Minggu, 26 April 2015

PERTUNJUKAN TARI TRADISI BORIA BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah
Provinsi  Kepulauan Riau merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau yang terletak di kawasan perairan Selat Malaka dan Selat Singapura yang  kini di huni oleh penduduk yang heterogen, pada mulanya di huni oleh orang Melayu yang dikenal dengan sebutan “Orang Selat” mereka tinggal di kawasan ini sejak zaman Kerajaan Tumasek (sekarang Singapura) di penghujung tahun 1300 M atau abad ke 4 M.
Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang. Kepulauan Riau merupakan Provinsi baru hasil pemekaran dari Provinsi Riau. Provinsiini terbentuk berdasarkan Undang-undang  No. 25tahun 2005 merupakan Provinsi ke -32 di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau ini terbagi kedalam dua Kota dan lima Kabupaten. Yaitu kota Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Provinsi Kepulauan Riau ini kaya dengan ragam seni budaya, ragam seni budaya ini berbeda-beda di setiap Kabupaten tetapi ada kesamaannya. Hampir setiap daearah di Provinsi Kepulauan Riau memiliki kesenian seperti seni tari, seni musik dan adat istiadat yang secara turun temurun di wariskan kepada generasi kegenerasi selanjutnya. Sangat wajar jika sampai sekarang Provinsi Kepulauan Riau memiliki beraneka ragam seni tari dan seni musik Tradisional di setiap daerahnya sebagai warisan budaya yang memiliki keindahan
Penyengat adalah salah satu Pulau yang berada di Daerah Provinsi Kepulauan Riau tepat nya di depan kota Tanjung Pinang. Dari Kota Tanjung Pinang terlihat bangunan berwarna kuning mencolok itulah Mesjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat. Untuk mencapai Pulau Penyengat, Wisatawan dapat menggunakan perahu yang telah tersesia di pelabuhan kota Tanjung Pinang. Dengan gelombang yang cukup kuat, Perjalanan hanya butuh waktu 30 menit saja untuk mencapai bibir dermaga Pulau Penyengat. Di Pulau Penyengat ini lah Kita menemukan jejak-jejak sejarah dan Kebudayaan melayu. Pulau Penyengat ini memiliki suku di antaranya antara lain Melayu. Dan lebih dominan di Pulau Penyengat adalah suku Melayu. Mata pencarian di Pulau Penyengat adalah Pegawai, Pedagang, Nelayan, dan Petani.
Pualu Penyengat ini kaya akan Seni Budaya. Di antara nya adalah Zapin , gombang, tari melayu klasik dan tari Boria. Kesenian di Pulau Penyengat yang hampir Punah adalah tari tradisi  Boria. Tari tradisi Boria ini berasal dari Pulau Pinang Malaysia. Namun demikian di Indonesia khususnya Pulau Penyengat, kota Tanjung Pinang juga menyimpan khazanah seni tersebut. Munculnya kesenian ini di Pulau Penyengat terinspirasi dari kehidupan tentara Belanda yang bercokol di kerajaan Riau pada abad ke 18, namun,  tradisi ini hampir punah. Satu-satu nya yang masih pengingat adalah Raja Akup. Setelah Raja akup meninggal maka Dinas kebudayaan dan pariwisata kota Tanjung Pinang mencoba menggali kembali.
Tari Boria ini di tampilkan pada saat penyambutan tamu-tamu terhormat dalam sebuah acara resmi di Pulau Penyengat. Tarian ini di tarikan oleh kaum lelaki yang berumur 50 tahun. Pertunjukan Tari Tradisi Boria ini memiliki unsur-unsur tari didalamnya antara lain: Gerak, Musik, Kostum, Desain Lantai, Dinamika, Properti, tema, tata rias, laighting,panggung dan penonton.
Tari Boria ini tari tradisi yang di tarikan oleh kaum lelaki. Jumlah penari Boria sebanyak 20 orang di tambah 1 orang komandan yang di sebut kapten. Tugas nya adalah mengatur perbarisan dan menjadi sentral cerita di dalamnya. Sementara anak buah di Pimpin oleh seorang Serjen ( sersan ). Gerakan dalam tari Boria ini sederhana. Gerak diambil dari gerak berbaris, hormat, keseharian, dan permainan anak-anak. Pola lantai berupa garis lurus dan lengkung. Busana yang digunakan terdiri dari baju ala tentara Belanda, sepatu, kaos kaki, topi tarbus, dan di beri pernak pernik sehingga terkesan menarik dan meriah. Alat musik yang di gunakan dalam tari Boria adalah biola, aqordion , marawis dan jimbe, dan properti peluit. Tarian ini ditarikan di lapangan terbuka. Tema dari pertunjukan tari Boria ini adalah tentara belanda yang sudah lelah bekerja yang ingin beristirahat dengan cara menghibur diri yaitu dengan bermain sambil  menari dan bersyukur atas hasil tangkapan lautnya.
Semakin berkembangnya zaman, maka semakin menjadi modern dan mendorong kita untuk semakin maju. Baik dalam hal bergaul, berpakaian, pandangan hidup, selera, cara berfikir, dan berkarya seni. Banyaknya kebudayaan-kebudayaan asing yang datang dari luar, maka kurangnya minat generasi muda untuk mengetahuai dan menarikan Pertunjuakan Tari Tradisi Boria.
Dengan upaya melakukan pengembangan, pembinaan, dan pelestarian tari tradisi tidak akan dapat terlaksana secara sempurna apabila tidak melakukan sesuatu penelitian dan pengkajian keberadaan tari tradisi tersebut. Penelitian dan pengkajian ini adalah suatu kegiatan yang sangat menunjang untuk suatu pengembangan, pembinaan, dan pelestarian kesenian daerah terutama kesenian pertunjukan tari tradisi. Dalam Kelestarian Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Daerah khususnya, terdapat salah satu kesenian daerah yang belum mendapatkan perhatian secara mendalam yaitu ”PertunjukanTari Tradisi Boria Dalam Masyarakat di pulau Penyangat Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau”.
Supaya tidak hilang atau punahnya  Tari Tradisi  Boria  ini maka di adakah penulisan, dengan penulisan ini Tari Boria dapat di kenal di mancanegara. Mengajak generasi muda untuk terus mengadakan pertunjukan tari tradisi  Boria, mengkreasikan lagi tari Boria menjadi tari yang lebih menarik dan modern. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menganggkat Tari Tradisi Boria ini ke dalam bentuk penulisan dengan judul “ Pertunjukan Tari Tradisi Boria dalam Masyarakat di Pulau Penyengat Tanjung Pinang Kepulauan Riau”.
1.2 Perumusan masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang yang di kemukan di atas permasalahan yang di kaji dalam skripsi  ini adalah:
1.      Bagaimanakah pertunjukan Tradisi Tari Boria di Pulau Penyengat Tanjung Pinang Propinsi Kepulauan Riau?”



1.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1  Tujuan penelitian
               Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, maka tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :
1.      Untuk mengetahui Pertunjukan Tari Tradisi Boria di Pulau Penyengat Tanjung Pinang Kepulauan Riau.
     1.3.2  Manfaat Penelitian
               Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka  manfaat di lakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan penulisan tentang Pertunjukan Tari Tradisi Boria.
2.    Untuk memperkenal kan kepada masyarakat luas secara tertulis tentang pertunjukan dan Tari Tradisi Boria yang berada di Pulau Penyengat Tanjung Pinang
3.    Untuk dapat mengembangkan khasanah disiplin keilmuan yang ada dalam pembelajaran Seni Budaya
4.    Bagi program Sendratasik penelitian ini di harapkan sebagai salah satu sumber bagi dunia Akademis khususnya Lembaga Pendidikan Seni.
5.    Bagi para pengkarya di harapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambahkan motivasi dan Kreativitas dalam dunia seni hiburan
6.    Memberikan pengetahuan berdasarkan rumusan masalah peneliti


1.4  Penjelasan Istilah Judul
       Berdasarkan istilah judul di atas maka penulis membahas tentang:
1. Tari Tradisi adalah sebuah tata cara yang berlaku di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat turun temurun.
2. Tari Boria adalah tari yang terinspirasi dari sebuah kehidupan tentara Belanda yang bercokol di kerajaan Riau. Penari Boria berjumlah 20 orang di tambah 1 orang komandan yang di sebut kapten. Tugasnya adalah mengatur barisan dan menjadi sentral cerita di dalamnya. Pertunjukan tari tradisi boria ini dipertunjukan pada saat ada suatu acara besar tarian ini di gunakan untuk sebagai penyambutan tamu atau pembuka acara.
3. Edy Sedyawati, 1980:52-62 mengatakan  Pertunjukan tari adalah sebuah seni kolektif yang di mana untuk menapilkan sebuah pertunjukan tari di perlukan penari, busana tari, penata rias, dan pemaian musik, apabila iringannya musik hidup.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar