolom ayat penyesuaian, kolom neraca saldo yang disesuaikan, menyelesaikan kolom laba-rugi dan kolom neraca.
g.    Membuat Neraca
Setiap akhir periode akuntansi, laporan keuangan yang dibuat meliputi neraca (Balance Sheet), yaitu sebuah laporan yang menjelaskan posisi harta, hutang dan modal sebuah perusahaan pada waktu tertentu. Dari laporan inilah perusahaan kecil dapat mengetahui dan mengembangkan usaha dari laporan tersebut.
Laporan neraca berisikan perkiraan-perkiraan riil yaitu perkiraan harta, hutang dan modal, dan perkiraan ini harus digolongkan untuk mempermudah pemeriksaan dan menafsirkan laporan keuangan tersebut.
h.   Laporan Laba-Rugi dan Perubahan Modal
a.    Laporan Laba-Rugi
Tujuan laporan laba-rugi untuk perusahaan kecil yaitu agar kita mengetahui pendapatan hasil usaha dan pendapatan dari luar usaha pada setiap periode, selain itu kita dapat mengidentifikasi biaya-biaya yang telah kita keluarkan, bila dalam laporan tersebut biaya lebih besar dari pada penghasilan maka dinamakan rugi bersih. Sedangkan jika biaya lebih kecil dari penghasilan maka dinamakan laba bersih.
b.    Laporan Perubahan Modal
Tujuan dari perubahan modal untuk perusahaan kecil yaitu untuk melihat perkembangan modal yang ditanamkan sekaligus dapat dibandingkan modal awal dengan modal akhir.


B.       Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori diatas, maka dapatlah penulis kemukakan hipotesis sebagai berikut:
Diduga penerapan akuntansi yang dilakukan pengusaha ternak puyuh petelur di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru belum sesuai dengan konsep-konsep dasar akuntansi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar