KAJIAN PUSTAKA
2.1
Teori Pertunjukan Tari
Edy
Sedyawati (1980:52-62) mengatakan, seni
Pertunjukan berangkat dari suatu keadaan dimana ia tumbuh dalam
lingkungan-lingkungan etnik ini, adat dan kesepakatan bersama yang turum
menurun mengenai perilaku, mempunyai wewenang yang amat besar untuk menentukan
rebah bangkitnya kesenian, seni pertunjukan pada pertunjukan. Peristiwa
keadatan merupakan landasan eksistensi yang utama bagi pegelaran-pegelaran atau
pelaksanaan-pelaksanaan seni pertunjukan seni pertunjukan terutama
tarian-tarian dengan iringan bunyi-bunyian, sering merupakan pengembang diri
dari kekuatan-kekuatan magis yang di harapkan hadir, tetapi juga tidak jarang
merupakan semata-mata tanda syukur terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu.
Seni pertunjukan pada pokoknya adalah sesuatu yang membutuhkan kelompok dan
memberikan suatu pengalaman langsung.
|
1.
Gerak
Menurut
Soedarsono Gerak merupakan median yang paling utama tari, tanpa gerak tari
belum bisa di katakan tarian. Gerak merupakan suatu rasa yang terungkap secara
spontanitas dalam menciptakannya. Sebagaimana di jelaskan oleh Jhon Martin,
gerak merupakan gejala yang paling primer dari manusia dan gerak adalah median
yang paling tua dari manusia untuk menyatakan keindahan-keindahannya. Gerak
merupakan elemen pertama dan tari maka ritme merupakan elemen kedua yang sangat
penting dalam tari.
2.
Musik
Soedarsono
mengatakan musik merupakan pengiring tari dalam sebuah tarian. Musik dalam tari
bukan hanya sekedar iringan tari musik adalah patner tari yang tidak boleh di
tinggalkan. Musik dapat memberikan suatu irama yang selaras, sehingga dapat
membantu mengatur ritme atau hitung dalam tari tersebut dan dapat juga
memberikan gambaran dalam rangka mengekspresikan gerak.
3. Desain lantai
Desain
lantai adalah garis-garis lantai yang di lalui penari atau garis-garis di
lantai yang di buat oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar ada dua
pola garis dasar pada lantai yaitu garis lurus dan garis lengkung memberi kesan
lembut tetapi lemah. Desain lantai terbagi 3 macam yaitu sebagai berikut:
1. Desain atas, adalah desain yang berada di atas
lantai yang dilihat oleh penonton yang tampak terlukis pada ruang yang berada
dib atas lantai.
2. Desain
atau dramatik, dalam menggarap sebuah tari, baik yang berbentuk tari solo atau
dramatik,untuk mendapatkan kebutuhan garapan harus di perhatikan desain
dramatik. Ada dua macam desain dramatik yaitu yang berbentuk kerucut tunggal
dan kerucut ganda.
3. Desain
kelompok koreografi masih memerlukan satu desain lagi yaitu desain kelompok.
Desain kelompok ini bisa di garap dengan menggunakan desain lantai, desain
atas/desain musik sebagai dasar, atau dapat di dasarkan oleh ketiga-tiganya.
4. Dinamika
Dinamika
adalah kekuatan yang menyebabkan gerak tari menjadi hidup dan menarik. Dengan
perkataan lain di namakan dapat diibaratkan sebagai jiwa emosial dari gerak.
Dinamika bisa di wujudkan dari bermacam-macam teknik, pergantian level yang di
atur sedemikian rupa dari tinggi, sedang, dan rendah. Pergantian tempo dari
lambat kecepat, pergantian tekanan dan cara menggerakan badan dari lemah ke
yang kuat.
5. Tema
Dalam
penggarapan tari hal-hal apa saja yang dapat di jadikan sebagai tema. Misalnya
dari kejadian kehidupan sehari-hari, pengalaman hidup, cerita drama, cerita
kepahlawanan, legenda. Namun demekian, tema haruslah merupakan sesuatu yang
lazim bagi semua orang. Karena tujuan dari sini adalah komunikasi antara karya
seni dengan masyarakat penikmatnya. Tema juga merupakan suatu hasil gerak yang
timbul berasal dari apa yang dilihat, didengar, dipikir, dan didasarkan penari.
6. Tata Rias
Menurut
RMA Harymawan (2013:29-30) (dalam Suci Paramita Agustini) tata rias asalah seni
menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan wajah peranan. Tugas rias
adalah memberikan bantuan dengan jalan memberikan dandanan
atauperubahan-perubahan pada para pemain. Rias berhasil baik jika pemain-pemain
mempunyai syarat-syarrat watak, tipe, dan keahlian yang di butuhkan oleh
peranan yang akan di lakukan. Kegunaan tata rias dalam pertunjukan adalah :
merias tubuh manusia artinya merubah yang alamiah (nature) menjadi yang budaya
(culture) dengan prinsip mendapatkan yang tepat. Mengatasi efek tata lampu yang
kuat, membuat kepala sesuai dengan peranan yang di kehendaki
7. Kostum
Kostum
pentas semua pemakaian, seperti tutup kapala dan perlengkapan-perlengkapan
lainnya, baik itu kelihatan semua ataupun tidak kelihatan oleh penonton. Kostum
di golongkan lima bagian antara lain: pakaian dasar, pakaian kaki, pakaian
kepala, perlengkapan-perlengkapan dada atau aksesoris.
8. Tata Cahaya
Tata
cahaya dalam penata lampu akan berkaitan dengan kontum yang akan di pikir para
penari. Jadi antara cahaya dan tari saling berkaitan maka dari itu sinepanata
tari bisa menyesuaikannya.
9. Properti
Properti
adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum, tidak termasuk pula perlengkapan
panggung tetapi merupakan perlengkapan yang ikut di tarikan oleh penari.
Misalnya kursi, kipas, pedang, tombak, panah, selendang, atau sapu tangan dan
sebagainya. Penggunanya harus hati-hati dan teliti agar tidak terjadi
kesalahan.
10. Staging ( Pemanggungan)
Staging
(pemanggungan), staging timbul bersama-sama timbulnya tari karena membutuhkan
ruang dan waktu dalam suatu pertunjukan tari selain tempat dan ruang,
diperlukan pula perlengkapan-perlengkapan lainya agar dapat menimbulkan
efek-efek tertentu sehingga tarian yang di sajikan nampak menarik
11. Penonton
Penonton termasuk unsur penting
dalam pementasan. Bagaimana pun sempurnaya persiapan, kalau tidak ada penonton
rasa nya tidak di mainkan. Penonton adalah orang yang hadir untuk penyaksikan
suatu pertuunjukan. Jadi, segala unsur yang telah di sebutkan sebelumnya pada
akhirnya untuk penonton. (http://dahlanforum.wordpress.com/2009/08/10/istilah-
istilah-dalam-bidang-seni-teater/)
2.2
Kajian Relevan
Berdasarkan
telaah perpustakaan yang telah peneliti lakukan ada beberapa hasil penelitian
yang relevan antara lain :
Skripsi
Nella Rahmanita Wati (2013) Pertunjukan Tari Kreasi Bujang Enceh Dare Melayu di
Sanggar Balairung Art Production (BAP) Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Yang
membahas tentang Bagaimanakah pertunjukan tari kreasi Bujang Enceh Dare Melayu
Di Sanggar Balairung Art Production. Penelitian yang di gunakan adalah
kuntitatif dengan metode deskriptif analisis. Sedangkan tekhink pengumpulan
data yaitu menggunakan Observasi non partisipan.Yang menjadi acuan penulis dari
sripsi Nella Rahmanita Wati adalah mengetahui Bagaimanakah pertunjukan tari
kreasi Bujang Enceh Dare Melayu Di Sanggar Balairung Art Production.
Yuwaidah (2011) Tradisi
Tari Tandak Tanjung Selukup di Desa Teluk Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten
Pelalawan. Pokok permasalahan yang di angkat dalam permasalahan ini yaitu unsur-unsur tari apa sajakah yang terdapat
dalam Tari Tandak Tanjung Selikup di Desa Teluk Kecamatan Kuala Kampar
Kabupaten Pelalawan. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya
pergeseran pada Tari Tandak Tanjung Selikup di Desa Teluk Kecamatan Kuala
Kampar Kabupaten Pelalawan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif analisis dan menggunakan data kualitatif, yaitu penelitian dilakukan
dengan cara pendekatan, teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi
nonpartisivan, karena observasinya tidak terlibat lansung ke daerah objek
penelitian, yang menjadi acuan pentulis dari skripsi Yuwaidah yaitu teknik
pengumpulan datanya karena sesuai dengan proposal penulis gunakan.Yang menjadi
acuan penulis dari sripsi Yuwaidah adalah unsur-unsur tari apa sajakah yang
terdapat dalam Tari Tandak Tanjung Selikup di Desa Teluk Kecamatan Kuala Kampar
Kabupaten Pelalawan. Serta Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan
terjadinya pergeseran pada Tari Tandak Tanjung Selikup di Desa Teluk Kecamatan
Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
Minarni
(2007) dengan judul “ pertunjukan Silat Penyambutan Tamu Dalam Tradisi
Masyrakat Suku Bonai Desa Ulak Panian Kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu”
Yang membahas permasalahan tentang bagaimana pertunjukan silat Penyambutan Tamu
Dalam Tradisi Masyrakat Suku Bonai Desa Ulak Panian Kecamatan Kepenuhan
Kabupaten Rokan Hulu. Metodologi penelitian yang di gunakan deskripsi analisis
menggunakan data kualitatif. Penulis mengambil acuan dari skripsi Minarni
mengenai toeri pertunjukan.
Penelitian
yang dilakukan oleh Sefthi Amaliyah (2011) “Tradisi Serentak Manugal Ladang
Kasang di Desa Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri Hilir Kabupaten Kampar”,
permasalaan yang di angkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana mana bentuk
pelaksanaan dan keberadaan tradisi Manugal Lading Kasang di Desa Sungai Pagar
Kecamatan Kampar Kiri Hilir Kabupaten Kampar. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif, yang
menjadi acuan penulis dari penelitian Sefthi Amaliyah yaitu bentuk
pelaksanaannya. Yang menjadi acuan penulis dari sripsi Sefthi Amaliyah adalahpermasalaan
yang di angkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana mana bentuk pelaksanaan dan
keberadaan tradisi Manugal Lading Kasang di Desa Sungai Pagar Kecamatan Kampar
Kiri Hilir Kabupaten Kampar.
Penelitan
yang dilakukan oleh Indah Yuni Pengestu
(2001) tari silat pengean di Desa Kulim Kecamatan Bukit Raya Kota Madya
Pekanbaru. Yang membahas tentang permasalahan bagaimana pertunjukan tari silat
pangean di Desa Kulim Kecamatan Bukit Raya Kota Madya Pekanbaru. Metodologi
penelitian yang di gunakan deskripsi analisis menggunakan data kualitatif
penulis menganbil acuan dari Indah Yuli Pangestu mengenai teori pertunjukan.
Dari
semua kajian relevan diatas secara teoritis mempunyai hubungan yang relevansi
dengan penelitian ini, secara konseptual dapat dijadikan sebagai acuan bagi
penulis Karena menggunakan metode yang sama dengan rumusan yang sama,dan acuan buku yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar