Kamis, 30 April 2015

ANALISA KUALITAS DAN KUANTITAS HASIL DISTILASI AIR LAUT DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR TENAGA SURYA DENGAN PIPA SALURAN UAP TIPE DUA PERMUKAAN KACA MIRING Sambungan 2 BAB II



W         = Sudut waktu
θ          = Sudut zenith matahari
IDN          = Intensitas energi surya direct normal
ISC        = Konstanta surya (1353 W/m2)
Hdir      = Intensitas direct pada bidang horizontal
Hdiff       = Intensitas diffusi pada bidang horizontal
It          = Intensitas matahari yang menimpa kolektor
C         = Konstanta diffusi udara diatas objek (0,057 – 0,136)
B         = Konstanta akibat massa udara diatas lokasi setempat (0,135 – 0,207)
ρ          = Harga refleksi rata-rata permukaan bidang terhadap permukaan kolektor
               (0,6-0,7)
ρ/po     = Perbandingan tekanan udara di lokasi tertentu dengan lokasi standar
               Exp (-0,000184 x tinggi suatu tempat di atas permukaan laut)
I0          = Intensitas normal matahari sampai ke permukaan
2.7       Dasar-Dasar Perpindahan Kalor
            Definisi dari perpindahan kalor adalah berpindahnya energi dari suatu daerah ke daerah lainnya sebagai akibat perbedaan suhu antara daerah-daerah tersebut. Ilmu perpindahan panas mempelajari bagaimana energi panas itu berpindah dari suatu benda ke benda lain serta laju perpindahan yang terjadi. Secara umum perpindahan kalor dapat dikategorikan dalam tiga cara yang berbeda, yaitu :
a)            Perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah suatu proses dimana kalor mengalir dari daerah yang bersuhu tinggi menuju daerah yang bersuhu lebih rendah di dalam satu media ( Padat, cair dan gas), atau antara media-media yang berlainan yang bersinggungan secara langsung. Untuk menghitung laju aliran secara konduksi dapat dijabarkan dalam suatu persamaan yang dinyatakan dengan hukum Fourier, yaitu :
........................................... .............................Pers (2.24) lit 3 hal 2
Dimana :
qkond  : Laju perpindahan kalor dengan cara konduksi, (W)
k        : Konduktivitas thermal, (W/m.0K)
A       : Luas penampang tegak lurus pada aliran kalor, (m2)
   : Gradien temperatur dalam arah aliran panas (0K/m )
Dalam aliran kalor konduksi, perubahan energi terjadi karena hubungan molekul secara lansung tanpa adanya perpindahan molekul-molekul yang cukup besar. Simbol q kond merupakanaliran panas rata-rata tebal bidang arah x positif, sehingga pada persamaan dicantumkan tanda (-) negatif. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar  dimana untuk gambar   harga gradien temperatur adalah negatif dan arah aliran panas adalah positif sesuai arah jarak (x) positif. Sedangkan untuk gambar  sebaliknya nilai gradien temperatur adalah positif dan arah perpindahan panas berlawanan dengan arah positifnya jarak x.
Aplikasi dari konsep ini dapat di amati pada sebuah plat dengan distribusi temperatur didalamnya seperti terlihat pada gambar persamaan 2.22 dapat ditulis menjadi:
................................................Pers (2.25) lit 3 hal 3
........................................................Pers (2.26) lit 3 hal 4
b)               Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan kerja gabungan dan kalor konduksi, menyimpan energi dan gerakan mencampur. Perpindahan kalor secara konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan kalor antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.
            Panas secara konveksi menurut cara menggeraknnya dibagi dua bagian yaitu :
  • Konveksi alamiah (free convection) terjadi jika gerakan mencampur berlangsung, semata-mata akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien massa jenis.
  • Konveksi paksa (forced convection) terjadi jika gerakan mencampur di sebabkan oleh suatu alat dari luar, seperti pompa atau kipas.
Panas secara konveksi menurut cara menggeraknnya dibagi dua bagian yaitu :
a)             Konveksi alamiah
            Konveksi alamiah (free convection) terjadi jika gerakan mencampur berlangsung, semata-mata akibat dari perbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien massa jenis. Dan dapat di hitung dengan rumus :
              …………..Pers (2.27) lit 3 Hal 296
Dimanan suku –g menunjukkan gata bobot yang dialami unsur tersebut ,gradient atau andaian tekanan (pressure gradient) pada arah x terjadi karena perubahan ketinggian diatas plat itu.jadi dapat di simpulkan bahwa :
                                ………………………..Pers (2.28) Lit 3 Hal 296
Dimana            :
                         ρ         : Densitas (kg/m3)
                         µ         : Viskositas dinamik ( Nd/m² )
                        -ρg       : Gaya bobot yang dialami unsur.
                         δ         : Ketebalan lapisan hidro dinamik
b)             Konveksi Paksa
            Konveksi paksa  (forced convection) terjadi jika gerakan mencampur di sebabkan oleh suatu alat dari luar, seperti pompa atau kipas. Konveksi paksa bias juga terjadi apabila fluida dialirkan diatas permukaan yang panas dengan kecepatan yang agak rendah .maka bersama dengan kecepatan aliran terdapat pila kecepatan konveksi karena adanua gaya apung yang disebapkan oleh kurangnya densitas fluida disekitar permukaan yang panans ,dan dapat dihitung dengan persamaan :
                 Gz = Re Pr……………………Pers (2.29) Lit 3 Hal 323
Dimana            ; Re      = Angka renolds
             Pr        = Angka prandtl
             D        = Diameter
              L        = Luas
c)              Konveksi paksa pada ruang tertutup
            Fenomene aliran perpindahan panas konveksi pada hal ini dimana system fluida yang sangat kompleks yang dapat diselesaikan analitis dan numerik dimana fuida pada dua plat yang vertical yang terptsa pada jarak δ satu sama lain jika fluida itu diberi beda suhu ∆Tw = T1 – T2 maka terjadilah perpidahan kalor dengan daerah aliran seperti pada gambar :

T2
 
T1
 

 
          


q
 
 
                                                                                 L

                                                             δ
                             Gambar 2.10 aliran konveksi pada ruang tertutup
Dan dapat di hitung dengan menggunakan rumus    :
                                    …….……...Pers (2.30) lit 3 Hal 317
Dimana            : Grδ      = Angka grashol pada ketebalan lapisan hidro dynamic
    g      = Percepatan garavitasi
    β      = Koefisien temperature kondktivitas thermal              
d)      Konveksi bebas pada permukaan Miring
            Pada perpindahan panas konveksi permukaan miring ini untuk plat yang dipanaskan pada berbagai sudut kemiringan, sudut yang dibuat plat tersebut sebagai sudut kemiringan sudut akan ditandai dengan θdengan tanda positif untuk menunjukkan bahwa permukan panas menghadap kebawah seperti terlihat pada gambar dibawah.

                                             Permukaan panas
            θ

Gambar 2.11 Sistem Koordinant untuk Plat Miring
untuk plat miring menghadap kebawah dengan fluks kalor tetap didapatkan kolerasi beriku untuk angka Nusselt rata-rata Nue = 0,56( Gre Pre cosθ)1/4 dimana θ< 880;105<Gre Pre cosθ <1011 (sumber J.P Holman hal 313) dapat di tuliskan dalam persamaan :
                             …………...Pers (2.31) lit 3 Hal 313

 Gambar2.12 Perpidahan Panas Konveksi
Pada umumnya, perpindahan kalor dengan cara konveksi antara suatu permukaan dengan suatu fluida dapat dihitung dengan suatu persamaan, yaitu:
..................................... ..............................Pers (2.32) lit 3 hal 11
Dimana :
qkonv  : Laju perpindahan panas dengan cara konveksi, (W)
A       : Luas permukaan perpindahan kalor, (m2)
h       : Koefesien konveksi, (W/m2.0C))
Tf     : Temperatur fluida, (0C)
Tw    : Temperatur dinding, (0C)
c)               Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Radiasi adalah proses dimana kalor mengalir dari benda bersuhu tinggi menuju ke suatu benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda-benda itu terpisah dalam ruangan dan bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Untuk menghitung laju pancaran radiasi pada suatu permukaan dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
..................................... ............................Pers (2.33) lit 3 hal 13
Dimana:
q     : Laju perpindahan kalor radiasi, (W)                           
    : Emisivitas benda, (0<<1)
    : Konstanta Stefan-Boltzznann, 5.67 x 10-8 W/m2. 0K4)
T  : Perpindahan temperatur, (0K)
A     : Luas permukaan bidang, (m2)
 Gambar 2.13 Perpindahan Panas Radiasi
2.8       Kolektor Panas
            Kolektor panas merupakan suatu alat yang dapat menampung panas yang bertujuan untuk mencegah penurunan panas secara drastis. berbagai jenis tipe kolektor panas yang telah banyak digunakan antara lain kolektor plat datar, kolektor panas berbentuk tabung, kolektor plat datar yang disusun dengan kemiringan tertentu, kolektor yang diberi kaca penutup maupun kolektor yang berisi aliran air ( sayigh 1977 ). Menurut Kristanto ( 2000 ), Kolektor tenaga surya merupakan suatu bagian yang diperlukan untuk mengubah energi radiasi matahari kebentuk energi panas untuk berbagai keperluan misalnya sebagai pemanas air. Kolektor tenaga surya akan menyerap energi dari radiasi matahari dan mengkonversikan menjadi panas yang berguna untuk memanaskan air didalam kolektor sehingga suhu air akan meningkat dan terjadi konveksi alami berdasarkan efek termosifon karena adanya perbedaan massa jenis fluida.
            Kolektor plat datar biasanya dibuat miring menghadap keatas pada lintasan matahari untuk menagkap secara langsung radiasi tenaga matahari dalam jumlah yang besar. kemiringan sudut terhadap horizontal mempengaruhi kehilangan panas dari kolektor maka pada bagian belakang kolektor diberi insulator ( Cengel 2003 ). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh kristanto ( 2001 ) didapatkan bahwa posisi terbaik dari kolektor yang menghasilkan efesiensi yang optimal dengan kemiringan kolektor 45°.
            Menurut irwan ( 2001 ) prinsip kerja dari sistem kolektor tenaga surya yang dibuat miring ini akan menyebabkan air dingin yang masuk kedalam kolektor akan mendapakan tranfer kalor baik secara konveksi maupun radiasi akibat terperangkapnya radiasi surya dalam kolektor yang dibatasi oleh plat dan kaca bening, tembus cahaya. Karena adanya tranfer panas tersebut maka suhu air yang berada dalam kolektor akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air ketika memasuki kolektor. Perbedaan suhu air didalam kolektor ini akan menimbulkan adanya perbedaan massa jenis air, dimana air yang bersuhu lebih tinggi memiliki massa jenis yang lebih kecil sehingga memiliki kecenderungan untuk bergerak ke posisi yang lebih tinggi, demikian pula air didalam pipa yang memiliki suhu lebih rendah memiliki massa jenis lebih besar dan cenderung bergerak kebawah sehingga terjadi peristiwa konveksi secara alami.
            Komponen-komponen yang berpengaruh terhadap terhadap kinerja dari kolektor panas meliputi dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor yang berasal dari alam berupa bentuk kolektor, jenis kaca penutup, daya serap kaca penutup terhadap panas, ketebalan kaca penutup, insulator panas, jenis bahan penyerap panas ( Alumunium/Besi ), konduktivitas panas dari bahan kolektor panas, proses perpindahan panas yang terjadi ( Konduksi/ Konveksi ), penyusunan kolektor terhadap sinar matahari ( Miring/ Datar ). Faktor yang berasal dari luar terdiri atas efesiensi radiasi thermal di atmosfer ( Radiasi Global ), suhu lingkungan dan kecepatan angin.
            Perpindahan panas dari matahari keplat kolektor berupa radiasi dan udara yang terdapat di dalam kolektor menyebabkan perpindahan panas secara konveksi. Menurut Irawan ( 2001 ), penangkapan dengan sistem plat datar relatif lebih besar dibandingkan dengan memakai sistem pipa, energi matahari yang ditangkap dengan kolektor plat datar lebih besar  8,5 % bila dibandingkan dengan menggunakan sistem pipa. proses perpindahan panas yang terjadi pada alat destilasi air laut dengan sumber energi tenaga surya merupakan proses perpindahan panas yang terdiri dari konduksi, konveksi, dan radiasi. Deskripsi perpindahan panas yang terjadi pada alat destilasi air laut dengan sumber energi tenaga surya.
            Kolektor surya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengumpulkan energi matahari yang masuk dan diubah menjadi energi thermal dan meneruskan energi tersebut ke fluida. Kolektor surya memiliki beberapa komponen yaitu : transmisi, refleksi, dan absorbsi. Komponen transmisi dapat diperoleh dengan- menggunakan kaca, refleksi dari elemen cermin dan absorber dari bahan aluminium atau kuningan yang dilapisi dengan permukaan benda hitam.Komponen utama kolektor surya adalah cover yang berfungsi sebagai penutup kolektor yang transparan, absorber untuk menyerap energi dan mengkonversikan energi matahari menjadi energi thermal, insulation untuk menahan panas dalam kolektor, saluran atau kanal untuk mengalirkan fluida pembawa energi matahari. Jadi dapat disimpulkan secara prinsip bahwa metode kerja dari kolektor surya adalah sama yaitu menyerap sinar matahari.

2.9       Kaca
Kaca merupakan elemen yang sangat menunjang sekali dalam pembuatan pemanas air destilasi air laut ini. Kaca penutup kolektor surya merupakan komponen terpenting dari destilasi surya, yang berfungsi untuk mengurangi kehilangan panas dari plat penyerap ke lingkungan dan tempat kondensasi. Kaca dapat menyerap, memantulkan serta meneruskan radiasi sinar matahari yang merupakan fungsi dari radiasi datang, ketebalan, dan refractive index. Yang paling penting dalam pemilihan bahan kaca adalah refractive index (η), dan koefisien extinction (K). disamping itu kaca adalah sebagai salah satu elemen yang menjaga agar kotoran-kotoran dari luar tidak dapat masuk ke dalam kolektor, dalam hal ini kaca termasuk cover dari pemanas air kolektor surya.

2.10     Plat Penyerap
            Plat penyerap adalah komponen yang berfungsi mengkonversikan radiasi matahari yang diserap sebagai panas yang digunakan untuk memanaskan fluida kerja yang dilewati. Agar dapat dikonversikan panas sebanyak mungkin, maka plat penyerap harus mempunyai sifat - sifat absorbsivitas yang tinggi, konduktivitas (k) yang besar dan tahan korosi. Jenis-jenis plat penyerap yang biasa digunakan untuk kolektor surya pada alat distilasi air laut yaitu:
  1. Tembaga
Tembaga merupakan penghantar panas yang baik. Tetapi jenis plat penyerap ini harganya mahal.
  1. Stainless Steel
Plat stainless steel sangat bagus menangkap panas matahari dan lebih tahan terhadap korosi. Tetapi dari segi harga, plat penyerap jenis ini harganya mahal dan lebih sulit untuk dibentuk menjadi bagian elemen - elemen pemanas.
  1. Aluminium
Jenis plat penyerap ini harganya relatif murah dan mudah untuk dibentuk menjadi elemen-elemen pemanas. Tetapi plat penyerap ini mempunyai kelemahan yaitu jika air yang dipanaskan mengandung kapur atau garam tinggi maka lama kelamaan plat aluminium ini akan terkikis dan habis. 

2.11     Isolasi
Isolasi berfungsi untuk mengurangi panas yang hilang dari samping dan dari bawah secara konduksi. Besar kehilangan panas akibat konduksi ini dipengaruhi oleh konduktivitas termal bahan, luas bidang perpindahan, beda temperatur dan tebal isolasi yang digunakan.
Bahan isolasi yang digunakan sebaiknya memiliki konduktivitas termal   bahan yang rendah (isolator), tebal isolasi yang cukup, mudah dibuat, tahan temperatur tinggi (>1000C) dan tahan lama.
         Isolasi pada pembuatan dan pengujian kolektor surya untuk destilasi air laut ini sangat memegang peranan penting karena isolasi berguna untuk menjaga panas dari matahari agar panas tersebut tidak mengalami perubahan suhu sehingga dapat menghasilkan air bersih.
2.12     Reservoir (Bak Penampungan)
Reservoir pada pembuatan dan pengujian kolektor surya tipe dua permukaan kaca miring untuk destilasi air laut berguna sebagai penyimpanan air laut yang akan disalurkan ke alat destilasi.
Sebuah alat destilasi yang berisi air ±12 liter ditutup oleh sebuah kaca es. Air yang berada di dalam bak akan menyerap radiasi surya yang datang, sebagian akan menguap. Sedangkan dari uap akan mengembun pada bagian bawah permukaan kaca yang memiliki temperatur lebih rendah dibandingkan dengan permukaan atas nya. Posisi kaca dimiringkan sedikit dengan sudut yang bervariasi agar memungkinkan kondensat mengalir karena gaya beratnya ke dalam saluran pengumpul. Dari saluran pengumpul, air selanjutnya disalurkan ke wadah penampungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar